December 31, 2008

Good Bye and Thank You, 2008 !

[Lia shouts on you : "Happy New Year to you, my dear friends !"]
 
Menjelang akhir 2008. Tidak terasa satu tahun berlalu dengan begitu cepat. Ada banyak cerita di tahun ini. Ada banyak sukacita yang kuterima. Namun juga ada banyak cobaan dan dukacita yang harus kuhadapi. Ada tawa dan senyum bahagia menghias wajah. Namun juga ada airmata dan sedu sedan yang juga terhias diwajahku.  Ada banyak limpahan berkat dan kebaikan Tuhan yang kuterima. Namun juga ada yang harus kulepaskan dan relakan pergi. 

Pada akhirnya segala peristiwa dan kejadian yang kujalani di tahun 2008, segera kan menjadi sekedar cerita dan kenangan dalam beberapa jam mendatang. Tahun ini aku belajar banyak hal. Mulai dari bagaimana menghadapi "kehilangan" hingga bagaimana menjalani hidup dengan lebih tegar dan berserah. 

Entah apa yang kan terjadi nanti di 2009. Ada banyak analisa dan ramalan akan berbagai kejadian di tahun yang kan segera kita jelang. Mulai dari dampak krisis global, dampak perang di jalur gaza yang genderangnya baru saja ditabuhkan kembali, hingga kekhawatiran akan apa yang terjadi di Indonesia. Akankah penggangguran semakin meningkat seiring dengan rencana kepulangan ribuan tenaga kerja Indonesia [TKI] dari luar negeri [terutama Malaysia dan Singapura] yang terputus kontrak kerjanya sebagai akibat krisis global dan PHK yang terjadi didalam negeri ? Apakah kemiskinan akan semakin akrab dengan negeri ini ? Akankah Pemilu 2009 menjadi pemilu berbiaya tinggi yang berhasil memenangkan para pemimpin bangsa yang mampu memimpin negeri ini untuk menuju tanah "kesejahteraan", ataukah justru akan membawa negeri ini semakin terpuruk ? Masihkah perpecahan terjadi diantara anak bangsa demi membela kepentingannya dan kelompok [termasuk pemaksaan ideologi atas nama agama, yang kusebut sebagai vandalisme agama ?] 

Whatever happen tomorrow, another year, another chance will soon come. To start our lives a new. So this time, let's we leap our old barriers to have a real breakthrough. Let's together we take one little step, then take another one more, and more...till our unlimited potential and we will totally explore the new 2009. Let's show off all our talents, let's be inspired for other ! Together ! Yess, let's together we give up all of our bad habits, let's we read and learn more alot on 2009. Then may our goals be accomplished....with God in our side ! 

Oh Well, Happy New Year anyway !

December 23, 2008

Siapa Berani Nikah Beda Agama ?

Setelah buku "Fiqh Lintas Agama" terbitan Paramadina yang fenomenal, disusul buku "Pernikahan Beda Agama; Kesaksian, Argumen Keagamaan, dan Analisis Kebijakan" terbitan Komnas HAM, kembali terbit buku berjudul "Kado Cinta Bagi Pasangan Nikah Beda Agama" yang ditulis oleh Achmad Nurcholish dan Mohammad Monib.

Berikut adalah ulasan resensi buku setebal 308 halaman tersebut. Salut buat Gramedia yang berani menerbitkannya, ditengah gelombang "cercaan" bagi yang tidak menyukai topik ini diangkat dalam ruang publik.

-------------------------------
Meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memfatwakan haram nikah beda agama (NBA), dalam realitanya kebutuhan muda-mudi untuk menyatu dalam biduk rumah tangga tetap tidak terbendung. FENOMENA menikah beda agama menyerupai gunung es. Masyarakat hanya tahu segelintir pasangan. Itu pun kalau pelakunya artis atau public figure. Fenomena seperti itu pernah ditangkap secara intelektual oleh Yayasan Wakaf Paramadina.

