June 28, 2008

Dari Yogya....Mengenang Alm. Nenek...


Ada hal unik lain yang kulihat saat sedang berbelanja di Pasar Bringharjo. Mayoritas penjualnya adalah kaum perempuan yang telah cukup lanjut usia. Bahkan ada yang sudah terlihat tua. Aaahh.....perempuan memang hebat. Khususnya para perempuan desa yang sederhana, namun memiliki semangat juang yang tinggi. Seperti tidak ada kata "pensiun" buat mereka. Tak hanya menganggumi mereka sehingga membuatku selalu senang dan ingin memotret photo perempuan tua yang sedang bekerja, namun aku juga menganggumi setiap cerita kehidupan mereka. Berbicara dengan mereka. Saat bersama mereka, tiba-tiba aku bisa menjadi seorang anak dan sekaligus "pendengar" yang baik bagi mereka.....hehehe....padahal biasanya aku lebih senang "bercerita" daripada mendengar cerita teman-temanku....upss,.....hihihihi, maap yaa teman2ku.....:) Bagiku, para perempuan inilah yang sesungguhnya adalah pahlawan keluarga, masyarakat dan juga bangsa ini. Dari merekalah sesungguhnya kita belajar akan makna ketulusan, pengorbanan dan juga kesetiaan. Ke-3 hal yang aku sendiri tak yakin apakah aku cukup mengerti maknanya apalagi memilikinya dalam diriku.  

Potret lain yang juga kulihat di pasar traditional ini adalah gambaran seorang penjual aneka kue khas Yogya ini. Saat melihatnya, entah mengapa aku jadi teringat almarhum nenek [umak]ku yang berasal dari Palembang. Aku jadi merindukan beliau. Dan mengenang beliau dalam ingatan kanak-kanakku. Yaach, beliau meninggal saat usiaku masih 14 tahun. Sehari-hari beliau dulu juga selalu mengenakan kain kebaya dan stagen seperti si ibu dalam fotoku ini. Beliau juga sangat pintar membuat kue. Ada kue khas beliau yang biasa dibuatnya untuk kami saat kami mengunjungi beliau. Kami menyebut kue beliau itu "kue burok". Burok dalam bahasa Palembang artinya jelek. Karena memang menurut kacamata kami saat itu, kue nenek nampak terlihat aneh. Berbentuk persegi panjang dengan pola bulatan kecil yang dicetak dari garpu. Namun walau bentuknya aneh, rasanya luar biasa enak. Terbuat dari buah nanas dan entah apa lagi [maklum....ga ngerti masak...hehehe!] Yang jelas, kue "burok" nenek umak adalah kue kegemaran ke empat orang cucunya. Setiap kali kami berlibur dan selesai berlibur adalah suatu keharusan bagi nenek untuk membekali kami dengan beberapa toples kue ini. Sehingga akhirnya kue "burok" nenek jadi cukup terkenal di kalangan teman-teman sekolah kami yang saat itu tinggal di Bandung, teman-teman almarhum mami dan juga penduduk desa dimana nenek tinggal, yaitu dusun Lembak, Prabumulih. Singkatnya, kue Burok nenek kemudian menjadi "dipaten"kan menjadi kue khas daerah tersebut. Dan menjadi kue yang harus disajikan saat lebaran tiba. Bangga sekali rasanya kreasi kue bikinan nenek yang awalnya dibuat beliau untuk menyenangkan hati cucu-cucunya, kemudian menjadi kue yang cukup terkenal dan digemari oleh banyak orang lain. Juga bangga karena kue bikinan nenek kemudian dikenal oleh banyak orang sesuai dengan nama yang kami berikan saat itu, yaitu Kue Burok :) Saat nenek telah meninggal, saban kali kami pulang ke kampung nenek, warga setempat yang dulu sempat diajarkan nenek membuat kue ini, biasanya akan berbaik hati membuatkan kami kue Burok bikinan mereka. Walau tentunya bagi kami tidak ada yang seenak kue bikinan nenek kami..... hehehe.....oya, bahkan beberapa kerabat nenek juga sempat menawarkanku bila ingin belajar membuat kue ini. Barangkali mereka kasihan juga, karena dari dulunya keluarga nenek memang terkenal sebagai pembuat aneka kue enak khas Palembang, tapi kok justru cucu perempuan dari anak perempuan satu-satunya tidak bisa masak malah "musuhan" sama dapur dan aneka perkakasnya....hehehehe 

Aaah... Berada di Yogya, dari sudut Pasar Bringharjo, justru membuatku merindukan alm. nenek umakku. Juga seorang perempuan sederhana dari dusun Lembak di Kota Prabumulih, Sumatra-Selatan. Merindukan kampung halaman beliau dan alm. mami. Membuatku teringat masih mengalir darah Palembang dalam diriku. Dari keluarga asli Palembang yang cukup dikenal sebagai ahlinya pembuat aneka kue dan makanan khas Palembang. Namun entah kapan akhirnya aku bisa mewarisi keahlian alm. nenek dan mami, atau paling tidak memiliki "kesungguhan" untuk dapat belajar mengakrapkan diri dengan dapur....[hmm, yang ini aja membuat suamiku suka pesimis....hehehe....] 

Oleh-oleh dari Pasar Bringharjo

Buat penggemar wisata kuliner khususnya makanan khas lokal, maka belumlah mengunjungi kota Yogya kalau belum mencoba aneka jajanan pasar di sepanjang Pasar Bringharjo. Pasar traditional yang terletak di pusat jalan Malioboro ini tidak hanya menjual aneka rupa batik, textile dan souvenir khas kota "gudeg", namun juga aneka jajanan ringan hingga makanan berat seperti gado-gado, ayam opor, gudeg, dan juga sate khas yogya. 

