May 29, 2008

Sukacita Hari Ini

Ada suka-cita hari ini. 
Selesai ujian Poverty malam tadi, aku kembali ke Rs. Tebet untuk melihat ayahku. Beliau habis disuapin buah sama adikku. Aku mencoba ngobrol dengan beliau. Aku bilang sama ayahku kalau tadi hasil ujian lalu sudah dibagikan. Nilaiku A. Dan paper mengenai CCT juga dapat A. Papi langsung tersenyum....dan tiba-tiba aku merasa sangat bahagia sekali melihat senyum beliau. Soalnya selama ini papi lebih banyak diam dan tak bereaksi meski kita sudah mencoba menjalin komunikasi dengannya. Malam ini sepertinya papi sudah bisa "nyambung" kembali melalui senyumannya. 

Pah, terimakasih banyak untuk memberiku senyuman malam ini. Senyuman terindah. Bahkan lebih indah daripada nilai A.

I love you, pah ! Thank you so much, my dear God ! 

May 28, 2008

A Letter to My Dearest Mom in Heaven...


Mom, ini photo kami semua waktu liburan bareng bulan Maret lalu. Jarang2 lhoh, mom, kita semua bisa ngumpul bareng. Terutama aku yang suka "ngilang" ya mom...liburannya seru banget deh mom, bahkan papi juga ikutan kita bergadang sampai dini hari...sampai diantar erwin ke kamarnya, karena papi terlihat capek dengerin kita ngobrol ga berhenti-henti...:) 

Mom pasti 'dah tahu ya kalau sekarang Papi masuk rumah sakit lagi...kali ini dokter bilang ada kemungkinan papi harus dioperasi...tapi dokter juga bilang, usia papi yang sudah 70 tahun dan kondisi papi yang menurun membuat operasi ini berbahaya buat papi...

Mom, ingat waktu dulu papi juga masuk rumah sakit tahun 2003-an ? Justru aku yang yang paling takut ya, mom....sampai aku enggan melihat papi di rumah sakit....mom tahu khan aku paling ga tahan melihat papi terbaring lemah tak berdaya...mom tahu kan aku selalu ingin melihat papi yang gagah, seperti saat dulu dia memakai seragam militernya...mom pasti tahu juga ya kalau sejak mom ga ada, kondisi papi terus menurun...papi kehilangan mom banget ! 

Mom, tolong bantu kami dari atas sana yaa mom....supaya kondisi papi boleh baik kembali, supaya bl jadi dioperasi, maka semuanya akan lancar...dan kami bisa berlibur bareng lagi...oya mom, rencananya Juni ini kami semua akan pulang nengok rumah di Palembang....maap ya mom selama ini kami semua belum ada yang sempat ngurus rumah palembang...rencananya kami ingin mengajak papi, mom tahu khan papi paling senang saat di palembang....apalagi kalau masih boleh melakukan hobi papi berburu ke hutan ya mom....hmm, walau ga yakin deh mom, di Lembak sekarang ini apakah masih ada hutan atau 'ga yaa ? Mom, kami semua masih membutuhkan papi,....terutama buat Christie-Christo yang masih membutuhkan figure "opung" yang dapat mereka kenang seumur hidup mereka nantinya, seperti aku yang memiliki kenangan indah tentang alm 'nek umak, 'nek jantan, dan opung boru. Waktu mom pergi dulu, mereka masih terlalu kecil untuk mengingat tentang mom, tapi kami selalu menceritakan tentang mom kok dan gimana dulu mom selalu mengutamakan mereka, dan bahkan terkadang menomorduakan kami....upss, maap ya mom....so pleaseee ya mom, bantuin kami dari atas sana ya mom...

Thanks so much, mommy. I miss you, and I love you so much ! 

Your daughter,
Rina

May 27, 2008

"Warna-Warni" Hari Ini

Kalau diri ini tengah berada di ruang sukses, sedang banyak menemukan kemudahan dalam hidup, dilimpahi dengan banyak berkat, maka tidak heran bila hati mudah dipenuhi suka-cita. Wajah dihiasi senyum bahkan tawa. Kalau lagi banyak suka, pasti juga mudah membagi keceriaan dan tawa. Kalau lagi banyak menerima berkat, seharusnya juga mudah membagi berkat.

Tetapi akankah diri ini mampu membagi berkat, saat isi dalam dompetpun tinggal beberapa lembar ? Masihkah wajah ini mampu tersenyum, saat kesusahan dan masalah datang silih berganti? Akankah hati ini masih dapat merasakan suka-cita, bila duka dan kesedihan seperti enggan pergi ?