Sebelum buku Kado Cinta Bagi Pasangan Beda Agama lahir, Paramadina pernah membentuk tim beranggotakan Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari Azhari Noer, Komaruddin Hidayat, Masdar F Mas'udi, Zainun Kamal, Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar-Rachman, Ahmad Gaus AF, dan Mun'im A Sirry. Hasilnya, buku Fiqh Lintas Agama yang menghebohkan umat Islam. Dalam buku itu intinya, pernikahan yang ditentang oleh mayoritas umat, secara teologis diperbolehkan. Akad-nikah NBA boleh dan sah secara Islam.

Nah, buku gres tentang pernikahan beda agama ini lebih heboh lagi. Penulisnya ialah Mohammad Monib, alumnus Pesantren Gontor Ponorogo dan Ahmad Nurcholish. Nurcholish pelaku nikah beda agama yang juga mantan aktivis Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta.

Buku setebal 300 halaman ini diberi pengantar oleh Siti Musdah Mulia, aktivis perempuan yang baru saja memeroleh penghargaan Yap Thiam Hien Award 2008 dan Yudi Latif. Dalam pengantarnya, Musdah menilai buku tersebut sebagai karya kemanusiaan luar biasa. Adapun Yudi mengapresiasi penulisnya yang berani berkontroversi di wilayah paling sensitif bagi umat Islam.

Monib dan Nurcholish sepertinya memang terinspirasi oleh buku Fiqh Lintas Agama (FLA). Dalam penilaian keduanya, FLA merupakan puncak kreativitas dan ijtihad intelektual abad ke-20. Bahkan penulisnya diapresiasi sebagai mujtahid mutlak abad globalisasi. Alasannya, mereka benar-benar mendedikasikan diri sebagai cendekiawan muslim yang berani, mandiri, dan memiliki integritas keilmuan. Mereka dinilai sukses mencarikan 'syariat' yang benar, baik dan bermaslahat bagi pasangan-pasangan beda agama (hlm 12).

Apa yang menarik dari buku ini? Kedua penulisnya alumni pesantren dan konsultan nikah beda agama. Berbagai argumentasi, teologis, psikologis, kaidah ushul al-fiqh dan fiqhiyah disinggung jelas. Umumnya masyarakat paham, Alquran hanya membolehkan akad-nikah laki-laki muslim dengan perempuan ahl al-kitab (Yahudi dan Kristen). Bagaimana kalau perempuannya yang muslim? Monib dan Nurcholish dengan merujuk pada surah Al-Rum (30:21) membolehkan akad-nikah seorang muslimah tidak saja dengan laki-laki ahl al-kitab, tetapi dengan pasangan beragama Buddha, Hindu, dan Konghucu. Akadnya pun menarik, dengan dua cara, Islam dan pemberkatan. Argumentasinya, syahadat bukan rukun nikah. Bagi keduanya, surah Al-Rum (30:21) menandaskan bahwa menikah merupakan takdir dan fitrah suci laki-laki dan perempuan.

Aspek psikologisnya, karena kasih-sayang dan cinta yang mengikat mereka merupakan makhluk Tuhan yang tidak bisa disalahkan. Menyalahkan cinta sama saja kita menyalahkan penciptanya. Akad-nikah Rasul Muhammad pun tanpa syahadatain (ikrar suci masuk Islam). Sebab, beliau menikah dalam usia 25 tahun dan menjadi Rasul umur 40 tahun. Tegasnya, syahadat belum muncul. Begitu pun sahabat-sahabat Rasulullah. Kajian keduanya sampai pada kesimpulan, Rasul dan sahabat tidak pernah melakukan pembaruan nikah (tajdid al-nikah).

Secara keseluruhan, argumentasi teologis yang melandasi keduanya menikahkan seorang muslimah dengan laki-laki non-muslim ditegakkan atas maqashid al-syar'iyah, sandaran ushul al-fiqh dan kaidah fiqhiyah yang diulas secara detail dalam buku (hlm 43-45).

