July 21, 2008

Walk With God

Bagai seorang bocah yang sedang belajar berjalan, kini kucoba melangkah setapak demi setapak. Bila dahulu ku melangkah bahkan berdansa dalam tempo cepat, kini aku dipaksaNya melangkah perlahan bersamaNya...setiap langkah memiliki makna....karena dalam setiap langkah, aku belajar untuk menggenggam tanganNya, belajar untuk mengandalkan kekuatanNya dan bukan kemampuanku, belajar untuk percaya pada tuntunanNya, belajar untuk tetap bersamaNya...

I'll walk with god
From this day on
His helping hand I'll lean upon
This is my prayer my humble plea
May the lord be ever with me

There is no death though eyes grow dim
There is no fear when I'm near to him
I'll lean on him forever
And he'll forsake me never

He will not fail me as long as my faith is strong
What ever road I may walk alone

I'll walk with god
I'll take his hand
I'll talk with god he'll understand
I'll pray to him
Each day to him

And he'll hear the words that I say
His hand will guide my throne and rod
And I'll never walk alone
While I walk with god

Today's Blessing

[my loving dad when hospitalized about a year ago, i was still in Papua on that time...] 

Bersama adikku, Erni, week-end ini kami menginap dan menunggu papi yang sedang kembali di rawat, kali ini di RS Gatot Subroto. Sudah hampir 3 minggu papi berada di rumah sakit ini. Sebelumnya papi memang sempat pulang ke rumah selama hampir 2 minggu setelah ia di rawat selama 3 minggu di RS Mitra Internasional dan RS Tebet selama hampir seminggu. Yap ! Selama dua bulan ini papi memang terpaksa harus bolak-balik "menginap" di rumah sakit yang berbeda. 

Saat memandikan papi kami baru mengetahui bahwa di bagian punggung bagian bawah papi ternyata mengalami luka dalam yang cukup serius khususnya bagi papi yang menderita DM [Diabetes Melitus] dan komplikasi ginjal. Sedih, khawatir dan terutama sangat menyesal saat kami mengetahuinya. Memang selama ini kami mempercayakan perawatan harian papi khususnya ritual mandi, dsb, kepada seorang perawat yang memang kami pekerjakan khusus untuk membantu papi dalam ritual kesehariannya. Namun yachh itu tadi....ternyata sebaik dan sebagus apapun dia, tetap keluarga lebih memiliki ketelitian. Menyesal sekali karena selama ini kami justru kurang memperhatikan hal seperti ini. 

Singkatnya, setelah berbicara dengan dokter dan juga menyempatkan diri browsing info di internet tentang luka yang diderita papi, ternyata papi mengalami apa yang disebut Ulkus Dekubitus. Pasien pengguna kursi roda, kelumpuhan karena stroke, dan khususnya orang lanjut usia seperti papi yang tidak dapat berjalan atau bergerak dalam waktu lama [immobilisasi] karena harus berbaring terus di atas tempat tidur dalam waktu lama, memang sering kali mengalami dekubitus. Peningkatan tekanan pada daerah antara kulit dan tulang di area yang sama terus menerus akan memberi pengaruh pada jaringan diantaranya, sehingga aliran darah akan terhambat dan terjadi kurangnya suplai oksigen ke jaringan yang berujung pada kematian jaringan. Daerah yang sering terkena selain punggung bagian bawah / tulang ekor, antara lain tumit, mata kaki bagian luar, pantat, dan belakang paha. Suster yang merawat papi menginformasikan pada kami bahwa untuk mencegah semakin parah terjadinya dekubitus, maka bisa dipakai kasur anti dekubitus, bantal berongga, dan perubahan posisi 30 derajat ke samping. Selama seminggu terakhir ini memang setiap 3 jam sekali kami memindahkan posisi tidur papi sesuai anjuran dokter dengan harapan papi tidak harus mengalami luka akibat terlalu lama berbaring, namun ternyata papi harus mengalaminya. 

