September 26, 2008

Tembok Penghalang

[tembok penghalang itu ada untuk suatu alasan....]

Saat sedang meniti karir, mengejar cinta ataupun impian, apapun itu, seringkali kita dihadapkan dengan "tembok penghalang" yang berdiri kokoh didepan kita....menghadang kita...terkadang membuat kita berhenti dan tak dapat melanjutkan perjalanan kita....

Namun yakinlah....tembok penghalang itu berdiri disana karena suatu alasan tertentu, yakni memberi kita kesempatan untuk menunjukkan sekuat apa kita menginginkan sesuatu...

[As quoted from The Last Lecturer by Randy Pausch,.....its a nice book ! a must to read, pals!]

September 25, 2008

TAF Alumni Gathering


[TAF Alumni Gathering 2008]

Setelah cukup lama berpisah dan saling berpindah kantor, paling tidak sejak diriku sendiri hijrah ke Papua pada pertengahan 2004 lalu, maka Selasa sore kemarin adalah pertemuan pertama kami dalam jumlah besar. Dalam pertemuan kecil tentunya kami masih suka bertemu entah dalam moment makan siang bersama, ngopi bareng, curhat bareng, atau dalam moment khusus seperti pernikahan maupun duka-cita. 

Dipertemukan semasa bekerja di The Asia Foundation Indonesia [TAF], entah mengapa atmosphere pertemanan di kantor ini terasa begitu berbeda bila dibandingkan  saat bekerja di kantor-kantor lain, baik sebelum bahkan setelah masa bekerja di TAF. Paling tidak bagi mereka yang bekerja di kantor ini pada periode tahun 1999-2004 [hehehe]. Dan hal inipun diakui oleh kami semua, bahkan pihak lain yang melihat kekompakan kami termasuk oleh boss kami, hingga pernah menjadi kekhawatiran para boss melihat kekompakan kami [yang ini mungkin karena takut kami kompak bolos bareng, atau demo minta kenaikan gaji bareng..hehehe...]  

Kekompakan tidak cuma terjadi diantara rekan kerja dalam unit yang sama dan level yang sama, tapi bahkan hingga ke unit lain dan level berbeda. Adalah hal yang biasa antara Programme Officer, Program Assistant, para Secretary / team admin termasuk finance untuk ngumpul dan hangout bareng dalam berbagai kesempatan baik di dalam kota maupun di luar kota. Bahkan dengan para driver dan satpam pun kami terbiasa melibatkan mereka dalam moment-moment ngumpul bareng atau jalan bareng. Ketemu jodoh dan pernikahan pun terjadi baik pada unit yang berbeda, apalagi dalam unit yang sama. Berpacaran dan kemudian putus juga acap terjadi diantara kami...hehehe...aku sendiri dari unit Economic & SMEs juga bertemu jodohku dari unit IRDA/Governance yang kemudian menjadi suamiku. Temanku, Sari, yang juga bekerja untuk unit Economic & SMEs juga kemudian menikah dengan Bido, yang juga dari unit yang sama. Ada juga pernikahan yang terjadi dengan counterpart kami, misalnya Icha dari unit Islam & Civil Society yang kemudian menikah dengan mas Ian yang sebelumnya adalah partner dari unitku dan IRDA. Temanku, Stella, juga bertemu suaminya saat menghadiri seminar yang diadakan oleh kantor kami. Yang pacaran sesama rekan sekerja juga banyak terjadi, tetapi sebaiknya tidak kusebutkan disini :) Singkatnya, pernah ada joke yang bilang, kalau belum punya pacar dan mencari pacar/ jodoh, silahkan melamar ke kantor ini dan biasanya akan segera mendapatkan....hehehe...oya, bahkan pak satpam di kantor kami pun, pak Broto, juga menikah dengan office girl kantor kami, mbak Suki. Seru kan....??? :) 

Pertemanan semasa bekerja di TAF memang berbeda. Berbagai hal baik suka dan duka kami lalui bersama. Dan bersama kami juga saling membagi suka dan duka. Ulang tahun, promosi, pindah kantor, pindah rumah, dapat pacar, dapat rejeki alias naik gaji, putus pacar, pernikahan hingga peristiwa duka-cita baik kematian orangtua/saudara ataupun sekedar diomelin boss, adalah moment-moment dimana kami dapat saling berbagi, saling menghibur, saling mentertawakan alias saling mencela, juga saling menangis :) Oya, curhat dengan boss juga menjadi kenangan tak terlupakan bagiku ...pernah, saat teman satu teamku sedang curhat dan menangis karena baru putus dengan pacarnya, tiba-tiba boss kami, Roderick Brazier, masuk ke ruangan kami, melihat temanku menangis dan aku sedang memeluknya, Rod langsung menghampiri kami berdua, memeluk kami berdua dan menghibur temanku itu.....duuh, terharu kalau ingat ini....:) 