Nach, mengenai sate, ada yang sate yang menurutku cukup unik di kota ini. Saat itu hari telah menjelang sore saat aku selesai berbelanja busana batik di Pasar Bringharjo. Perut mulai "keroncongan" karena siangnya aku hanya sempat mengemil sebatang coklat kitkat curian dari pesawat [hehehe]. Dengan niat mencoba menjajal aneka jajanan yang didagangkan di sepanjang pintu masuk pasar ini, mulailah aku mencoba satu demi satu aneka rupa makanan yang ditawarkan. Heyyy.... ! Tentunya dengan porsi sedikit doonk....maklumlah, kapasitas perut khan juga terbatas :) Gado-gadonya lumayan enak walau aku agak kurang "sreg" dengan bumbu kacangnya yang menurutku agak pedes. Aku juga mencoba satu buah lumpia goreng yang dimakan dengan bumbu bawang putih yang dihaluskan. Yang ini lumayan enak, bumbunya unik dan ternyata merupakan makanan kesukaan adikku. Kalau aku siih....yach lumayanlah....:) 

Hingga di ujung sudut Pasar Bringharjo, tepatnya di seberang Mirota Batik, aku melihat seorang ibu penjual sate yang tampak "berbeda". Satenya terbuat dari sapi, tepatnya dari lemak sapi yang dibakar,....hmmm, kolesterol tinggi tentunya. Tapi dengan niat sekedar mencoba, mulailah aku membeli lima tusuk sate yang dibungkus dengan daun pisang seharga Rp. 3 ribu. Murah yaaa ? Dan ternyata, .... rasanya gurih sekali. Manis. Agak sedikit pedas. Wangi ! Bahkan aku sempat membeli lima tusuk lagi. hehehe...jadi ga jelas juga, apakah lapar atau memang doyan....tapi bener deeh, kalau berkunjung ke Yogya dan khususnya Pasar Bringharjo, coba deeh sempatin mencoba sate [lemak] sapi ini. Rasanya memang lain dari sate ayam, kambing atau bahkan daging sapi lainnya. Paling engga, dari sate-sate yang pernah aku coba selama ini lhooh yaaa :) Yang uniknya lagi, sate ini dijual tanpa nasi ataupun lontong. Kalaupun mau dimakan dengan nasi, disamping si ibu penjual, ada ibu lain yang menjual nasi rames dan gado-gado. Coba saja membeli nasi dari si ibu penjual ini. Namun bahkan dimakan tanpa nasi ataupun lontong, buatku sih sudah yummy banget dan kita dapat merasakan cita rasa asli dari sate sapi khas pasar Bringharjo ini. Coba deeh.... ! :) 

June 27, 2008

Encouraging Response From Grand Mercure Hotel in Yogyakarta


Related to my previous post about my disappointment with the service of Grand Mercure Hotel in Yogyakarta, so during my check-out at the hotel, I met one of the manager, Bapak Dodit Hapsoro. He came to me, gave an explanation and apologize for the inconvenient that my hubby and I experienced during our stay at the hotel. I appreciated with his seriousness in [finally] taking care and responding to their customer's complaint and needs. They also sent me this below  apology email with a promise that they will upgrade a room for us whenever we visit the hotel again :) 

So, case closed ! And I am hoping that my hubby and I can still be a loyal customer for Grand Mercure in Yogya as we are for the Majapahit Hotel in Surabaya....:) 

--- On Tue, 6/24/08, Dodit wrote: From: Dodit
Subject: Grand Mercure Yogyakarta / Your last stay
To: lia_rina_marpaung@yahoo.com
Cc: "Chief Engineering" , "Director Of sales" , General Manager" , "Front Ofice manager" , "Executive Housekeeper"

Dear Ibu Lia,
 
Warm greetings from Grand Mercure Yogyakarta !

Following your comment and our  conversation during your check out on June 24, 2008, I was quite disappointed to know about the problems associated with your recent stay with us.  There is simply no excuse for the many and varied failures on our part. It appears that you did catch us at our worst, and for that I deeply apologize. We have taken note of your displeasure with the AC noise outside of your room as well as the poor assistance from our staff on this matter. Rest assured that I shared your comments with our department head concerned and immediate steps have been taken to ensure no further reoccurrence. I am sure you recognize that your most recent experience is not typical of our usual high level of service. It is a great disappointment to me whenever we fail, but it is of particular concern to let down a valued guest.


Thank you once again for your constructive comments. These will certainly enable us to improve the quality of our services to better meet the needs of our guests. If there is anything else we can do to make your next visit a more comfortable and happy one, please do not hesitate to contact me directly as  I will be happy to extend you a  room upgrade to the next category booked for your next visit.


Meanwhile, I remain at your disposal for any further information you may require.


Very best regards,
 
Dodit Hapsoro
Room Division Manager
Grand Mercure Yogyakarta
Jl. Jendral Sudirman No. 9 
Yogyakarta 55223
Indonesia

June 24, 2008

What A Noisy at Grand Mercure Hotel in Yogyakarta !

It's been two days that my hubby and I visited Yogya for some work [for my hubby] and a combination of leisure and business [for the wife hehehe]. Before we got married, my hubby used to stay at Melia Purosani Hotel. While I preferred to stay at Radisson or now called Yogya Plaza Hotel. But now he insist me to stay at Grand Mercure Hotel. His reason is because I can simply access free internet available in every corner of the hotel. 