Siang tadi aku ragu untuk menjawabnya. Siang tadi aku bahkan enggan memikirkannya. Siang tadi tiba-tiba aku merasa menjadi orang yang paling malang sedunia. Diawali di pagi hari saat aku terbangun mendengar kabar dari abangku, ayahku sedang dibawa ambulance untuk menuju rumah sakit karena tiba-tiba mengalami pembengkakan pada perutnya. Saat sedang terpaku menatap papahku diruang gawat darurat di RS Tebet, tiba-tiba aku menerima telepon dari adikku. Siang ini dia harus di"operasi" terkait masalah kandungannya. Tak lama kemudian ada telepon dari sekretariat di kampus, katanya tugas paper yang sudah susah payah kubuat selama berhari-hari, ditolak dosenku dan harus diperbaiki dalam minggu ini. Padahal minggu ini aku harus konsen untuk ujian final semester. Dan masih ada beberapa paper mata kuliah lain yang harus kuselesaikan juga dalam minggu ini. Belum selesai aku termenung, ada telepon lain masuk di hp-ku. Memberitahu akan ada pembatalan hingga pemberitahuan lebih lanjut terkait tawaran pekerjaan yang sudah sangat kuharapkan. 

Aaah,....rupanya semesta sedang senang menggodaku hari ini. Ataukah aku sedang diuji-Nya? 

Hari ini ada kepedihan dihatiku. Melihat kondisi papahku. Mendengar kabar kesakitannya adikku. Merasakan kekecewaan didalam hatiku mendengar penolakan dari dosenku dan pembatalan entah sampai kapan, padahal aku sudah berharap dapat mengerjakan pekerjaan yang sangat lumayan dapat menambah isi dompetku.....aaah....ada kesedihan hari ini. Ada kekhawatiran. Ada rasa takut akan "kehilangan". Ada kepedihan. Warna-warni hatiku hari ini...

Hidup ini mungkin misteri. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, apa yang sedang menanti kita di menit berikut dari saat ini. Namun satu hal yang kutahu pasti, dan sore ini aku kembali diyakinkanNya, tak'kan pernah IA meninggalkanku sendiri.... 

Maka ini kesaksianku hari ini. Warni-warni kehidupanku. Tetapi selalu ada kasih Tuhan yang menembus ruang dan waktu. Ada penyertaan Tuhan yang seringkali IA berikan melalui orang-orang disekitar kita. Entah kita kenal baik atau tidak. Atau bahkan baru kita kenal. 

Buat "gerombolan batakku" [Stella Hutagalung, Greta Sitompul, Irene Sirait, Liza Sitompul], telepon, sms dan doa mereka menjadi penyemangat bagiku. Memberi kekuatan dan penghiburan bagiku. Karena aku tidak lagi merasa "sendiri".  Buat teman baik papahku, om Hardjito, doa dan nasehat beliau membuatku tetap dapat bersyukur pada semua yang IA berikan bagiku. Buat pak Willy dan mbak Ratih yang tidak pernah bosan membagi ilmu-ilmu kedokteran mereka sehingga aku dapat lebih memahami kondisi papahku dan juga adikku. Dan buat suamiku, yang tak pernah melepas pelukannya dan meyakinkanku bahwa aku mampu menghadapi bahkan menganggumi "warni-warni" kanvas kehidupanku. Mereka semua membantuku menerima kenyataan bahwa manusia memang tidak pernah bisa sempurna. Kesempurnaan hanya milikNya, Sang Pencipta Semesta ini.

Maka hari ini kembali aku belajar pasrah. Belajar berserah. Pada rancanganNya. Pada rencanaNya. Pada IA, Yang Maha Tahu. Aaah...., terimakasih ya Tuhanku, untuk warna-warni yang Engkau lukis di kanvas kehidupanku hari ini....kupercaya, semua akan menjadi karya yang indah pada waktunya nanti...

May 19, 2008

Fun Diving in Shangyang Island

[women divers...trying to dominate the underwater]

Together with a group with 15 Indonesian, an Australian couple, and a Korean couple, we went out to Shangyang Island this week-end. It took about 2 hours from Jakarta to Anyer beach by car. We departed from local harbor near by Anyer traditional market. From the harbor we went by a 20m wooden boat to the island. It took another 40 minutes to reach the island. 

Our first dive spot was in Tanjung Bejo. The visibility in this spot is about 7m, not to good, but still we can see many beautiful schools of fish. We also met a giant turtle and several small turtles at the depth of 16m. And big moray. I dove here for about 53 minutes just before my oxygen ran-out to minimum level to 40 bars. The second dive was in Legon Waru. I feel bit scared here because a strong current was suddenly hit us. But the spot was quite nice, they have a beautiful giant coral reef. We dove for only 25 minutes due to strong current and big waves. But spent another 20 minutes on the surface just waiting for the boat to pick up us on the middle of the sea ! phew....!!! 