Pertemanan alumni TAF ini juga terus berlanjut hingga kami semua telah berpencar dan bekerja di tempat yang berbeda, berbeda daerah bahkan negara. Jaringan TAF alumni bahkan telah meluas hingga ke ujung barat dan timur Indonesia hingga Australia, America, Sweden dan Norway. Juga menyebar diberbagai organisasi baik lokal maupun international, hingga kantor lembaga profit. World Bank, lembaga-lembaga PBB [seperti UNICEF, UNIFEM UNDP], NDI, RTI, Partnership, USAID, AUSAID, bahkan ada yang telah menjadi pengusaha florist  hingga pengusaha penyewaan DVD di Canberra, Australia :) Dan tentunya alumni TAF juga semakin meningkatkan karir dan keahliannya hingga ke berbagai bidang. Ada yang sekarang telah menjadi peneliti masalah sosial, top-notch lawyer, konsultan DPR dan ahli per-UUan, aktivis perempuan, aktivis HAM, ahli media, bahkan anggota DPR RI dan saat ini ada juga yang sedang berjuang menjadi caleg 2009 :) TAF Alumni memang ga ada matinya....saling memotivasi dan berlomba-lomba untuk dapat menjadi lebih baik juga biasa terjadi dalam persahabatan kami. Walhasil banyak diantara kami yang kemudian ramai-ramai menjadi mahasiswa pasca sarjana bahkan hingga doktor, baik didalam maupun luar negeri...yang jelas, ga ada diantara kami yang membeli gelar....yang satu ini, haram hukumnya....kebanyakan kami mendedikasikan diri dan waktu untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik, maka kecurangan selalu kami usahakan untuk tidak pernah ada dalam kehidupan kami. 

Maka pertemuan kemarin menjadi saat yang membahagiakan bagi kami. Semua yang hadir dalam acara semalam saling berbagi tawa dan kegembiraan, walaupun juga tetap dihiasi dengan saling mencela....hehehe....Kenangan semasa bekerja dibawah bendera yang sama telah menyatukan kami, dan semalam kami semua pun sepakat untuk tetap saling menjaga tali silahturahmi diantara kami. 

Sungguh indah persahabatan ! Semoga senantiasa terjaga hingga kami tua nanti....

September 23, 2008

Christie Learns About Tolerance



[Christie and her uncle Adi during their Buka Puasa]

This evening my niece, Christie, was made her self busy preparing break-fasting meals for her uncle Adi. She purposely asked me to let her prepare it by her own. From cleaning and preparing the dining table, heating the meals from microwave, placing it into the selected dishes by her choice, to lighting candles. Kolak pisang, rendang, mie-goreng, cap-cay including a cup of green tea are well prepared by her. She also accompanied her uncle Adi by eating together her Kolak pisang during this Buka Puasa. Only the two of them !

I was very proud with her! She has grown up in Christian-way, her parents and extended family are Christian except her uncle Adi, but still she has a heart to give her best to her non-Christian's uncle Adi.

I will remember especially this day, as she learns more about tolerance.

September 22, 2008

Mop Papua :)

Dari Sabang sampai Merauke

Ada dua pace Papua. Satu dari Sorong, satu lagi Merauke, sedang bakala'i. Cape bakala'i dorong dua stop baku pukul dan mulai baku maki.

Pace dari Sorong: "eeh, ko orang Merauke,....awas kalo ko pi Jakarta, ko jangan berani lewat Sorong eee..."

Pace dari Merauke tra mau kalah: "eeh, ko orang Sorong, ...awas ko kalo upacara, jangan ko berani menyanyi "Dari Sabang sampai Merauke"...Ko stop saja di Sorong eee...."

Kasi Air Panas

Ada satu orang anak Papua, nama Obed. Suatu pagi dia dapa suruh sama de pu bapa :"kalau ada de pu bapa pu kawan yang datang, suruh tunggu dan sekalian tolong dikasih air panasnya" [maksudnya air minum].
Pace: "Obed, nanti kalo bapa pu kawan datang, kasi air panas yaa?"

Obed: "Beres bapa...., jang khawatir, pasti sa kasi nanti...."

Selanjutnya pace pi mandi. Tra lama begini pace pu teman dua datang. 

Pace pu teman: "Permisi....Obed....ko pu bapa ada?"
Obed: "Bapa lagi mandi...."

Tra pikir panjang lagi, Obed ke blakang ambil aer panas ke depan dan langsung siram air panas ke pace pu teman itu. Dong dua lari sudah mo...! Setelah selesai mandi, pace tanya:

"Obed, mana bapa pu teman, dong su datang kaah ?"