So here I am. Staying at this historic colonial style hotel which have 144 rooms with private balconies. In a glance this hotel looks quite similar with my most favorite Majapahit Hotel in Surabaya, so I was thought that I can enjoy my staying here as enjoyable as in Majapahit Hotel. But it was totally wrong ! As a frequent traveller who spent many times at five stars to thousand stars hotel [note: thousand stars hotel means a hotel where you can have your room directly facing the sky and the stars above, or in other word : camping :)], I just can simply judge the quality of hotel. Doesn't  mean that five stars can always provide their best "five stars" services to the customers. I found that some of a no-stars hotel could provide better quality of services than those big hotels. 

I am quite disappointed with this Grand Mercure Hotel in Yogya. Even thought we have a cozy room at the second floor of the hotel with its nice pillows and neat decoration, but unfortunately it wasn't a guarantee that we [or the others] could have a good sleep here. For those who have so many activities on a day, a good rest with a good sleep without disturbance is very important. But here, we just can't sleep well as terrible non-stop noise came from the fan-belt of the room air conditioner placed at the balcony of the room, a meter away from our bed. The voice is so disturbing especially on the middle of the night. I woke up this morning with feeling unsatisfied and dizzy, as I keep waking up. When I reported this to the reception and asked their engineering guys to fix it, or give us another [better] room with no such of disturbing noises, they told me that is the usual condition, meaning they can't do anything about it, meaning that all rooms have similar condition, the different is on the volume of its noise, whether its too loud [like in our room] or not too loud [dunno how not too loud they mentioned about!]. Huhhh ???? What an excuse  ! 

Gorgeous from the outside, doesn't mean gorgeous from the inside ! Neat decoration but without proper planning for its best utility ! 

[Anyway, the internet access is superb ! That is one of the most enjoyable moment that I have during our stays at this Grand Mercure Hotel !] 

June 22, 2008

IBU, Di Ujung Senja Harimu....


[cerita seorang ibu tua di sudut bukit Gunung Merapi, hingga senja usiaku, tetap kusabar memanggul kayu menapaki bukit, august 2007]

[cerita seorang ibu tua penjual bunga abadi di sudut bukit Gunung Merapi, tak letih menjual bunga sebagai tanda cinta dan kesetiaan, august 2007]
[cerita seorang ibu di salah satu desa di Mojokerto, Jawa-Timur,  melalui hari memanggul beratnya beban hidup melawan pahitnya kemiskinan, february 2008]
[cerita seorang ibu tua, yang tak pernah gentar menantang kejamnya hutan tropik di kab. Sorong, Papua Barat, photo courtesy by Ijul 2007]

[cerita seorang perempuan suku Dani, menjalani hari menyambut ketidakadilan dan beratnya kemiskinan di Pegunungan Jayawijaya, Papua, august 2007]

[Note: If your mother better and healthier than those women in poverty, then you are so blessed !] 

June 20, 2008

[Still about] Fear and Learn to Detach


At 2 am mid, my sister sent me a text message and said that my dad was brought to hospital again after went home for almost a week. As always, we all panic and scared. It almost morning when we all finally can go home and start to sleep. But definitely I can't go sleep well, for so many thought, fear and worry across my mind plus the bad dreams...

Then my "namboru" [my dad's younger sister] was calling me this early morning when I just thought I can finally have a good sleep. She was crying knowing what happened last night to my dad. We talked about it and other matter, till she finally told me to learn to "release" and pray for the best for my dad. 

Detach....learn to detach, that's what she asked me. That's what my elder brother and sister have asked me the other day too.  That is not that easy, right ? Especially to those who are so close with you, someone who are very dear to you. When they told me this, I almost can't say a word for only tears falling down. Where "Hope and Faith" are flying away this time ? Still it is so hard to accept the fact,  that those illnesses suffered by my dad are perhaps a sign that his journey may not be much longer, that there is only so much sunshine left in the day, emotionally it is really harder to get prepared for the twilight, for this fact. I have lost my mom for almost five years ago, but still difficult to accept on how things will be done without her, or when my dad won't be with us again...

There are still so many thing that I want to share with my old-man. So many talks that I still want to have with him, for I still need for his guidance, and for I feel that he has not complete it yet in teaching me this lesson of life...

June 19, 2008

Someone

For you to remember, 

Somewhere..., there is someone who dreams of your smile, and finds in your presence that life is worth while... so when you are lonely, remember that it's true...somebody, somewhere, is thinking of you ! 

When I feel bit lonely today, suddenly I have an incoming sms on the late midnight, from a dear old long-lost friend, just a minute after I thought that it will be nice to have someone that I can talk with on that lonely midnight...seems that the universe was listen to the voice within me....isn't it so sweet and touched, knowing that someone else out there, is thinking of you, remember you, and from far, sending their pray and wish for you ? 

[Don't you think so ??? May in this life, you have that "someone in somewhere" ....]


June 14, 2008

Each Day Too Short ?

Phewww.....!!! I feel that each day now is too short for all the thoughts that I want to think. All the walks that I want to take. All the places that I want to go. All the books that I want to read. All the friends that I want to see. 

Sometimes 24 hours a day is just not enough. Just like today ! There are so many things that I still want to do, need to do, and must to do. But I just can't complete it all !  

A reminder to me. That not only for Christie, but I also [still] need to learn about [choosing] priority. A reminder to me.  That time is so limited. And a reminder to me. That 'am still just an ordinary human being and ain't a superwoman ! 

June 13, 2008

No Fear. No Surprise. No Hesitation. No Doubt.


What I've learned from this life today !

No Fea
r
. There should be nothing in this life that you are afraid of. If there is, then you might need to do some work on overcoming that fear. Whatever you fear, face it head on and defeat it. 

No Surprise. Whatever our current situation now, it is going to change. So no surprise then. Keep waking up and nothing sneak up on us!