Diving can be fun if you have a fun buddy diver. On this time trip, I have a very fun buddies divers....and most of them are women ! geeee....not only "noisy" on the surface, but even underwater ! :) We never stop joking and teasing each other, even when trying to help a friend who have a panic problem in climbing the boat....hehehe....

Almost late evening when we arrived back in Jakarta. We all tired, but full of smiles and joy. An unforgettable moment, a precious moment, for you shared it with those who valued friendship....

May 14, 2008

Lelaki-ku...

[you are not the best, but you are the perfect one for me...]

Dalam salah satu surat R.A Kartini kepada sahabatnya, Stella, pada 15 Februari 1902, beliau menuliskan kerinduan hatinya:  

"Hati seorang pria yang luhur adalah harta yang paling berharga didunia, yang jarang sekali ditemukan. Berbahagialah mereka yang bertemu "mutiara" serupa itu dalam hidupnya". 

aaah,...seandainya beliau masih ada, ingin kusampaikan padanya. Telah kutemukan "mutiara"ku. Hartaku di dunia. Lelaki luhur yang tulus mencintaiku. Dan yang kucintai. Dengan segala keterbatasannya. Dengan segala kekuranganku. 

Adi Abidin, namanya. Kekasih hatiku. Sahabat sejatiku. Lelaki-ku. Suamiku. Kepadanya kuberharap untuk dapat terus bersama melewati hari demi hari. Waktu demi waktu. Hingga diujung senja usia kami nanti. Hingga maut memisahkan kami. Bila pun cuaca mendung dan badai datang, tetap kuberdoa, semoga kami diberiNya kekuatan kasihNya, agar tetap kami bersama menyambut pelangi di ujung langitNya....

May 13, 2008

What is Done, is Done

"People make mistake. I've made mistakes too. Sometimes very serious ones. But sometimes people just don't know what they are doing. They sometimes made mistakes in the way brought you up or finished a relationship with you or whatever, not because they wanted to do it that way, but simply because they didn't know any different.

If you want to, you can just to let go of any feelings of resentment, of regret, of anger. You can accept that you are a fabulous human being because of all the bad things that have happened to you. Accept that what is done is done, and we just need to get on with things. Let them go, embrace them as a character forming and in general as positive rather than negative".

More than a year ago, I wrote the above writing on my old blog home here. But today I feel like to re-write it again on my new blog home here. Just as a reminder to my self to keep practicing on how to forgive and forget. That we all made mistake. 

Here I also would like to specially say thanks to a daring friend in Papua. A good friend who always trying to be a good sister to me, Rihana Bakri. For your "sms" and our yesterday late-nite conversation via long distance call, have knocked my head again :) She is one of those who have courage to criticize directly and sharply to this stubborn girl within me ! [hehehe] 

A good friend is so precious. For they keep reminds you, when you lost your way... 

May 12, 2008

Kemiskinan dan Kesejahteraan

[Perempuan yang sejahtera, maka keluarganya-pun akan sejahtera]

Ini mengenai kemiskinan dan kesejahteraan. Dua hal penting yang saat ini diperjuangkan oleh banyak orang Indonesia. Untuk lepas dari kemiskinan. Dan meraih kesejahteraan. Kesejahteraan tidak dapat dimiliki bila kita miskin. Namun sebaliknya, sekalipun kita tidak miskin belum tentu kita dapat meraih kesejahteraan. 

Sesungguhnya ukuran kesejahteraan itu lebih kompleks dari kemiskinan. Kalau menurut BPS, kesejahteraan diukur bila kita mampu memenuhi kebutuhan fisik [sandang-pangan-papan], psikologis, sosial dan kerohanian. Dikatakan orang yang sejahtera bila saat sakit, ia mampu berobat ke dokter. Bila ia dapat menjalankan ibadah [agama/keyakinan] dengan baik/teratur. Bila dapat dengan mudah mengakses makanan bergizi. Jadi, ketidaksejahteraan dapat terjadi karena alasan ekonomi atau non-ekonomi. 

Bagaimana kesejahteraan dapat diraih? 

Yakni jika kita dapat mengakses pangan, tempat tinggal, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kesehatan, dsb. Salah satu indikator kesejahteraan yang juga paling penting adalah kesehatan dan pendidikan [basic services]. Secara makro, indikator kesejahteraan terkait layanan kesehatan dicerminkan oleh angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan angka kematian ibu melahirkan. Sayangnya, kondisi negeri ini dilihat dari berbagai indikator tersebuh masih menunjukkan angka yang menyedihkan. Angka kematian baik bayi maupun ibu di negeri ini masih tergolong [sangat] tinggi. Angka harapan hidup kita saat ini juga masih pada angka 66. Kalah dibandingkan negara tetangga seperti Singapore, Thailand, bahkan Vietnam. 