Buku ini benar-benar menerjang cara pandang mainstream umat Islam. Keduanya mempertanyakan, adakah solusi yang baik dan benar selain pernikahan bagi pasangan nikah beda agama? Adakah cara lain yang lebih terhormat dan benar dalam menyalurkan fitrah, kebutuhan biologis dan memperoleh generasi di luar akad-nikah atau perkawinan?

Untuk diketahui, Mohamad Monib adalah mantan Direktur Pusat Studi Islam (PSI) Paramadina. Dalam buku ini ia menguak langkah mundur dan melencengnya Paramadina dari visi awal. Dengan merujuk ke wawasan dasar yayasan, ia berpendapat, yayasan itu semula merupakan minor creative, kelompok kecil yang produktif dalam berwacana. Termasuk untuk isu-isu keislaman yang paling kontroversi pun.

Tapi sekarang, Paramadina dianggap berganti haluan, stagnan, tidak lagi kreatif dan jarang terdengar 'suara' dalam wacana keislaman dan kemanusiaan. Monib prihatin sekali dan mengatakan, "Inilah prahara dan kiamat intelektual dalam sejarah Paramadina" (hlm 14).

Yayasan yang didirikan oleh Nurcholish Madjid ini memiliki moto, 'mengembangkan dan mentradisikan kebebasan-kebebasan intelektual dan berpendapat'. Karena itu, seharusnya, yayasan ini berupaya membebaskan umat dari 'pakem' dan 'kerangkeng' yang dikira mutlak, sakral, dan syariat harga mati. Menurut Monib, yang tidak bisa ditawar dalam Islam hanya dua doktrin: Tuhan Esa (ahad) dan Ia pasti ada. Selain itu, bisa diperdebatkan.

Akhirnya, seperti Siti Musdah dan Yudi Latif, secara teologis dan psikologis muatan buku ini memang kontroversial. Namun, siapa pun pembacanya akan lebih bijak dan arif memahami masalah NBA.

December 22, 2008

Happy Mother's Day

[happy mother's day, beloved mom in heaven!]

Mom is the first word that a child says when he/she learns to speak. She remains the center of attention and respect for a child for a long time to come, and it is her love and peace in her lap that clings forever to the memory of a child. Even when she is no more, like my own mother, but her image in our hearts manages us to smile even in the lowest period of our lives and urge us to go on.

As Pope Paul VI said, "Every mother is like Moses. She does not enter the promised land. She prepares a world she will not see".

For all mother in the world, I admired you. For you have the strength and calm of the mountains. For your love is as deep as the ocean. Today is your day. For a beautiful woman and mother called you, ... Mother. Happy Mother's day !

December 10, 2008

Selamat Hari HAM Ke-60 !


Hari ini dunia memperingati Hari HAM Internasional yang ke-60. Tepatnya enam puluh tahun silam, 10 Desember 1948, Majelis Umum PBB mendeklarasikan Pernyataan Umum yang kemudian dikenal dengan sebutan Deklarasi Hak Asasi Manusia [DUHAM]. Melalui deklarasi masyarakat dunia sepakat untuk menghormati HAM berdasarkan prinsip non-diskriminasi, kesetaraan, dan pluralisme. Deklarasi ini mewajibkan semua orang, terutama negara yang menandatangani deklarasi tersebut, untuk memajukan penghormatan dan menjamin pelaksanaan HAM yang bersifat universal.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Semoga tidak berlebihan jika ingin kusampaikan disini : masih tanda tanya ! Berbagai penanganan kasus pelanggaran HAM mengalami "impotensi" jika tidak ingin dibilang "bagai hilang ditiup angin....". Penghargaan terhadap HAM di negeri ini masih sangat menyedihkan, bahkan cenderung menyepelekan arti HAM itu sendiri. Arti HAM dimaknai lebih untuk diri sendiri ketimbang berlaku universal, juga bagi manusia lain. Lihat saja contoh bagaimana saudara-saudara kita dari FPI melakukan serangkaian tindakan yang merendahkan martabat dan hak asasi manusia [lain yang non FPI] demi ideologi mereka !