No Hesitation. Weight up the odds and then just get on with it. If you hang back, the opportunity will have passed. If you spend too long thinking, you'll never make a move. Once we have looked at the options, we make a choice, a decision and then go for it! No hesitation and do not wait around for other people to help out or make up our minds for us. Just throw yourself in head first and enjoy the ride :) 

No Doubt. Once we have made our mind up about something, don't go over it again and again. Stop thinking and enjoy, relax and let go ! Stop worrying, as tomorrow will come along as certainly as it can. No doubt about life. Be confident. Be committed. Be sure of yourself. Once we have committed ourselves to a set course, a path, a plan, then follow it though. Have no doubt it was the right thing to do and no doubt that we will succeed. Trust your judgement completely ! 

Mop Papua [lageee....]

[ko tau yang mana si obed kaah ?? hehehe]

Yang Su Kotor Tra Boleh Diambil Lagi

Ada pace satu dia jalan deng dia pu nenek. Waktu itu dia lagi makan pisang goreng sambil jalan. Kaget begini dia pu pisang goreng itu jatuh. Giliran dia mo ambil, dia pu nenek larang,
Nenek : “Eh... barang yang su kotor jangan diambil lagi”
Pace langsung sedih skali. Habis itu dia lanjutkan lagi jalan dengan nenek. Jalan terus, lewat di jembatan got. Karena nenek tidak bisa jalan dengan baik lagi, nenek jatuh ke got. Langsung nenek bilang,
Nenek : “Cucu... cepat ko angkat saya”
Cucu : “Ah tidak... sa tra mau!”
Nenek : “Kenapa ko tra mau tolong saya??”
Cucu : "Ah nenek... yang su kotor tra boleh diambil lagi..."
Nenek : "!!!????"

Pemberantasan Angka Buta Huruf di Papua
Pas ada pemberantasan buta huruf di Biak nich, baru dong bawa pa guru org Jawa baru badan kurus e, untuk ajar napi-napi Biak dorang.
Baru kam su tau to, orang Biak dong pu badan kan paling besar-besar. Trus waktu pertama belajar langsung pa guru bilang begini...
"Teman2 hari kita pelajaran Matematika..."
Pa Guru tanya, "4+4 berapa?"
Trus ada yang jawab 7,9, n 8 trus pa guru bilang dalam hati begini...
"kalu sa bilang 8 nanti yang jawab 7 dan 9 pukul saya..."
Karna dia takut dapat pukul langsung de bilang begini,
"Sebenarnya 8... tapi 7 juga bisa... 9 juga bisa..."

Obed Pu Dendam Matematika
Suatu hari di sekolah, Obed dapat tanya dari Pak Guru Matematika.
Guru: "Obed, bayangkan ko punya 10 permen, trus ko bagi ke ko pu teman Nico 3 dan ke Acong 5, berarti ko punya permen tinggal berapa?"
Obed: "Itu gampang pak guru, sa pu permen tetap 10 pak..."
Pak Guru: "Kenapa begitu? Ko hitung bagemana kah?"
Obed: "Soalnya, Nico dan Acong dong dua pernah sembunyi sa pu kaos kaki jadi jang harap sa mo bagi apa-apa ke dong dua... sorry ee..."

Pace Jual Daging
Pace Obed ko sakit kepala, jadi siang itu pace ko lagi tidur di kamar. Tra lama begini, ada tukang jual daging lewat. Dia teriak kuat-kuat. “Daginggggg sapiii!! Daginggg Sapiiiii!”
Makin ke dekat pace Obed pu rumah, suara makin kuat. “Daginggg sapiii!”
Pace Obed emosi, dia tra tahan deng penjual daging pu suara yang bikin dia pu kepala tambah pusing.Pace kasi keluar kepala dari jendela dan teriak penjual daging. “Hehhh... tra Bisa suara pelan kah??? Ko pu otakkkk kah tidak???"
Penjual daging langsung sambung:
”Aduhh, maaf pak, Otak sapinya sudah habis, yang ada tinggal daging dan hati sapi aja, bapa mau brapa kilo? “
Pace kasi keluar tangan yang pace kepal, “Ko mau ini???”
Penjual langsung kaburr!

Hapal Nomor PIN ATM
Obed dan dia pu teman rencana curi uang di Mesin ATM.Obed pu teman suruh Obed yang intip nomor PIN orang yang masuk di Kamar mesin ATM.Setelah intip cukup lama, Obed datang ke dia pu teman sambil senyum-senyum.
Obed pu teman:” Bagemana Obed, berhasil hapal dong pu nomor PIN kah?”
Obed:” Gampang skali, sa satu kali lihat langsung tau moo,”
Teman:” ah, yang betul, ko hebat skali… brapa nomor PIN nya?”
Obed:” Smua nomor PIN sama, pas ada orang masuk, sa perhatikan di Monitor, nomor PIN nya yang muncul tuh tanda Bintang 4 kali,”
Teman:” Goblok!!! Tanda Bintang di monitor tuh memang sudah begitu, yang harus ko lihat tuh nomor berapa yang dong tekan. Adooo Obed, ko parah skali,”

Nenek Manokwari Panggil Ojek
Ada seorang nenek asli Manokwari. Nenek tu berjalan menuju pasar Sanggeng, di tengah keramaian nenek tu brteriak memanggil ojek.
Nenek : "Ojek... ojek...!!"
Tak lama seorang ojek menghampirinya dan berkata
Ojek : " Ada apa nenek, ko perlu ojek kah??"
Nenek tersebut tersenyum padanya dan berkata,
Nenek : "Ah....hh tidak za cm mau apa ko saja jgn sampe ko bilang za sombong lagi!?"
Ojek : "Ternyata nenek ko mantan artisss ka ni.... he2..."