Pendidikan dan kesehatan adalah elemen penting dari sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang, terutama bagi keluarga miskin. Tanpa pendidikan, tidak mungkin keluarga Indonesia, apalagi keluarga miskin, dapat bersaing dalam era pasar global. Itu sebabnya pendidikan menjadi kunci penting guna mengatasi kemiskinan dan ketidaksejahteraan. Masyarakat yang terdidik berpeluang meraih pekerjaan yang lebih baik sehingga dapat terhindar dari [jerat] kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia selama ini sulit terpecahkan, karena kita masih kurang perduli terhadap masalah pendidikan. Padahal melalui pendidikan bangsa ini mampu melepaskan diri dari kebodohan, melek huruf, cerdas, kreatif, dan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari mancanegara. 

Singkatnya, terbebas dari kemiskinan dan ketidaksejahteraan adalah suatu langkah menuju pintu kebahagiaan. Yaitu tercapainya suatu keadaan tenteram, aman, terbebas dari segala hal yang menyusahkan. Sekali lagi menurut saya, bebas dari kemiskinan adalah salah satu syarat untuk mencapai kebahagiaan. Bagi orang kaya, mungkin saja kepemilikan harta bukan jaminan untuk meraih kebahagiaan. Namun bagi orang miskin, mendapatkan penghasilan yang layak adalah salah satu penentu kebahagiaan. Mungkin terkesan "materialistis", namun ini sekedar kenyataaan. Uang barangkali bukan segalanya, namun tanpa uang, segalanya menjadi bertambah sulit. 

Apa hubungannya dengan perempuan? 

Karena perempuan memiliki peran penting dalam membawa keluarga[nya] meraih kesejahteraan. Sekarang ini hal yang sangat biasa melihat perempuan bekerja. Dan juga melihat perempuan yang bekerja sambil melanjutkan sekolahnya....seperti saya misalnya...hehehe...

Banyak study yang juga menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja memiliki kepuasaan hidup lebih tinggi dibanding yang tidak bekerja. Di banyak tempat, terutama dipedesaan, perempuan bekerja bukan lagi sekedar untuk menunjukkan eksistensi dirinya [seperti perempuan di wilayah perkotaan ? upss....], tetapi lebih agar kehidupan keluarganya menjadi lebih sejahtera. Hidup mereka menjadi lebih sejahtera bila telah memiliki rumah sendiri, anggota keluarganya tidak buta huruf serta mampu menyekolahkan anak. 

Diakhir tulisan ini, saya berpendapat bila negeri ini ingin bebas dari kemiskinan dan meraih kesejahteraan, maka terlebih dahulu, majukan perempuan-nya. Invest in Women ! And they will improved their family's welfare, and at the end, a nation's welfare ! 

May 10, 2008

Wanita dan Ibu

[dia seorang wanita, tetapi belum tentu seorang "ibu. berkurangkah kemuliaannya?] 

Benarkah wanita itu baru sempurna sanubarinya, apabila dia sudah menikah? Apakah kemuliaan wanita yang paling suci dan paling indah, karena ia menjadi ibu? Tetapi untuk menjadi ibu, mahluk yang berhati kasih dan penuh pengobanan, semata-mata haruskah wanita mutlak memiliki anak kandung? 

Bila memang demikian, betapa rendah pendapat dunia yang beranggapan hanya darah-daging sendiri sajalah yang dapat dikasihi dengan pengorbanan diri sepenuhnya. Betapa banyak wanita yang namanya saja "ibu" hanya karena mereka melahirkan anak, tapi sebetulnya tidak layak disebut "ibu". Namun ada wanita yang mengorbankan dirinya untuk orang lain dengan segenap cinta dihatinya, dengan seluruh jiwa yang dapat diamalkannya. Dialah yang sesungguhnya layak disebut "ibu". Ibu "rohani" sesungguhnya lebih mulia daripada ibu "jasmani".

Internet untuk semua....

Ketika memberikan sambutan pada Presidential Lecture yang diselenggarakan di Plenary Hall, JCC hari ini, Presiden SBY menyampaikan tiga pertanyaan berkaitan dengan peran teknologi dan informasi [TI] di era globalisasi sekarang ini. Yaitu bagaimana dunia akan berubah, bagaimana kita akan menggunakan TI untuk mengatasi segala permasalahan, dan bagaimana TI dapat mengurangi kemiskinan. 