Obed:"Sudah, maah sa su kasi air panas mendidih di dong dua pu badan, yang satu orang kabur, satunya lagi pu badan melepuh-mplepuh,"

Pace: "hahhhhh....????"

Manis Cake Pudding, Semanis Persahabatan...

[Pertemuan di Bandara Adi Sucipto : Abrar, Hezra, me and hubby]

Sabtu siang lalu, sesaat sebelum menaiki pesawat yang akan membawa kami kembali ke Jakarta, kembali kami bertemu Hezra dan Abrar di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Ternyata Hezra dan suaminya secara khusus datang untuk mengantarkan cake pudding buatannya dan anaknya, Sachy. Waah...aku sungguh sangat terharu dengan kebaikan Hezra dan terutama pengorbanannya meluangkan sabtu paginya untuk membuatkanku cake pudding tersebut.... 

Malam harinya, aku dan saudara-saudaraku berkumpul dirumah abangku. Sejak papah meninggal dan kami menjadi yatim-piatu, kami memang semakin terbiasa berkumpul bersama khususnya di akhir minggu atau bila liburan tiba. Dan pertemuan sabtu malam itu terasa semakin lengkap karena kehadiran sahabatku yang lain: eda Irena Sirait, Ully Panjaitan, dan Ellen. Gudeg Yu Djum yang dibawa khusus dari Yogya adalah makan malam kami, dan dessertnya adalah cake pudding Hezra. Banyak yang memuji kelezatan cake pudding Hezra, seraya dengan bangganya aku berbagi cerita pertemuanku dengan Hezra dan bagaimana Hezra dan suaminya secara khusus mengantarkan cake pudding tersebut di bandara Yogya. 

Ternyata ada cerita yang jauh lebih mengharukan sekaligus membanggakan dari cake pudding Hezra. Dibawah ini adalah tulisan Hezra yang kuambil dari blog-nya, dan ingin kubagi disini...Cerita tentang manisnya cake pudding dan manisnya persahabatan....Hidup kita akan semakin kaya dan bermakna bila kita memiliki sahabat. Sesungguhnya para sahabat adalah juga kekayaan kita. Semoga kita semua memilikinya, dan semakin kayalah hidup kita oleh kehadiran para sahabat...

[...another thanks to my God for keep showing me on the miracle of love and friendship in my daily life...]

Manis Cake Pudding, Semanis Persahabatan

Menyenangkan! kata itu lebih mewakili apa yang saya rasakan setelah pertemuan dengan seorang sahabat yang sebelumnya saya kenal di dunia virtual. Jum'at, di Lobi Hotel Grand Mercure Jogjakarta saya bertemu sahabat saya itu, saya bersama suami begitupun dia. Jam 8 lewat 43 menurut pengaturan di ponsel saya, kami bertemu.

Bercerita banyak hal dari lebih banyak lagi yang sebenarnya ingin dibagi. Saya mendapat cerita menarik mengenai masyarakat Papua yang ternyata takut dengan paras melayu, perempuan dengan kulit lebih kuning dan rambut hitam panjang. "mereka bisa lari, melihatmu," katanya.

Di malam hari, setelah pertemuan itu, saya mebaca blog nya. Ada tulisan yang baru diposting. Mengenai pertemuan kami. Menyenangkan!

Pagi hari, Sachy anak saya berusia 2 tahun 4 bulan merengek meminta dibuatkan puding. Biasanya, karena kemalasan, cukup dengan merebus air, gula dan gelatin. Setelah itu dibiarkan dingin, Sachy sudah begitu lahap memakan.

Pagi hari ini, saya lebih 'melek' dapur. Ada beberapa bahan yang bisa dimanfaatkan. Mentega, Gula, Tepung, Telur dan Gelatin. Dan saya mencampur kesemua bahan itu, hingga menjadi sebuah cake pudding. Dibantu Sachy, dia yang mengukur gula dalam gelas, menuangkannya. Memegangi mixer, sambil berkata "kakak bisa kan Ma?".

Saya ingat, saya sudah lama tidak membuat cake pudding ini. Terakhir ialah ketika masih tinggal di Jakarta, berarti sudah seumur Sachy. Tepatnya 2 tahun 5 bulan.

Mengenang kehidupan di sana, menimbulkan sensasi yang menyesakkan di dada. Tidak mampu ditolak. Begitupula kenangan dengan cake pudding ini. 

(ah, teman.. airmata lagi-lagi tak mampu kubendung...)

...

Saya tinggal di Petukangan Utara, tidak jauh dari kampus Budi Luhur. Tidak genap satu tahun saya tinggal di sana, tetapi cukup untuk mengetahui kejamnya Jakarta. Mungkin kehidupan saya masih jauh lebih beruntung dibandingkan beberapa tetangga lain, walau saya hidup tidak bermewahan. 