Serba Mahal
Obed datang ke dia pu bapa yang lagi asyik baca koran dan bilang.
Obed: “Bapa, sa lapar nih, bapa bikin Pisang Goreng kah?”
Pace: ” Jang minta pisang goreng, Minyak Goreng mahal!!”
Obed: “ Kalo begitu, pisang rebus saja,”
Pace: “ Rebus tra bisa, minyak tanah juga mahal,”
Obed: “ Bagemana kalo dibakar saja,”
Pace:” Pake kayu dari mana? Skarang yang tebang-tembang kayu sembarang tuh nanti dapat tangkap,”
Obed:” Kalo begitu sa mo makan pisang mentah saja!”
Pace: “ Jangan, nanti perut sakit, Obat mahal,”
Obed semakin emosi deng pace pu jawaban.
Obed:” Mahal..mahal..mahal... bapa kerja too, jang kerja baca koran terussss!!” Pace kejar Obed, Obed larii.

Pace Takut Suntik
PACE satu dia ke dokter di puskesmas mau berobat. Setelah diperiksa, dokter sarankan untuk suntik pace saja. Parahnya, pace nih paling takut suntik.
Pace: "Dokter, sa izin sebentar keluar dulu ee.."
Dokter su curiga, pasti pace mo pergi dan tra suntik. "Tra bisa, pace ! Ko harus suntik dulu, harus !!! Setelah itu baru ko bisa pergi,"
Pace: "Iyo sa tau, tapi sa pigi sebentar saja ke kios sebelah, nanti sa balik",
Akhirnya dokter mengalah. Untuk kasi hilang itu rasa takut suntik, pace ke kios dan beli wisky satu botol, trus pace minum sendiri. Maksudnya supaya pace agak berani, tapi parahnya, pace terlalu banyak minum jadi akhirnya pace mabuk berat.
Pace balik ke puskesmas dan banting pintu sambil ba-teriak:
"Sa mo tanya!! Siapa yang tadi mau suntik saya eee !! Hehhh......!!! Jawab !!! Siapa yang tadi jago-jago mo suntik saya eee ??!!"
Dokter, suster dan pasien smua takut dan kabur lewat pintu blakang...

Memberi Nama Anak Urep
Ada seorang mama yang baru saja melahirkan di RSU Sorong. Mama ini sudah pung anak tiga orang laki-laki semua. Jadi ingin sekali punya anak perempuan, supaya dapat "mas kawin" begitu.
Bidan : "Mama, ini anak sudah saya kasih bersih..."
Mama : "Laki-laki atau perempuan kah?" (tanya mama tara mo tengok ke anaknya).
Bidan : "Laki-laki Mama..."
Mama : "Ah... laki-laki lagi..." (dengan kecewa berat)
Bidan : "Lantas... kitong kasih nama dia siapa?"
Mama : "Kasih nama dia UREP saja... sebab dia pung bapa nama YAKOB."
Bidan : "??!!"

Bos Obed Pu Jas Terbakar
Obed nih seorang pembantu. suatu siang, dia telepon dia pu bos di kantor.
Obed:"Halo bos, ini saya Obed,"
Bos:"Oh, Obed, ada apa telepon?"
Obed:"Ah trada bos, sa cuma mo lapor skalian minta maaf, waktu sa setrika tadi, Bos pu jas terbakar,"
Bos yang keliatan sibuk jawab:"Sudahlah Obed, biar saja! tidak apa-apa, nanti saya beli yang baru,"
Obed:"Oh, Bos baik sekali, terima kasih,"
Bos:"Halo Obed, macam ramai sekali deng suara-suara di sebelah, ko ada dimanakah? ini ko telepon darimana?"
Obed:"Sa di wartel Bos,"
Bos:"Kenapa tra telepon dari rumah saja?"
Obed:"Tidak bisa Bos, masalahnya rumah juga ikut terbakar deng Bos pu jas yang saya lapor tadi tuh,"
Bos:"Haaa????"

Kali-Kali
Ada satu anak SD datang dari kampung di pegunungan Jayawijaya. Dia datang ke kota Jayapura untuk sekolah. Anak ini pu nama Anes Wenda. Pas pelajaran Matematika, ibu guru tanya dia:
"Anes, 4x4 berapa ?"
Karena tra tau, Anes diam saja.
Ibu guru tanya lagi, " 2x2 berapa?"
Anes tetap diam saja.
Trus ibu tanya lagi, "ko ini gimana,.... ya sudah kalau 3x3 berapa ? ko jawab kahh ...."
Anes akhirnya jawab " satu bu guru...."
"Salah !!!", Bu guru langsung jawab.
Anes langsung de jawab. "Aah ibu guru ini .... kalau ibu tanya kali-kali yang mengalir di sa pu kampung, sa tau...mulai dari kali diatas gunung sampai kali yang di hutan, smua sa tau. Tapi kalo ibu tanya kali-kali yang di kota, sa belum hapal. Jadi ibu tunggu sa hapal dulu eee...."
Ibu guru ... terdiam.

[Contributor: dr. Willy :)] 

Mop Papua

Ada satu anak Papua tanya dia 'pu ibu guru, knapa matahari satu saja sedangkan bintang jumlahnya banyak sekali. Jawab ibu guru: anak, ko harus bersyukur matahari satu saja....ko su hitam, bgmana kalo ada 2 matahari...pasti ko su gosong...! 

June 9, 2008

Bagaikan Tuts Piano...

Hidup ini bagaikan tuts-tuts piano. Yang putih adalah kebahagiaan dan yang hitam adalah kesedihan. Namun hanya dengan kuasa tangan Tuhan yang ajaib, mampu membuat yang hitam menjadi suatu rangkaian melodi yang sangat indah untuk kita dengar. 

['thanks alot for reminding me this, dr. Willy !] 