Lebih lanjut SBY mengatakan bahwa dengan adanya TI, melalui internet, seluruh hambatan dalam berkomunikasi akan hilang dan dunia akan mampu berhubungan satu sama lain tanpa gangguan apapun. SBY menyampaikan harapannya agar TI mampu memerangi kemiskinan dan dapat berperan serta dalam meningkatkan pendidikan. 

Masalahnya untuk di Indonesia, bagaimana orang miskin dapat mengakses internet dan segala fasilitas terkait TI, kalau listrik saja masih menjadi barang mewah di banyak tempat dimana orang miskin berada. Mayoritas orang miskin tidak memiliki akses terhadap ketersediaan [availability] serta keterjangkauan [affordability] akan sarana listrik tersebut. 

Belum lagi penggunaan TI memerlukan tingkat pengetahuan yang relatif tinggi dimana banyak orang miskin tidak memilikinya. Jangankan orang miskin, ayahku saja yang seorang [pensiunan] jenderal tidak tahu bagaimana menyalakan computer...upsss....sorry dad....hehehe....contoh lain, ada banyak juga temanku [seumuran lhoohhh....] yang bahkan terus menerus gatek terhadap internet dan komputer, sekalipun komputer adalah bagian dari kesehariannya....hehehe 

Tidak bermaksud skeptis, namun nampaknya saat ini TI baru hanya dapat dinikmati oleh "orang mampu", material dan intelektual. Memang sih ada beberapa program baik dari donor maupun LSM, yang memberikan pelatihan akan TI terhadap orang miskin, namun menurutku semua itu sifatnya sementara dan tidak memberi dampak significant. Kebanyakan pelatihan hanya bersifat sementara, tidak ada tindakan lanjutan, sehingga apa yang sudah dilatih, karena tidak dipraktekkan, akhirnya hanya bersifat pengenalan dan dilupakan. Sementara bila ada program yang memberikan bantuan pengadaan komputer, kebanyakan peralatan tersebut akhirnya cuma menjadi pajangan saja. Jangankan masyarakat miskin, kantor pemerintah dan sekolah saja belum tentu telah dapat mengakses internet. Sekedar contoh, ketika beberapa bulan lalu mengunjungi beberapa sekolah dan kantor pemda di kota Binjai dan beberapa kota/kabupaten lain di Sumatera Utara, masih banyak kulihat komputer yang hanya menjadi pajangan, bahkan rak buku. Ketika ditanya apakah mereka dapat mengakses internet, jawabannya tidak ada fasilitas telepon. Jadi tidak cukup hanya ada listrik saja. Selain masih ada masalah beban biaya yang harus dikeluarkan dan tidak sedikit jumlahnya saat kita "berhasil" mengakses internet. 

Pengennya sih di kemudian hari, pemerintah dan juga swasta, dapat memfasilitasi akses "Wi-fi" secara gratis di banyak tempat... kalau perlu ada fasilitas seperti ini di balai-balai desa, dan kalau perlu lagi ditaruh beberapa komputer disana, sehingga masyarakat desa bisa setiap saat mengaksesnya......hmmm, asyiikk juga kalau besok-besok aku bisa chatting via skype dengan mansar Rumabar yang tinggal di salah satu desa di pelosok Pulau Biak sana....hehehe....

May 9, 2008

A Song to My Dear God...

[A perfect scene that God showed me during my trip to Pare-pare, South Sulawesi

Kasih yang sempurna, telah kutrima dariMu
Bukan karena kebaikanku, hanya oleh kasih karuniaMu
KAU pulihkan aku, layakkanku tuk dapat memanggilMu
Bapa Kau bri yang kupinta, saat kumencari kumendapatkan
Kuketuk pintuMu dan Kau bukakan
Sebab Kau Bapaku, Bapa yang kekal
Takkan Kau biarkan, aku melangkah hanya sendirian
Kau selalu ada bagiku, sbab Kau Bapaku, Bapa yang kekal....

[a song dedicated to my dear God...for I thank You, my dear Lord, for this life and all the blessing that you gave me...let me falling in love with You, everyday in my life...] 

May 8, 2008

My Todays' Musing

[when 'am sitting alone with my mac, thinking and writing about what i feel, 
and trying to understand my own fears, worries, and confusion...
and thank God that He always guide me with HIS never-ending encouragement and help...
to a dear me, a sinner like me...] 

Throughout the years of your life you will face many challenges. You can climb the highest mountain, drive through the roughest storm, soar across the bluest sky, or even sail across the roughest waters. It is only destined by your attitude where you will end up in life. Remember that the most important thing is do not let yourself get lost in the crowd. 