Begini, saya perkenalkan salah seorang sahabat saya. Saya tidak mengetahui nama asli nya. Saya memanggilnya Uni. Dari sapaannya bisa kita tebak, kalau Uni berasal dari Sumatera Barat, Padang tepatnya. Dia hidup bersama Uda, suaminya dan kedua anak yang saat itu masing-masing kelas 2 SD dan TK. Hidup mereka sangat sederhana, bangunan yang mereka tempati sangat multifungsi. Ukuran kseluruhan tidak sampai satu setengah halte busway. Separuh dari bangunan tersebut dipergunakan untuk berjualan. Warung dengan isi berjejal-jejal. Sisanya dipergunakan sebagai kamar tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu --walau tidak memungkinkan--, dan dapur. Setau saya, tidak ada kamar. Kasur mereka gelar jika malam dan dilipat jika pagi datang. 

Di ruang terbatas itulah Uni menjadi seorang wanita perkasa. Wanita yang selalu menginspirasi saya. Wanita yang selalu mengingatkan saya jika saya sudah mulai larut dalam kesenangan dunia. Jika saya sudah tidak tanggap dengan sekitar. Dia, wanita berkulit sawo matang yang tubuhnya tak lagi dibalut daging dengan cukup.

Aktifitas Uni sama seperti kebanyakan ibu rumah tangga lain. Jam 2 subuh sudah terjaga, mencuci pakaian dan menyetrika, khusus seragam sekolah kedua anaknya, pakaian Uda dan dirinya tidak perlu menurutnya. Lalu menyiapkan sarapan dan menghitung stok barang-barang yang dijual, aneka rupa. Ketika anak bersekolah, dia berjualan membuka toko kebutuhan sehari-hari sementara Uda berdagang keliling, kadang juga hanya di rumah. Seraya berjualan, dengan seribu tangannya, ia juga memasak. Nanti, sepulang sekolah, di tiap sore jari selepas sholah Ashar, Uni selalu mengajari kedua anaknya.

Belajar di sini adalah dalam arti sesungguhnya. Yang membuat saya sangat miris ialah semangat mereka. Semangat Uni untuk mendidik kedua anaknya, semangat yang saya duga mulai luntur akibat beratnya himpitan ekonomi. Di antara tumpukan barang-barang kelontong, ada tumpukan kardus-kardus berdebu hingga ke langit-langit, jejeran pembalut beberapa merk, tumpukan obat nyamuk bakar, kapas, sampai obat gosok dan cutton bud saling berjejal-jejal. ada juga etalase kecil yang memajang benang-benang dan jarum, ikat-ikat rambut aneka rupa, aksesoris dan lainnya. Lalu, di bagian atas tergantung snack-snack Taro, Cetos dan lainnya, menghalangi sinar lampu 5 watt yang tidak pernah dipadamkan. Sedikit ke depan, ada freezer untuk menyimpan es krim walls, saya kira hasil subsidi--kalau boleh dikatakan begitu-- oleh pemilik merk dagang. 

Lorong tempat calon pembeli memilih-milih barang ialah celah sempit seukuran se-lengan orang dewasa, dan di situlah kedua anak belajar dibawah bimbingan Uni. Alas yang mereka gunakan ialah kardus. Si sulung mengulang pelajaran di sekolah dan mem-preview apa yang akan diajarkan besok. Sementara si Adik belajar mengaji. Uni selalu menggunakan alat bantu. Sebuah rotan tipis, mengingatkan saya akan guru mengaji di waktu kecil dulu. "Anak, harus dibantu dengan sedikit keras untuk disiplin," ujarnya.

Saat itu saya sedang hamil, mungkin karena saya mengandung anak perempuan, saya mendadak jadi hobi bikin kue. Hal yang sebelumnya jarang saya lakukan, kecuali lebaran di Pontianak dulu. Yang paling menyenangkan ialah saat berbagi yang sedikit saya buat itu kepada beberapa tetangga, termasuk Uni dan anak-anaknya --yang lain, akan saya ceritakan nanti--. Yang menjadi favorite anak-anak itu adalah cake pudding. 

Berkali-kali Uni menyatakan ingin diajari membuatnya. Saya jadi malu, rasanya tidak pantas mengajari, wong hanya mudah begitu.. 

Tentu saja saya tidak keberatan. Jadwal kegiatan Uni jauh dari santai. Hingga hari itu, dia datang ke rumah membawa bahan-bahan yang jauh lebih banyak dari yang diperlukan. "saya sudah minta ijin Uda, bisa sampai jam 4". Ada waktu dua jam, lebih dari cukup. "membuatnya tidak lebih 15 menit Uni".

Sambil kami membuat bersama, kami juga bercerita banyak hal. Tau, apa rencananya?