June 8, 2008

Christie Learns What Priority is...

[Christie and her 'lil brother, Christo, my two angels] 

My only niece, Christie, was quite upset with me today. She is mad because I could not attend her performance during her year-end school concert, as I promised her. It's almost a week since she kept on reminding me to attend the concert, and she even bought a ticket for me from her own pocket money. The reason was because suddenly this morning my dad's condition was in need for immediate attention and I took in charged to stay at the hospital. 

I was trying to explained it to her on this reason. But guess that she is still too small to understand it. I told her that this time her aunty need to prioritize to stay with her "opung" instead seeing her performance and I feel so sorry to break my promise to her. 

She is still kind of ignore me 'till she left the hospital. I felt sad to disappoint her today since we are very close, and I always grant her wishes. Hope that one day she will understand about what priority is. For my sweetie, when you grow older you need to be smart in choosing your priority in life. Sometimes it takes courage to do what needs to be done, and that may hurt someone that we love and care. 

June 7, 2008

L O V E

Terimakasih ya Tuhan, Engkau ijinkan operasi papi berjalan lancar pada hari ini. Walau masih harus menjalani masa observasi di Ruang ICU hingga esok, tapi kami senang dapat melihat wajah papi tadi sudah lebih segar dari sebelumnya. Terimakasih juga ya Tuhan, Engkau kirimkan pada kami Dr Gideon yang tampak sangat perduli dan baik pada papi. Juga hari ini Engkau perlihatkan pada kami ada banyak kasih dan kepedulian dari saudara-saudara papi,saudara alm. mami, teman-teman papi mami, dan teman-teman kami, yang bahkan tetap bersama-sama kami hingga malam tadi menunggu papi selesai operasi. 

Hari ini ada banyak doa disampaikan oleh para kerabat dan teman-teman kami. Bahkan juga ada ibadah khusus buat papi yang dipimpin oleh pdt. Eben di Salatiga, di gereja tempat aku dulu menikah. Dan kami sangat bersyukur karena Engkau berkenan untuk mendengar doa-doa kami tersebut. 

Meski masih diliputi kecemasan terhadap kesehatan papi dan juga biaya pengobatan papi yang tidak sedikit, tetapi kami tetap bersyukur padaMu, karena malam ini kami adik-beradik anak-anak papi, boleh tetap kompak dan bersama, bahkan malam ini kami bisa sama-sama tertawa terbahak-bahak atas satu kejadian lucu saat menunggu papi operasi tadi. Lucunya kejadian tadi bahkan masih terasa sampai malam ini, saat kami saling bertelepon mentertawakan "kebodohan" kami tadi :) 

Tuhanku, semoga kehamornisan dan persekutuan antar keluarga, saudara dan juga teman ini boleh tetap terjaga. Bukan hanya pada saat papi terbaring sakit, bukan hanya pada saat duka maupun suka datang, tetapi bahkan hingga maut memisahkan kami nantinya. 

Terimakasih untuk keajaiban malam ini, Tuhan. Ada warna-warni kasihMu yang Engkau tunjukkan pada kami malam ini. Dan malam ini Engkau kembali mengajarkan dan mengingatkan kami, bahwa dengan kasih dan ketulusan, maka kami sanggup memenangkan segala perkara. 

"And now abide faith, hope, love, these three, but the greatest of these, is LOVE" [1 Cor 13:13] 

June 6, 2008

Bahasa Mata


Ada bahasa yang tidak bersuara, penuh rahasia, yang tidak terucapkan dengan kata ataupun aksara. Namun dapat dimengerti dan dipahami oleh siapapun yang bisa merasakannya. Bahasa yang dapat dipercaya sepenuhnya, karena didalamnya tidak mengenal kata 'dusta'. 

Bahasa itu adalah 'bahasa mata' yang suci bersih, yang merupakan cermin jernih dan kepolosan dari jiwa sang pemiliknya. 

June 5, 2008

Hang out with Positive People

This is taken from the advice from Richard Templar. Its about to hang out with positive people. 

It said that if you want to be successful in your life, at work, socializing, you need to be aware that there are two groups of people to hang out with. First, there are those who lift you up, are positive about life, have energy and enthusiasm, walk their walk, talk their walk and generally make you feel great to be alive. And then there are the moaners, who brings you down to their level of inactivity. The second group are not the group to hang out with if you want to make things happen and be happy. 

So hang out with the positive, smart people. With the people who feel life is an exciting challenge worth wrestling to the ground and having fun with. The sort of people who have interesting points of view, who make you feel good talking to them, who have positive things to say or suggest rather than moaning. The sort of people who tell you that you look fantastic rather criticize you. 

So no point hang out with people who don't make you feel good, not unless you like being down, or they are just having a bad day :) 

So, do you have your circle of positive people to hang out with ??? 

Obama [not Osama]

Do you believe that a leader born with his uniqueness ? 

Look at Obama. He has a leadership quality written all over him. A leader is someone who can inspired and show a path to the future. Obama was born to an African father and a midwest white woman, and has experience living overseas. Raised by his white grandparents, grew up among black community in Chicago. Most importantly, he is someone that inspired many especially the young about what that country will be in the future. This is an important time for America to decide for her self where she wants to go. But if Obama's message can resonate more beyond his support in the party and bring others to a future of hope, then we will see a stronger nation that the world can also look for a hopeful future. 

I am glad that today Obama is the democratic candidate for the next US President! Go Obama!

Balada FPI

Inilah cerita balada FPI yang mengaku sebagai kelompok 'pembela', tetapi tak lebih dari sekedar kelompok preman berjubah yang terorganisir ! Hebatnya [atau parahnya !] mereka ini sangat berani membawa nama agama dan bahkan menyebut nama Tuhannya dalam setiap aksi mereka yang lebih sering mengusung tema kekerasan, daripada membawa pesan moral yang sesungguhnya....[yaach, iyalah...namanya saja preman!!!] 