Knowing that your time is limited, so do not waste it by living in someone else's life. Don't be trapped by dogma, which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice. Have the courage to follow your heart and intuition... for somehow they already know what you truly want, while everything else is secondary.... 

May 6, 2008

[Candidate] President 2009

Today, IRDI [Indonesia Research and Development Institute] launched their survey on Presidential Candidate 2009. It said that President SBY [57.5%] more popular than Megawati [40%]. SBY also 77% more populer than Jusuf Kalla [19%]. SBY [63%] more popular than Wiranto [32%]. SBY [66%] more popular than Sri Sultan HBX [29%). And also compared with Sutiyoso [19%], and Hidayat Nurwahid [24%]. The survey also stated that the best vice president candidate to run with SBY is [still] Jusuf Kalla [24%], instead of with Sri Sultan [17%], Hidayat [15%], or Sutiyoso [7%]. 

Seems that this very similar to the result on the 2004 election. Despite that some people voice their disappointment with the performance of President SBY, but still he is the safes candidate on the menu. Who could be raise to the scene with a fresh air like Obama in the US ??? 

To me, definitely I will still vote for SBY [that's why there's a link in this blog, and not of Akbar Tanjung's...hehehe] Perhaps, one explanation people still go for SBY despite his lacking in performance, is that people looks for a stature at the top, someone can serve with sincerity and trust. Of course, I hope that with that kind of mandate SBY can be more decisive in putting pro-people and pro-poor policies. 

Another simple reason why I vote SBY, is because as Indonesian, I can feel proud to have a president like him, a more "presidential figure" that we currently have. Somehow, I would not feel any pride if the Indonesian President is ... [the other on the current "menu"] :) 

May 4, 2008

To be Misunderstood


Is it so bad to be misunderstood ? 

Phytagoras was misunderstood, and Socrates, and Jesus, and Luther, and Copernicus, and Gelileo, and Newton, and every pure and wise spirit that ever took flesh. To be great is to be misunderstood ! 

So hope that Julia Perez will get encouraged by these words. Stop crying on TV ! It won't work ! Not all people blaming on you in "distributing" condom in your new album, dear ! Believe what you belief ! [Btw, when last time I sound "not approving" you to be involved during the launching of 2007 national condom week, that's just in a matter of "strategy"....:)] 

Curhat !

Beberapa waktu lalu aku menerima sms dari seseorang yang mengirimkan ucapan terimakasih atas dukungan[ku ?] karena baru saja berhasil lulus ujian MA [Master of Art, atau sarjana S2]. Yang bikin aku heran, karena setahuku orang tersebut tidak sedang melanjutkan sekolahnya, bahkan sedang sibuk "berpartai ria" dan bahkan belakangan lebih sering menghabiskan waktu dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah guna meraih dukungan agar dapat, paling tidak meraih kursi DPR di pemilihan legislatif tahun 2009 mendatang. 

Yang membuat aku lebih heran, karena si orang ini adalah seseorang yang sudah cukup mempunyai kedudukan di salah satu partai terbesar yang ada di Indonesia saat ini, dan sepanjang yang aku tahu dan juga hampir kebanyakan teman lainnya, beliau ini tidak sedang melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, baik secara formal maupun "jarak jauh" atau via online course seperti yang sedang nge-trend belakangan ini. Hebatnya apa yang dilakukannya [meraih gelar instant], menurut cerita, nampaknya disetujui oleh pejabat tinggi dipartai tersebut. Rupanya orang ini adalah salah satu kader andalan partai tersebut. Punya uang. Cukup disukai dan dikenal [syukur2 dikenal luas seperti tokoh celebrity], namun sayangnya belum punya "cukup" gelar. Itu sebabnya beliau disarankan untuk segera meraih gelar sebelum tahun pemilihan 2009 nanti. Singkatnya buat partai, yang penting kader andalannya memiliki gelar sarjana tinggi. Sehingga dapat lebih mendongkrak image partai. Ga terlalu penting lagi "isi" kepalanya [kemampuan intelektualitas dsb], yang penting berani "cuap-cuap", disukai, punya koneksi, uang dan gelar dan [dianggap] loyal terhadap partai. 

Mudah-mudahan tidak banyak orang yang bercita-cita menjadi  pejabat, anggota legislatif, dsb ataupun yang sudah memiliki jabatan2 tersebut, yang memiliki mental dan integritas seperti beliau ini. Bagaimana negeri ini dapat maju bila dipimpin oleh orang-orang yang bahkan diragukan kejujuran dan integritasnya, dan cenderung menggampangkan "proses" dan mengutamakan "hasil" yang tanpa proses yang benar. Buatku sesuatu yang dicapai akan lebih abadi dan bermakna, setelah melalui serangkaian proses pembelajaran yang bermartabat. Bukan asal "nyamber". 