Saat itu aku menangkap kerisauan jiwanya yang tampak kosong. Tatapannya menerawang jauh. Jauhhh...ke tempat yang tidak mampu saya gapai. Dia menelan ludah, dan bunyinya masih bisa saya dengar sampai sekarang, terasa pahit. "bisakah anak saya terus sekolah mbak?," tanyanya membuat saya terdiam.

Saya ingin mengucapkan "bisa!" untuk menyemangati, tapi saya duga dia lebih tahu jawabannya. Menggantungkan hidup pada warung, tidak terlalu menguntungkan bagi mereka. Banyaknya tetangga yang berhutang sementara sulit sekali ditagih, membuat mereka tidak berdaya. barang-barang yang melonjak naik membuat mereka kewalahan untuk 'kulakan'. Belum lagi barang-barang kadaluarsa yang terpaksa harus mereka buang. Memang daya beli masyarakat turun drastis tahun-tahun belakangan ini. Dengan kenyataan seperti ini, saya tidak boleh asal bicara. Mendengar, itu saja yang sanggup saya lakukan.

Dia berencana untuk mengasuransikan kedua anaknya. Menurutnya, dia dan suami tidak akan sanggup membiayai pendidikan anak mereka sampai ke jenjang tertinggi. Satu-satunya harapan ialah bertaruh dengan asuransi.

...

Tetanggaku yang lain tepat di depan rumah bernama Mpok Nia, Betawi campuran Sunda. Punya anak 4 dengan jarak sangat rapat, bahkan masih punya bayi. Suaminya tidak bekerja dan masih menggantungkan kehidupan sehari-hari kepada mertuanya, yang sudah lanjut usia. Mereka bukan pemalas pada dasarnya, tetapi lapangan pekerjaan dan terbiasa menganggur membuat mereka menjadi biasa menjalani hidup seperti itu. Seringkali Mpok Nia ini kewalahan jika salah satu anak ada yang sakit. Bahkan, di saat anak terkecil beranjak setahun, Mpok Nia sudah hamil lagi. Kurangnya hiburan membuat aktifitas seks menjadi satu-satunya hiburan yang lebih menarik.

Tempat tinggal mereka juga tidak lebih baik dari rumah Uni. Sebuah rumah petak yang dibagi untuk 3 keluarga. Hanya ada satu kamar mandi yang dipergunakan bersama dan bergantian tentu. Sebuah ruang yang jauh lebih multifungsi. Tempat tidur, makan, menyetrika, berkumpul, menonton, masak semua jadi satu di ruangan 3x3,5m. Ada kelambu di situ, saya menduga itulah peraduan ternyaman bagi mereka. Anak-anak tidur tergeletak di lantai tak beralas. Semen dingin kasar tanpa di lapis untuk ebih halus. 

Keluarga yang lain ialah keluarga Padang juga, saya memanggilnya Uda, dengan juga tidak mengetahui nama asli mereka. Mereka berprofesi sebagai penjahit. Suami dan istri. Ah, miris rasanya jika membandingkan nasib mereka dengan penjahit lain tempat saya menjahit pakaian. Tarif yang biasa dikenakan untuk menjahit sepotong baju atasan ialah antara 60.000 sampai 80.000 rupiah. Bisa lebih tergantung bahan. Hanya saja, tarif seperti itu tidak akan ditemukan di tempat Uda. Tentu saja tarifnya jauh lebih murah, walau warga situ menganggap cukup mahal. Untuk blus atau kemeja pria, Uda menarik tarif 25.000 Rupiah, 35.000 untuk celana kain. Bukan main murahnya kan? 

Tetapi, peminat jahitan Uda ini tidak banyak, sehingga Uda masih harus menjajakan berkeliling menggunakan sepeda baju-baju buatannya. Per helai, beragam. Ada yang Rp. 5.000, dan kalau ditawar lagi malah bisa 10.000 dapat 3 helai. sementara yang paling mahal berharga 30.000, sebuah baju kurung. memang, tidak bisa berharap banyak pada mode. Jahitan Uda bisa dikatakan ketinggalan jaman. Tapi lagi, kalau dipikir-pikir, mau dapat untung dari mana ya?

Awalnya saya tidak tahu mengenai harga jahitan Uda ini. Baru mengetahui begitu Mbok'e --yang menemani saya-- membeli beberapa helai, "untuk yang di kampung, Mbak..,"katanya. 

Keluarga yang satu lagi berasal dari Jawa. Mbak Yati. Cantik, dan selalu berdandan. Mbak Yati berusaha warteg, pembelinya lumayan. Mbak Yati seorang yang supel, periang dan baik hati. Dia juga sering membawa oleh-oleh jika setibanya kembali dari kampung. Oleh-oleh andalannya ialah pisang ambon dengan ukuran jumbo. Hampir tidak menyangka kalau itu pisang ambon. 