Itulah sebabnya seharian ini saya browsing internet mencari informasi mengenai kasur anti dekubitus [yang selalu salah sebut kuucapkan sebagai hibiscus....lebih enak adja nyebutnya hehehe]. Setelah browsing beberapa artikel ternyata harga kasur ini cukup mahal [sekitar 2 jutaan lebih], apalagi karena harus dipompa memakai tenaga listrik. Kasur ini akan terus bergelombang, bergantian gelembungnya, seperti memijat, dan sangat bagus bagi pasien immobile seperti papi. Sempat terdiam juga saat mengetahui harganya yang mahal...yach, jujur saja mahalnya biaya pengobatan papi selama ini dan terbatasnya anggaran yang kami miliki memang telah menjadi kekhawatiran buat kami. Namun dengan tekad untuk memberikan yang terbaik buat papi, saya pun kekeuh mencari tahu dimana saya dapat membeli kasur ini. Di salah satu posting artikel yang ditulis di bulan Oktober 2007, yang saya temukan dari google, saya membaca ada seseorang bernama kenns yang juga mencari informasi serupa untuk mamahnya yang sedang sakit stroke dan beliau ternyata juga menuliskan nomor telepon selularnya dalam posting tersebut. Saya kemudian meneleponnya dengan maksud ingin bertanya dimana dapat membeli kasur tersebut. Sungguh terkejut ketika beliau, yang ternyata bernama bapak Eddy Paulus, tiba-tiba menanyakan apakah saya bersedia menerima berkat, dan ternyata ingin memberikan kasur tersebut secara cuma-cuma kepada saya. Beliau kemudian bercerita bahwa mamahnya yang telah berpulang justru tidak sempat memakai kasur yang telah terlanjur ia beli, dan lebih lanjut ia berkata bahwa ia baru saja selesai beribadah di GBI Fatmawati saat saya menelpon menanyakan soal kasur, dan ia merasa tergerak untuk memberikannya kepada saya. Ketika akhirnya kami bertemu sore ini, beliau menegaskan bahwa tidak ada perkara kebetulan bila Tuhan telah turun tangan. Bahkan Tuhan dapat pakai orang asing yang belum pernah kita kenal untuk menjadi berkat bagi kita. Dan bila kuingat-ingat, memang sering kali aku menerima kemurahanNya yang luar biasa dengan cara seperti yang IA tunjukkan padaku hari ini. Tak kuasa aku kembali menitikkan airmata saat bertamu di rumah pak Eddy. Sungguh, bila kurenungkan aku merasa tidak layak menerima kemurahan Tuhan...namun justru Tuhan seperti tak pernah henti menunjukkan kasihNya,  bahwa IA tidak pernah meninggalkan kita sendirian bergumul dengan berbagai permasalahan....Sore inipun IA mengirim pak Edy untuk menolong kami dan mengambil bagian dalam perawatan papi, beliau menyambutku, Erni dan Ferdy, adik iparku, di rumahnya yang asri di kawasan Ciganjur dengan sangat ramah, bahkan mendoakan papi dan membagi pengalamannya saat merawat mamahnya dan sekaligus membagi firman dan perkataan Tuhan dengan kami. 

Hari ini kembali kami merasakan kemurahan Tuhan bagi keluarga kami. Biarlah ini dapat menjadi kesaksian bahwa sungguh, Tuhan maha tahu dan IA sungguh mengerti dan perduli....biarlah mata hati rohani kita dapat selalu terbuka untuk melihat dan menghitung betapa banyaknya kasih yang IA telah dan akan selalu limpahkan buat kita....setiap pagi, setiap hari....dan dapat membuat kita selalu menaikkan syukur atas segala kebaikanNya...

Thank you so much, my dear Lord Jesus....thank you so much.....

July 18, 2008

Just Do Your Best and Let God Do the Rest...[from Desny]


"
...selama ini saya merasa diri ini mampu. Memang saya berteriak minta tolong, minta dibukakan jalan. Tapi saya selalu melihat masalah dari sudut pandang saya saja. Saya masih memakai ukuran saya. Kalau saya anggap tidak mungkin, ya artinya tidak mungkin. Padahal belum tentu demikian halnya buat Tuhan. Saya memang tidak benar-benar mengijinkan Tuhan menunjukkan jalanNya"

Tulisan diatas adalah curahan hati seorang kawan baru saya, Desny. Membaca tulisannya disini, membuat saya jadi menangis. Apa yang Desny alami beberapa tahun lalu, saat ia menghabiskan malam-malamnya dengan "tangisan diam-diam" karena takut membangunkan suami yang sedang tertidur nyenyak, hingga akhirnya ia berlutut dan mencurahkan isi hati dan kegalauannya pada Tuhan, dan menemukan kedamaian saat mendengar untaian lagu yang memberi pengharapan dan penghiburan.... 