Mengusung bendera agama Islam yang memiliki arti "damai", tetapi adakah rasa malu saat mengucapkan kata-kata favourite mereka, "Lumatkan xxx,", "perang terhadap xxx", "bunuh xxx", "bakar xxx", "kafir xxx", ....dst dst...kemana perginya kesantunan dalam ucapan dan tindak-tanduk yang seharusnya dimiliki oleh tokoh-tokoh FPI yang mengaku memiliki ilmu keagamaan yang tinggi, kemana perginya kasih dan pengampunan, sesuatu yang seharusnya kita miliki bila kita telah berani menyebut diri sebagai orang yang beragama dan takut akan Tuhan...ataukah mereka lupa bahwa mereka itu sama sekali BUKAN wakil Tuhan di bumi, dan bahwasanya setiap manusia di bumi Indonesia ini punya hak yang sama untuk hidup secara penuh baik jasmani maupun rohani??? Jengah rasanya melihat 'dagelan" balada FPI di berbagai media televisi beberapa hari ini...ini saranku buat bung Habib Rizieq, bung Munarman, dan teman-teman sejawatnya, coba dehh kembali deeh ke pesantren....cobalah pelajari dan kembali dalami ajaran Islam yang sesungguhnya dengan mau membuka hati selebar-lebarnya, berdoalah dengan ketulusan, agar mendapat hidayah yang sesungguhnya.....kuragukan bahwa ajaran Islam yang saat ini mereka ketahui hanyalah berdasarkan interpretasi yang jelas-jelas salah dan melenceng. 

Namun demikian, dagelan balada FPI seharusnya juga membuat kita tersadar. Ada yang salah pada moral masyarakat kita. Begitu mudah kita dihasut. Begitu mudah kita diprovokasi. Betapa susah kita mengerti bahwa "perbedaan" adalah hal yang biasa, dan bukan sesuatu yang harus dimusuhi. Dan betapa naifnya kita sebagai manusia, yang merasa memiliki hak untuk menghakimi manusia lain hanya karena mereka memiliki perbedaan keyakinan. 

Hal lain yang seharusnya juga membuat kita tersadar, betapa lemah sistem keamanan negeri ini. Kemana perginya polisi saat dibutuhkan? Kemana perginya keadilan? Polisi seharusnya dapat lebih memiliki peran preventif, bukan sekedar sebagai "fire-man". Barangkali ini saatnya agar Pemerintah dan DPR dapat menyediakan polisi-polisi yang cukup keberadaan dan jumlahnya, serta mengusung profesionalisme dalam bertugas guna melindungi kita semua. 

[Note: Jika bung Habib Rizieq, bung Munarman serta teman-teman FPI membaca tulisanku ini, mohon jangan menyebut ini tulisan seorang kafir, mari belajar dari Nabi Muhammad yang mengembalikan peradaban dan kemanusiaan ketengah-tengah masyarakat jahiliyah]. 

June 4, 2008

Meeting A Long-Lost Sister...

When visited my dad this evening at RS Mitra International, I met my long-lost sister, mbak Endah. I knew her since my childhood [note: when I was still a little girl dengan rambut berkucir duanya hehehe] and always have fond memories with her. So it is a great moment that we all can meet again this evening. Her family and mine, even though it was on a sad period when our loving family, my dad and her younger brother, are hospitalized. 

But isn't it a miracle that God re-united this long-lost relation ? A miracle that will always present for those who valued love and friendship...

June 3, 2008

RS Tebet, Contoh Rumah Sakit Berbasis Manajemen Uang !

Pada tanggal 26 Mei 2008 lalu ayah saya di rawat di RS Tebet dengan gejala mengalami pembengkakan pada perut yang kemudian didiagnose telah mengalami penyumbatan prostat. Sebelumnya ayah saya yang berusia 70 tahun telah menjalani perawatan selama lebih dari 2 tahun dengan beberapa kali dirawat di RS Tebet dibawah penanganan Prof. Dr. Sb dikarenakan komplikasi penyakit diabetes, paru, dan ginjal.

Pada tanggal 30 Mei 2008, assisten Dr. Sb, Dr. C memberitahukan pihak keluarga bahwa ayah saya akan dioperasi prostat pada tanggal 31 Mei 2008, jam 10 pagi. Ini artinya pemberitahuan operasi diberitahukan kepada pihak keluarga hanya dalam selang waktu 1 hari. Sebelumnya pihak keluarga hanya diberitahukan akan kemungkinan operasi, namun belum menyebutkan kepastiannya. Dokter ini juga mengatakan bahwa operasi harus dilakukan pada hari yang telah ditentukan pihak rumah sakit tersebut karena bila tidak kondisi prostat ayah saya dapat semakin parah. Setelah itu pihak rumah sakit memberikan bermacam2 resep obat yang dikatakan harus segera ditebus pada hari itu juga, termasuk 1 dus infus berisi 12 botol dan pasokan darah yang harus kami ambil di PMI. Terus terang pihak keluarga merasa sangat heran dengan kesan terburu-burunya pihak RS Tebet dalam merencanakan operasi prostat pada ayah saya. Bahkan seperti tidak memberi cukup kesempatan bagi kami untuk membicarakan antar keluarga terlebih dahulu, termasuk mengenai harga biaya operasi yang belakangan kami ketahui sangat mahal yaitu hingga mencapai nilai Rp. 20 juta untuk operasi prostat ! [Belakangan kami kemudian membandingkan dengan RS International Bintaro dan RS Mitra International yang ternyata untuk operasi prostat jauh lebih murah yaitu sekitar Rp. 12 juta.] Keheranan dan kebingungan semakin memuncak ketika pada malam harinya sekitar jam 20, artinya hanya beberapa jam sebelum akan dioperasi, tiba-tiba Dr. C mengatakan ayah saya harus di transfusi albumin untuk persiapan operasi esok pagi. Ketika kami tanyakan mengapa harus ditransfusi albumin, Dr C mengatakan karena kadar albumin ayah kami yang rendah yaitu sekitar 2,7 [normal diatas 3]. Saat itu kami berkonsultasi dengan seorang teman yang kebetulan juga seorang dokter dengan membacarakan hasil USG ayah saya, beliau kemudian menyarankan agar sebaiknya operasi prostat ayah saya ditunda karena sepertinya kondisi beliau belum siap untuk dioperasi dan juga dikarenakan hingga 1 hari menjelang operasi, pihak keluarga belum pernah bertemu dengan pihak dokter yang bertanggung jawab akan memimpin operasi ayah saya sedang kami sangat mengharap mendapat penjelasan sejelas-jelasnya dari pihak dokter terutama karena ayah kami juga menderita diabetes yang ini artinya memerlukan penanganan dan persiapan khusus untuk operasi.