(Ah... betapa wajah mereka melintas tiba-tiba, aku kangen...).

...

Kepindahan ke Jogja memang bukan hal yang direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan saya hanya punya waktu seminggu dari keputusan akan pindah ke Jogja untuk mempersiapkan segalanya. Tentu berhubungan dengan kehamilan saya yang mendekati HPL --Hari Perkiraan Lahir--. Sehingga tetangga pun baru saya beritahu sehari sebelum kepindahan.

Sore itu, saya dan suami berkeliling, berpamitan pada tetangga. Mereka kaget, begitupun saya sesungguhnya. Tidak menyangka akan berpisah segera. Keesokan paginya, ternyata jauh lebih mengharukan. Mereka membantu mengemasi barang-barang, bahkan memberi saya banyak kenang-kenangan. Membekali dengan aneka makanan, memberi perlengkapan untuk kelahiran nanti. Saat bersalaman, mereka; Uni warung, Uni penjahit, Mpok Nia dan Mbak Yati saling menangis. Saya sebenarnya tak kuat juga menahan tangis.

Uni pemilik warung memeluk saya erat, seperti baru kehilangan sesuatu. "Kita akan ketemu lagi, nanti saya akan main ke sini," saya coba menghibur. "enggak! kita nggak akan ketemu lagi!!" itu yang dibisikkan Uni, dengan matanya yang merah dan penuh airmata. Saya tidak mengerti.

...

Belum genap 2 bulan kepindahan saya, saya menerima kabar Uni pemilik warung sudah Almarhum. Di susul kemudian dengan Mpok Nia yang masuk Rumah Sakit Jiwa. dua bulan setelahnya, Mbak Yati juga meninggal. Dan yang lebih menyakitkan lagi, rumah petak yang mereka tinggali telah rata dengan tanah. Ketidakmampuan mereka membayar kontrakan, menyebabkan pemilik memilih menghancurkan saja ketimbang memberi tumpangan gratis. 

...

Siang ini, saya berniat memberikan secetak cake pudding yang saya buat bersama Sachy pada seorang sahabat yang saya temui malam hari tadi. Cake pudding yang selalu mengingatkan saya akan seorang sahabat lain yang telah tiada, yang airmatanya menggenang saat berpisah, yang pelukannya masih terasa hingga sekarang, yang tulang-tulangnya kalah keras dengan semangatnya, yang rencananya menyekolahkan anak setinggi-tingginya hancur berantakan karena takdir. Sahabat saya yang telah tiada itu bernama Uni, hanya itu nama yang saya ketahui. dan semoga, sahabat yang akan menerima cake pudding ini juga dapat merasakan manisnya persahabatan yang kami jalin. Manisnya cake puding, semanis persahabatan. 

(nb. bu, kita tinggal menunggu pertemuan kedua untuk mendatangakan pertemuan-pertemuan selanjutnya...)

September 20, 2008

Kopi Darat

["Copy Darat" sesama blogger, pertemuanku dengan Hezra]

Kopi Darat atau Copy Darat adalah istilah yang biasa dipakai sebagai bahasa prokem komunikasi oleh mereka yang menggunakan intercom, CB, HT, atau radio transmiter dua arah semacam itu....arti kopi darat sendiri adalah bertemu muka orang-orang yang berkomunikasi di udara [via gelombang radio]. Istilah ini juga seringkali digunakan saat trend radio anak muda pada tahun 70/80-an...yang kemudian dipopulerkan oleh penyiar radio Prambors Jakarta pada masa itu. 

Sekarang ini istilah kopi darat lazim digunakan oleh berbagai komunitas termasuk mereka yang berinteraksi di dunia maya/cyber. Nach, selama beberapa hari di Yogya rupanya kopi darat menjadi salah satu agenda saya juga. Ada yang memang direncanakan, ada juga yang tidak direncanakan namun terjadi saja.

Misalnya dengan Hezra, temanku sesama blogger. Malam tadi akhirnya kami bertemu di hotel tempatku menginap. Pertemanan yang diawali di dunia blogging berlanjut dengan saling berkirim SMS, dan akhirnya kami janjian bertemu malam ini bersama pasangan kami masing-masing. Dan sungguh menyenangkan karena ternyata suami Hezra, Abrar, juga sama-sama mendedikasikan karir di dunia development. What a small world ! Selain lebih mengenal Hezra [ga nyangka banget udah punya anak umur 2 tahun padahal masih terlihat seperti remaja hehehe], kami juga berbagi bermacam cerita. Misalnya malam ini aku menjadi lebih tahu mengenai gaya berlebaran di Pontianak, tempat asal Hezra dan Abrar, yang memiliki budaya saling kunjung mengunjungi bahkan hingga 1 bulan lamanya [waah...bisa-bisa gendut nih kalau disuguhi makanan disetiap rumah....hehehe], dan juga budaya 'rental peralatan rumah' menjelang lebaran tiba....terutama di daerah Singkawang dan Sambas, saban lebaran tiba setiap orang akan sibuk menata rumah, membeli kursi baru, mencat rumah, dsb. Yang lucu bahkan ada yang membuka jasa penyewaan perlengkapan rumah untuk membantu si pemilik rumah mendapat suasana rumah yang serba baru, mungkin daripada membeli, lebih baik menyewa pikir mereka...ada-ada adja yaa....:) 