....Aaah Des, apa yang kamu alami saat itu, sedang saya "jalani" saat ini...malam-malam saya jadi semakin terasa semakin panjang, rasanya lama sekali menunggu pagi datang...saya pun sempat takjub juga melihat "kapasitas" airmata saya yang rasanya tiada habisnya saat melewati malam-malam panjang itu....tapi des....saya pun ingin belajar dari apa yang kamu alami. Belajar untuk tidak melihat masalah hanya dari sudut pandang dan pengertian saya semata....tapi dapat belajar untuk "mengijinkan" Tuhan mengerjakan bagianNya...dan saya melakukan bagian saya dengan semampu saya....

"....mulai malam itu cara pandang saya berubah. Saya tahu, bahwa saya harus berusaha semaksimal mungkin, tapi sadar ada bagian yang harus saya relakan untuk diserahkan kepada Tuhan. Bagian yang memang di luar kontrol saya. Biar Tuhan yang “berperang” untuk saya..."

Hidup memang tidak mudah. Dan Tuhan pun tidak pernah menjanjikan hidup ini akan mudah. Yang Tuhan janjikan, IA akan selalu menyertai kita dalam setiap episode kehidupan kita. Dan hari ini, kembali aku dibuatNya kagum....sungguh, Tuhan dapat memakai berbagai cara untuk menghibur dan menguatkan kita. Dan seringkali IA mengirimkan pasukan malaikatNya melalui keluarga dan teman-teman yang telah lama menjadi sahabat, bahkan juga teman baru yang mungkin belum pernah kita temui, namun dapat menjadi berkat bagi kita....

Beberapa tahun lalu, Tuhan mengirimkan lagu dengan lirik indah dibawah ini untuk sahabat baruku, Desny. Lagu ini pernah memberinya kekuatan dan penghiburan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkannya sendirian....dan hari ini, sekalipun belum sempat kudengar lagu ini, namun Tuhan kembali mengirimkan lirik lagu ini kepadaku, melalui Desny,....aahh, cara Tuhan memang sungguh ajaib...bahkan dalam untaian kata tanpa melody, IA mampu menunjukkan kasihNya....dan saat IA memberikan "kesembuhan" dan berkat pada Desny, IA pun memampukan Desny untuk dapat membaginya kepadaku....

Ini lyric lagunya. Thanks alot ya des, not only for sending this to me, but for also writing a beautiful story of yours...

I know the plans I have for you
I know just what you're going through
So when you can't see
what tomorrow holds
And yesterday is through,
Remember I know,
the plans I have for you

I know the plans I have for you
I know just what you're going through
So when you can't see
what tomorrow holds
And yesterday is through,
Remember I know,
the plans I have for you

To give you hope for tomorrow
Joy for your sorrow
Strength for everything you go through
Remember I know the plans I have for you

July 16, 2008

Shelley Lubben

“Buat aku, momen tak terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku melihatku telanjang dan berciuman dengan gadis lain. Kami berharap kalian kaum pria membantu memperjuangkan kebebasan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami.”

Di bawah ini adalah surat dari bekas bintang film porno Shelley Lubben, yang akhirnya bisa keluar dari dunia gelap industri porno, dan sekarang menjadi aktivis yang berjuang melawan eksploitasi seksual terhadap gadis-gadis muda Amerika dalam film porno.

Gadis cantik, tubuh seksi, telanjang, dan mata yang membangkitkan gairah seakan-akan berkata “I want you”. Itu yang biasa kamu lihat di cover film porno, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang masa.

Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya karena nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku pada uang. Aku tidak pernah menyukai seks. Bahkan aku tidak menginginkannya dan faktanya aku lebih banyak minum Jack Daniels daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku untuk berpura-pura di film.

Tidak ada di antara kami gadis-gadis blonde yang menyukai “being in porn movie”. Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan keringat dan bau busuknya. Beberapa di antara kami sering sampai muntah di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti.

Tapi porn industry ingin agar kamu selalu berpikir kalau kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di film.

Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting, dan kami hanya diberi dua pilihan oleh produser: “Lakukan atau pulang tanpa bayaran. Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi.” Iya, memang benar kami punya pilihan. Beberapa di antara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam.

Beberapa di antara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah seorang artis film porno setelah syuting, dengan menahan sakit sepanjang hari, setiba di rumah menembak kepalanya sendiri dengan pistol. Mati!

Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada di atas tubuh kami. Jadi sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan kamera, padahal sebenarnya kami membenci setiap menitnya.

Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya. Herpes, gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll setiap hari menghantui kami. Memang setiap bulan kami diperiksa, tapi kamu tahu kalo hal tersebut tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu.

Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikan. Banyak dari kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam.

Di luar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang normal. Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan “laki-laki biasa”, maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian. Buat aku momen yang gak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya.

Pada hari yang lain kami bisa berubah seperti zombie, dengan botol bir di tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka bersih-bersih, jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri. Biasanya kami memesan makanan yang kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita bulimia.

Bagi artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk. Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yang berumur 4 tahun yang menyeret kami dari lantai.

Dan ketika ada tamu [kebanyakan karena alasan seks], kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dalam kamar dan menyuruh mereka untuk diam. Aku biasa membekali anak gadisku dengan pager dan kusuruh dia menungguku di taman sampai aku selesai dengan tamuku.

Kalo kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin kamu akan kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya, kami artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua trauma dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya sendiri.

Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau berdoa untuk kami dan semoga Tuhan mau mendengar dan mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu.

Surat ini kupersembahkan kepada semua artis porno yang terjangkit penyakit HIV/AIDS, meninggal karena over dosis maupun bunuh diri — Shelley Lubben.

July 15, 2008

Visi Indonesia 2030 ?

Sebelum memasuki krisis tahun 1997 lalu, Jeffrey E. Garten, mantan penasihat bisnis Bill Clinton, berpendapat bahwa dengan berakhirnya perang dingin, runtuhnya pembagian dunia dari dua blok menjadi satu blok, blok pertumbuhan dan pembangunan ekonomi akan membentuk peta kekuatan baru dunia. Mereka adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara The Big Emerging Markets [BEMS], yaitu Indonesia, China, Korea Selatan, India, Turki, Meksiko, Brasil, Argentina, Polandia dan Afrika Selatan. Yaap....Indonesia !!! Lebih jauh Garten juga mengatakan bahwa ke 10 negara BEMS ini nantinya akan mengubah peta politik dan ekonomi global. Waahhh....bangga kan ada nama Indonesia disebut ???

Sepuluh tahun kemudian setelah 'ramalan' Garten, tepatnya pada tahun 2007 lalu, Yayasan Indonesia Forum yang dipimpin oleh Chairul Tanjung merumuskan Visi Indonesia 2030, yaitu menjadi bangsa yang terkemuka. Lembaga ini memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara maju yang unggul dalam pengelolaan sumber daya alamnya dengan ditopang oleh empat pencapaian utama, yaitu peningkatan pendapatan perkapita pada 2030 mencapai 18,000 dolar AS pertahun, pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan, perwujudan kualitas hidup modern yang merata, dan mengantarkan setidaknya 30 perusahaan Indonesia masuk dalam daftar "Fortune 500 Company".  Pertumbuhan ekonomi riil rata-rata diperkirakan sebesar 7,62 persen dengan laju inflasi 4,95 persen, dan pertumbuhan penduduk [hanya] sekitar 1,12 persen pertahun. Diprediksi pada tahun 2030, dengan jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa, PDB Indonesia akan mencapai 5,1 triliun dolar AS. Indonesia akan berada pada posisi kelima negara dengan ekonomi terbesar setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. 

Pertanyaannya: mungkinkah visi ini [masih] dapat tercapai ??? 