Menjadi seorang sarjana dan meraih gelar [tinggi] adalah suatu amanah. Tidak begitu saja turun dari langit. Semua ada proses, dan proses belajar adalah sesuatu yang tidak mudah. Ada pengorbanan. Entah waktu, pikiran, uang, dan terkadang keluarga. Dan yang lebih penting, adakah manfaat bagi orang lain saat kita meraih berbagai gelar tinggi tersebut, adakah ilmu yang dapat kita bagi, ataukah semua hanya untuk diri kita sendiri dan kepentingan kelompok kita saja ??? Hmm...jadi inget tulisan temanku Gita, are you using up all your energy to make other people happy ? 

Belakangan entah karena berusaha merangkul perempuan untuk berpolitik atau karena aku dianggap perempuan muda yang cukup punya "ilmu", beberapa partai bahkan salah satunya termasuk partai tiga besar di Indonesia, menawarkanku untuk menjadi anggota partai dan bahkan berjanji akan memberikan posisi yang menjanjikan padaku. Namun rasanya hati ini tidak bisa berkompromi....karena semua ini hanya akan diberikan padaku, bila aku juga dapat menjanjikan beberapa "janji politik" bila terpilih nanti....aah, semua memang ada harganya ! 

Belum waktunya dan belum saatnya aku berkiprah dalam dunia politik. Dan bilapun saatnya tiba nanti, aku harus meyakinkan diriku sendiri terlebih dahulu akan apa yang bisa kutawarkan, mampukah aku memberikan yang terbaik. Bukan buatku. Bukan buat kepentingan kelompokku. Tetapi buat spektrum yang lebih luas. Bekerja adalah suatu kebanggaan bagiku. Bila yang kukerjakan tidak dapat kubanggakan dan tidak memberi manfaat, maka tidak ada gunanya aku terlibat dalam pekerjaan tersebut. Satu hal yang memang kutanamkan dalam moral diriku, adalah kesadaran akan rasa malu. Malu bila memang kita tidak dapat melakukannya dan tahu kapan harus berhenti. Malu apabila yang kita lakukan itu tidak lebih dari menipu. 

Aaah, ini sekedar curahan perasaanku saja. Unek-unek dalam hati dan pikiranku yang ingin kubagi di sini. Melihat dan merasakan beberapa "keganjilan" menjelang tahun pemilihan 2009. Termasuk kasak-kusuk beberapa partai yang mulai gemar memasang artis-artis yang boro-boro tahu soal politik, apalagi soal "leadership".  Negeri ini butuh pemimpin yang benar-benar dapat memimpin ! Bukan hanya dapat menjual "suara" saat kampanye dengan berbagai janji, yang lebih sering hanya akan menjadi janji tanpa realisasi ! 


May 3, 2008

A Gift For Me ...

I received a nice gift today from group of medical doctors that I met during my visit to Budi Kemuliaan hospital. They gave me a book, a collection of letters from R.A. Kartini, a leading Indonesian woman hero. I was very touched with one of her letter to Mrs. Abendanon, wrote on July 15, 1902. 

Kartini wrote: 

"Kami tidak memupuk angan-angan kosong. Tetapi sebuah angan-angan ingin tetap kami pertahankan. Semoga setelah melalui begitu banyak penderitaan dan kegetiran kami berhasil menciptakan sesuatu, meski sekecil apapun, bagi rakyat kami terutama yang berguna bagi kaum wanita. Andaikata inipun tidak terkabulkan, semoga penderitaan dan perjuangan kami berhasil menarik simpati khalayak ramai terhadap situasi dan kondisi yang harus diperbaiki. Andaikata itupun tidak bisa kami capai, kami telah berusaha berbuat baik. Dan kami amat sangat yakin, bahwa airmata kami yang kini nampak mengalir sia-sia, pasti menumbuhkan benih yang kelak bakal mekar menjadi bunga-bunga kebahagiaan bagi generasi mendatang." 

What a lovely message ! I hope my dear friends who have worked their best for better Papua, will be encouraged by this words from Kartini. As I feel it too !  

Learn From Kangaroo


Today I visited Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan to learn more about hospital management especially on how they managing and providing services for women and their reproductive matter. The hospital which is located in Tanah Abang area promotes them selves as "a hospital for all in the community", no matter are you from 'the behave level', ordinary people, or even the poorest in the community. Their aims are to provide a better quality reproductive health services for women and their children. Or in Bahasa, it commons called with "rumah sakit sayang ibu dan anak'' [hospital love mother and child]. 