Sebelum bertemu Hezra dan Abrar, terlebih dahulu kami tidak sengaja kopi darat dengan Dr. Hendra dari FHI/ASA. Dengan Dr Hendra ini kira-kira 3 tahun yll saya pernah tidak sengaja bertemu dan berkenalan dengan beliau saat sedang tugas kantor di Sorong, dan kebetulan sama-sama menginap di hotel yang sama [Hotel Waigeo, Sorong]. Setelah itu beberapa kali saya sempat menghubungi beliau via telepon, dan tidak pernah bertemu lagi hingga saat berada di Yogya ini...yang ternyata kali ini kami juga menginap di hotel yang sama. Akhirnya pertemuan dilanjutkan dengan makan malam bersama. Sungguh senang dapat bertemu kembali dengan Dr Hendra yang adalah seorang pakar khususnya dalam bidang HIV/AIDS yang saya hormati dan segani. 

Kopi darat tidak disengaja juga terjadi di kota Gudeg ini saat sarapan pagi di hotel, kami bertemu dengan sesama teman kami di milis kawincampur, Arie Perdana dan Juli beserta anak mereka yang lucu, Cemara. Pertemanan kami diawali saat sama-sama menjadi anggota milis yang beranggotakan pasangan beda agama, saling berbagi pengalaman dan suka duka menjalani hubungan dengan pasangan yang berbeda keyakinan, hingga saling berkomitmen untuk sama-sama berjuang melegalkan pernikahan beda agama :) Arie, Juli dan Cemara ternyata juga menginap di hotel yang sama. Dan sore tadi kami sempatkan berbincang-bincang di pinggir kolam renang. 

Senang sekali dalam kunjungan kali ini ke Yogya bisa "copy darat" dengan teman yang biasanya cuma kontak via dunia maya ataupun telepon. Dan senang sekali bila kemanapun kita pergi selalu ada teman berbincang dan berbagi. Dunia menjadi lebih berwarna sekaligus bermakna. 

Hezra dan Abrar, Arie, Juli dan Cemara serta Dr. Hendra, .... terimakasih untuk persahabatan yang indah. Semoga selalu terjalin dalam kasih dan ketulusan. 

Finally Enjoy ... Staying at Grand Mercure Hotel Yogyakarta

Saat mengunjungi Yogya beberapa bulan lalu, saya komplain mengenai pelayanan hotel tempat saya menginap disini. Namun pada saat check-out, Manager Hotel, Bapak Dodit Hapsoro, meminta maaf secara khusus pada saya dan hubby serasa berjanji bila kami kembali lagi ke hotel Grand Mercure Yogyakarta ini maka beliau akan meng-upgrade kamar kami. 

Nach, kami kembali lagi minggu ini. Dan menginap kembali di hotel ini. Dan kali ini tidak ada suara mesin AC di kamar yang berisik. Dan tentunya kami sangat senang mendapatkan kamar yang menghadap langsung ke swimming pool :) Maka trip kali ini ke Yogya menjadi lebih berkesan dengan kenyamanan dan pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel. 

Terimakasih untuk menepati janji, Hotel Grand Mercure Yogyakarta. Semoga selalu memberikan pelayanan yang terbaik buat tamu-tamunya. Dan semoga kami pun dapat selalu menikmati fasilitas dan pelayanan terbaik anda saat berkunjung ke kota ini :) 

September 18, 2008

Good sleep, good learning, good life



Minggu ini kami kembali berada di Yogyakarta. Dan sore ini niatnya berenang bersama si hubby. Aku sudah berenang duluan...ditunggu-tunggu kok hubby ga muncul juga....hmm, ternyata dia tertidur di pinggir kolam ! Mungkin karena udara sore dengan hembusan angin membuatnya mengantuk, atau memang dasar penidur [yang benar yang terakhir siih hehehe] Suamiku memang orang yang mudah cepat tidur. Saat malam hari ga perlu berbaring terlalu lama di tempat tidur, dengan mudah suamiku akan langsung tertidur begitu mencium bantal..hehehe....aku sendiri sangat kebalikannya...sulit tidur...itu sebabnya aku senang menghabiskan malam dengan bermain internet, membaca maupun menonton TV ataupun film. 