Singkatnya, setelah berdiskusi dengan kenalan dokter kami tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk menunda operasi dan memberitahukan hal ini kepada pihak dokter di RS Tebet. Namun yang sangat mengherankan, dokter di RS Tebet menolak keras bahkan mengucapkan kata-kata yang menurut kami sangat tidak pantas bahwa kami tidak dapat seenaknya membatalkan operasi. Kami harus cukup lama bersitegang hanya untuk menegaskan kembali kesepakatan pihak keluarga yang seharusnya adalah hak pasien dan keluarga yang dapat diterima dan dihormati oleh pihak dokter dan rumah sakit dimanapun !

Singkat cerita karena mengalami berbagai kekecewaan yang tidak cuma terkait hal diatas tetapi juga buruknya pelayanan di rumah sakit yang sangat tidak professional [dalam 1 hari dapat memberikan lebih dari 5 lembar resep dengan obat yang berbeda dan sangat banyak sehingga kami sampai-sampai dibuat kagum dengan banyaknya jumlah obat yang harus dimakan oleh ayah kami, sikap para suster dan dokter yang sangat tidak bersahabat, dan buruknya system kebersihan rumah sakit dan didalam kamar, padahal kami sudah membayar harga kamar yang cukup mahal yaitu sebesar Rp. 600 ribu / malam], pada akhirnya kami memindahkan ayah kami ke RS Mitra International dan dirumah sakit ini tidak serta merta dokter memutuskan ayah kami harus dioperasi seperti halnya RS Tebet, tetapi harus melewati serangkaian observasi untuk mengetahui kelayakan kondisi jantung, paru, ginjal, dsb apakah memang harus dan layak dioperasi. Dari tim dokter di rumah sakit baru ini juga kami mengetahui bahwa ternyata selama dalam masa perawatan ayah kami di RS Tebet, beliau diberi obat pengencer darah yang dapat beresiko dan berbahaya bagi keselamatan ayah kami bila benar beliau jadi dioperasi pada hari Sabtu pagi, 31 Mei seperti yang diinstruksikan oleh RS Tebet. Karena telah mengkomsumsi obat pengencer darah tersebut, bahkan saat selesai diobservasi di RS Mitra International, beliau belum dapat dioperasi sebelum kadar obat pengencer darah tersebut hilang. Lebih lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan ulang, tim dokter juga berkesimpulan bahwa kondisi ginjal ayah kami semakin buruk oleh karena diberikannya begitu banyak macam obat selama masa perawatan dan rawat jalan beliau di RS Tebet selama 2 tahun terakhir hingga sebelum akhirnya kami memutuskan memindahkan beliau ke RS. Mitra International. 

Semakin besar kekecewaan kami pada RS Tebet, padahal selama ini ayah kami telah menjadi pasien dan "pelanggan tetap" rumah sakit tersebut. Dan semakin kami kecewa dikarenakan ulah dan perkataan para dokter dan suster yang sangat tidak ragu-ragu menunjukkan bahwa keramahan dan kualitas pelayanan mereka diutamakan pada nilai uang yang [mampu] dibayar pasien. Lupakah mereka pada sumpah dokter yang mengusung misi kemanusiaan ataukah memang ini kenyataan system pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini yang semua diukur berdasarkan nominal uang dan sangat materialistis.

Namun kami juga sangat bersyukur karena telah dapat mengambil keputusan tepat memindahkan ayah kami ke rumah sakit lain. Tidak dapat kami bayangkan bila operasi tersebut jadi dilaksanakan dengan kondisi ayah kami yang masih belum layak operasi dan telah diberi obat pengencer darah tersebut yang dapat berakibat buruk akan terjadinya komplikasi saat menjalani operasi dan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Kami hanya dapat berharap semoga tidak ada “korban” lain dan RS Tebet dapat segera memperbaiki kinerja berbasis uang menjadi berbasis pelayanan kesehatan yang professional dan bertanggung jawab. Satu hal yang perlu disadari oleh managemen RS Tebet, bahwa di era maraknya persaingan antar rumah sakit seperti sekarang ini, jangan hanya bisa mematok harga tinggi untuk suatu pelayanan kesehatan, tetapi sebaiknya juga didukung oleh kecakapan dan kemampuan dalam melayani. Bila tidak, maka tidak ada bedanya antara pelayanan rumah sakit yang dipimpin oleh para dokter yang seharusnya memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dengan pelayanan yang diberikan oleh para dukun !