This hospital which looks very clean, neat and organized from the entrance to the exit doors, is also well known with their leadership in promoting 'Kangaroo Mother Care' [KMC] in Indonesia. The KMC is a method of care of preterm infants which involves infants being carried, ussually by the mother, with skin-to-skin contact. This is intended for health prof responsible for the care of low-birth-weight and preterm infants. This method is basically designed to be adapted to local conditions especially in less developed countries. 

As explained by the doctor in charged on this visit that about 20 mils low-birth-weight [LBW] babies are born each year in this world, because of either preterm birth or impaired prenatal growth, mostly in less developed countries like Indonesia. They contribute substantially to a high rate of neonatal mortality whose frequency and distribution correspond to those of poverty. She also said that in less developed countries high rate of LBW are due to preterm birth and impaired intrauterine growth, and their prevalence is decreasing slowly. Causes and determinants remain unknown, while effective interventions are limited. Very often that modern tech is either not available or cannot be used properly. My doctors friends also said some because of the shortage of skilled staff available. Others, for instance, Incubators, even if available, are often insufficient to meet local needs or are not adequately cleaned. Purchase of the equipment and spare parts, maintenance and repairs are difficult and costly, the power supply is intermittent, in short many times found that the equipment does not work properly. Incubators are also separate babies from their mother, depriving them of the necessary contact. Therefore this KMC promotes as an effective way to meet baby's need for warmth, breast feeding, as a protection from infection, stimulation, safety and love...

I feel that this method will be good to be practice specially in the area like Papua, where still difficult to access high tech facilities like Incubators, or even if available [since money is not a problem at all for the government which received the biggest share of block grant from the central government...plus donors,.... ] they still have lack of skilled staff to operate the equipment. 

By the way, this is not a foreign method for me. Whenever I feel cold and need a warmth, I seek it from my hubby. We will hug, and I always get that warmth..... so, its not only infants, but adults should also practice this method...for better interaction, especially for couples....:)  

 

May 2, 2008

Dream A [Dream] Team

[July 30th, 2007  picture taken at the Sentani Airport, 
my last day in Jayapura, Papua, before departed back to Jakarta]

I have a reunion gathering today with my former colleague and some partners from one of District Health Office in Papua. They were my most favorite partners while worked together for the maternal health issues in Papua :) I am so flattered that they still remember me and spent times to meet me during their hectic schedules here in Jakarta. 

Not only talked about the old days while we still worked together at district, but also about current working condition there, where they have to deal with a new foreign boss who unfortunately knows nothing about local condition and seems that more busy with his owned interest than strengthen the team, which seems to get worst than before.  

Sometimes I just can't understand with some of the international organization's rules, especially in personnel issues. Instead of selecting a local who can understand local condition, they prefer to appoint those who come in from far-out land who doesn't know a thing. Who knows better about Indonesia, other than Indonesian ??? Forgive me to say this, but I have seen, many foreigner posted especially in Papua, not only they have no experience and knowledge about local people and condition, but also can't speak in bahasa where it is difficult to find people understand english ! So can you imagine how they can communicate and furthermore, develop a fruitful development program based on what most needed for Papuan ??? 

I feel bit upset knowing what is happening there now, as I do concern about Papua, my former partners and colleagues there. I really wish that I can hear all good things about Papua and how the development programs there have running and managing well, based on what Papuan's wanted and needed, and NOT based on what donor's or Jakarta's people wanted. [Btw, 'am bored with many people answered on this matter by saying "because of political purposes, etc etc" yaaa yaaa yacchhh, at the end, this is all about "politics" ???] 

But inside my heart, I thank God that today 'am no longer part of a team which concerns more about what Donor's wanted than listening the local voices, and infighting among team members ! It takes time to realized on this [in fact some of the team member including me, have to quit to understand this insight!]. Truly, that to understand what happened in your life, is one of the greatest gift God can give you. To have it explained. And especially about this issue, now I understand it...but still hope to have another opportunity to back in there again, and put things right for Papuan ... with a better solid team. 

This is [still] my dream. My ambition. 


May 1, 2008

Explore. Dream. Discover.

[A picture of me, taken a year ago in Balliem Valley, Wamena, Jayawijaya Highland]

A Reminder for my self:  

Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn't do, than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. 

Explore. Dream. Discover.  

Troubles

"Don't talk about your troubles ! Eighty percents of the people don't care and the other 20 percents are glad you are having them". [Tommy Lasorda] 

"There is only one way to happiness and that is to cease worrying about things which are beyond the power of our will". [Epictetus]