Kalau kamu tipe orang yang cepat tertidur, entah itu saat duduk di mobil dalam perjalanan pergi/pulang ke kantor ataupun saat sambil menunggu, maka sepatutnya kamu bersyukur atas karunia "cepat tertidur" itu. Karena ternyata tidak semua orang mudah tidur. Banyak orang yang bahkan hingga larut malam belum juga bisa tidur. Sudah melakukan berbagai aktifitas tetapi tetap saja susah terlelap meski sudah mengantuk dan berbaring ditempat tidur yang empuk dikamar yang indah. Ternyata suasana kamar tidur yang indah maupun romantis tidak cukup dapat membuat orang tipe ini dapat dengan mudah menikmati tidur yang lelap. Bagi mereka dapat tertidur dengan mudah itu bagaikan suatu kemewahan. Bagiku, sebagaimana kusebut diawal tulisan, adalah suatu karunia. 

Orang yang mengalami gangguan susah tidur biasa disebut mengalami insomnia. Menurut ahli, penyebabnya bisa macam-macam misalnya karena faktor psikologi [stress, pikiran, dsb], adanya problem psikiatri [depresi, cemas, kekhawatiran, rasa takut, dsb], sakit fisik [sesak nafas/gangguan asma, flu, dsb], faktor lingkungan [daerah sekitar dekat rel KA, lintasan pesawat jet, daerah perang, pabrik, daerah sekitar berisik, dsb], dan juga karena gaya hidup [perokok, doyan ngopi, jam kerja tidak teratur, dsb]. 

Untuk penanganan susah tidur ini tentunya bermacam-macam. Yang penting adalah mencari tahu dulu penyebabnya. Jika karena faktor psikologi seperti stress atau beban pikiran maka disarankan untuk menghilangkan stress tersebut, atau paling tidak menguranginya. Bagaimana menghilangkan stress ya tentunya dengan mencari tahu terlebih dahulu apa yang menyebabkan kita stress, cemas, takut, dsb dan belajar menyelesaikan apapun itu yang menyebabkan timbulnya stress tersebut.

Katanya sih perempuan paling banyak mengalami insomnia dibandingkan lelaki. Perbandingannya 4:3. Selain itu orangtua juga paling banyak mengalami insomnia daripada anak-anak....[ya iyalahh....!] Suatu penelitian juga mengatakan bahwa insomnia merupakan penyebab munculnya rasa sedih, malas, dan kerja yang buruk [kurang tidur tentunya membuat seseorang menjadi mengantuk keesokan harinya dan sulit berkonsentrasi]. Singkatnya kurang tidur akibat sulit tidur membawa dampak pada kualitas hidup seseorang. Jadi penting bagi mereka yang mengalami insomnia untuk dapat menangani kesulitan tidurnya. Apalagi bila akibat kesulitan tidur membawa dampak buruk bagi pekerjaan maupun kegiatan lainnya. 

Jadi, sungguh hubby saya termasuk orang yang beruntung mendapat karunia mudah tertidur. Karena dimanapun dapat dengan gampangnya terlelap dan tertidur. Tidak pada saat bekerja tentunya...kalau yang ini, nach, bisa-bisa bukan cuma kena omel boss, tapi juga istrinya :) 

Kamu sendiri gimana ? Silahkan berbagi tips disini, khususnya bagi yang pernah punya kesulitan tidur ataupun bagi yang tahu resepnya mudah tidur :)  

Good sleep, good learning, good life ! 

Hadir Kembali Disini ...


Sudah hampir sebulan aku tidak menulis di rumahku disini. Setiap kali membuka si mac hitamku, dan mencoba untuk menulis, justru setiap kali aku malah membuka iphoto. Melihat photo-photo kenangan saat bersama papi, dan kembali menangis. Hingga akhirnya kututup lagi si mac...

Hari ini aku mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Selama masih ada hari baru untukku, meski saat ini mesti dengan tertatih-tatih...., kucoba kembali bangkit. Menata hati dan harapan. Akan hari esok dan sejuta cerita didalamnya...semoga kesedihan dan dukaku saat ini mampu membuatku menjadi lebih kuat lagi...

Terimakasih untuk semua teman dan pengunjung rumahku ini. SMS dan juga tulisan kalian menanyakan kehadiranku disini, sungguh membuatku tersanjung sekaligus haru. Ketulusan dan kepedulian sungguh tak terbatas oleh ruang dan juga waktu. Terimakasih untuk membuatku semangat lagi. Terimakasih untuk membuatku tersenyum lagi...

Sampai bertemu di tulisanku selanjutnya, God bless you all !  :)