Yang kulihat saat ini  justru kondisi yang semakin mengenaskan. Alih-alih bangkit dari keterpurukan ekonomi dan serangan bencana alam yang bertubi-tubi, Indonesia malah semakin masuk ke jurang krisis terdalam. Sekalipun BLT telah dikucurkan untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM, ternyata tidak juga berhasil mengurangi angka kemiskinan. Bahkan baru-baru ini kepala BPS yang saya lupa namanya, justru mengatakan angka kemiskinan meningkat sebesar 2,3 persen pasca pembagian BLT. Hebat juga sang kepala BPS ini....saya khawatir pernyataan beliau ini akan membuat "posisi"nya terancam....tapi salut buat keberanian beliau menyampaikan fakta kepada publik ! Pengangguran nampaknya semakin sulit terkendali, dan biasanya pun akan diikuti oleh meningkatnya kriminalitas sekaligus lonjakan pertumbuhan penduduk.....paling tidak teori Gary Becker yang kupelajari juga menegaskan hal ini bahwa masyarakat yang kurang "mampu" secara ekonomi, akan lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga, dan memiliki lebih banyak anak ... Berbagai krisis satu demi satu mulai melanda negeri ini. Krisis integritas yang diwarnai oleh semakin merajalelanya korupsi yang dilakukan oleh para pejabat publik di semua level aparat kenegaraan [eksekutif, legislatif dan yudikatif]. Krisis berbagai pasokan kebutuhan 'dasar' masyarakat [kesehatan, pendidikan, perumahan, listrik, air, dsb]. Hingga krisis yang menimpa social capital bangsa ini, khususnya rasa saling percaya diantara sesama anggota masyarakat. Francis Fukuyama mengatakan rasa saling percaya adalah modal sosial yang paling diperlukan untuk membangun keunggulan dan memenangkan kompetisi global. Lihatlah kejayaan Amerika, yang pada kenyataannya dibangun bukan oleh etos individualisme yang banyak kita bayangkan selama ini, tetapi lebih pada keeratan [cohesiveness] ikatan kewargaan [civil association] pada kekuatan komunitasnya. Bagaimana dengan Indonesia ? Cobalah kaitkan dengan berbagai incident kekerasan yang dilakukan oleh sesama anggota masyarakat belakangan ini. Adakah terlihat kebersamaan dan rasa saling percaya ? 

Ditengah hiruk-pikuk perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional yang ramai-ramai diselenggarakan oleh berbagai lapisan masyarakat, pertanyaan penting sekaligus tantangan bagi kita semua saat ini, masih bisakah kita kembali "bangkit" dari semua keterpurukan ini ???
 

July 4, 2008

Tetap Bersyukur

Ini janjiku. Ini tekadku. Dan ini doaku. 
Sekalipun badai kehidupan datang menerjang, hatiku tak kan pernah berpaling dariNya. Tak'kan pernah kubiarkan ada bimbang akan kebesaran kasihNya padaku. Karena IA adalah Bapaku yang sempurna. Langit dan Bumi, semua yang diatas dan dibawah adalah milik kepunyaanNya. Demikian juga hidupku. Aku milikNya. Maka biarlah semua kehendakNya dinyatakan dalam hidupku. 

Terimakasihku padaMu ya Tuhan....karena sekalipun rasa "sakit" itu datang silih berganti, dapat tetap kurasakan kasihMu, tetap KAU mampukan hatiku 'tuk menaikkan syukur bagiMu...

"Hitunglah semua kerugianmu, ternyata tidaklah terlalu besar. Hitunglah kekayaaanmu, ternyata selalu lebih besar dari kerugianmu. Jadi mengapa risau hatimu ?" 

Everything Has Its Time

To everything there is a season. A time for every purpose under heaven.

A time to be born. And a time to die. 
A time to plant. And a time to pluck what is planted. 
A time to kill. And a time to heal. 
A time to break down. And a time to build up.
A time to weep. And a time to laugh. 
A time to mourn. And a time to dance. 
A time to cast away stones. And a time to gather stones. 
A time to embrace. And a time to refrain from embracing. 
A time to gain. And a time to lose. 
A time to keep. And a time to throw away. 
A time to tear. And a time to sew. 
A time to keep silence. And a time to speak.
A time to love. And a time to  hate. 
A time of war. And a time of peace. 

What profit has the worker from that in which he labors? I have seen the God-given task with which the sons of men are to be occupied. 

He has made everything beautiful in its time. Also He has put eternity in their hearts, except that no one can find out the work that God does from beginning to end. I know that nothing is better for them than to rejoice, and to do good in their lives, and also that every man should eat and drink and enjoy the good of all his labor--It is the gift of God. 

[Ecclesiastes 3: 1-13]