Kasus pengusutan kematian pejuang HAM Munir yang bahkan hingga kini masih belum jelas terungkap, dan bagiku, pemerintah tampak seperti "khawatir" untuk lebih jauh mengungkapkan misteri kematian Munir. Belum kasus yang belum selesai lainnya, seperti tragedi Trisakti, Kasus Semanggi I dan II, kerusuhan Mei 1998, Kasus Tanjung Priuk, Kasus Talangsari, Peristiwa 1965-1966, Peristiwa 27 Juli 1996, dan banyak lagi yang bahkan mungkin "belum" diketahui umum secara jelas.

Menjelang akhir masa pemerintahan SBY, semoga penegakan HAM dapat menjadi prioritas kerja beliau. Tidak cuma tunjuk kebolehan menangani kasus korupsi saja ! Dan terutama, tidak hanya menjadikan issue ini sekedar alat komoditas politik guna membangun citra positif menjelang Pemilu 2009 ! Perangkat hukum melalui UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM yang mengatur pembentukan peradilan HAM untuk memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat, telah tersedia namun entah mengapa lebih sering "teranggurkan" atau lagi-lagi, mengalami gejala impotensi ???

Lebih jauh lagi mengenai makna HAM itu sendiri. Masih ada kasus-kasus lain seperti kelaparan, gizi buruk, kemiskinan, menjadi TKI di negeri orang tanpa perlindungan yang jelas, pendidikan yang mahal, serta fasilitas kesehatan dan perumahan layak yang tak terjangkau, juga adalah contoh persoalan kemanusiaan yang serius, yang layaknya menjadi perhatian karena rawan pelanggaran terhadap HAM itu sendiri.

Masihkah negara dan kita berusaha mengabaikan dan mengacuhkan persoalan mendasar seperti itu ? Karena, khususnya pengabaian hak rakyat oleh negara, juga adalah pelanggaran dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Selamat Hari HAM !

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


Lagi, ada temu reuni alumni SD/SMP Oel. Jumad, 5 Desember lalu. Bertempat di mantan sekolah tercinta, SDK Ora et Labora di daerah Panglima Polim, Kebayoran Baru. Namun kali ini menjadi lebih bermakna karena inilah pertemuan pertama kami setelah lulus sekolah, bersama dengan para mantan bapak dan ibu guru dari jaman SD hingga SMP. 

Terharu sekali saat beberapa orang mantan guru langsung mengenaliku saat memasuki ruangan kelas di sekolah yang telah berpuluh-tahun lamanya tak pernah kukunjungi. Ibu Sri [guru PMP], Ibu Yenny [Wali Kelasku], dan Ibu Wira [guru Matematika] langsung mengenali dan memanggilku. Dan akupun langsung memeluk mereka. Duuh, rasanya seperti ditarik kembali ke masa lalu saat masih mengenakan seragam batik biru-putih khas seragam sekolahku. Begitu pula saat bertemu guru-guru lain: Pak Edy [guru Sejarah dan Kepala Sekolah], dan Pak Yono [guru Olahraga yang sekaligus guru favouriteku hehehe]. Ibu Melly. Ibu Netty [guru Agama Kristen yang membuatku jadi hapal ayat2 alkitab dan lagu2 rohani kristen]. Pak Cornelius. Pak Harry yang masih saja unik dan berjiwa muda [hehehe]. Teringat masa sekolah dulu, dimana para guru sangat menekankan kediplinan yang dulu terasa menakutkan, namun kini telah memberi manfaat bagi kehidupan keseharianku. Dan pastinya juga bagi teman-temanku. 

Kusempatkan secara khusus mengucapkan terimakasihku atas jasa-jasa mereka semasa menjadi guru-guruku. Beberapa dari mereka bahkan memelukku erat. Mereka terlihat haru dan juga bangga karena kami masih mengingat mereka. Namun justru kamilah yang bangga pada mereka dan pengabdian mereka sebagai bapak dan ibu guru kami. Pahlawan tanpa tanda jasa ! Yang tak pernah lelah mengajarkan kami dan menghadapi berbagai kenakalan kami, sekaligus telah menghantarkan kami mencapai apa yang kami raih saat ini. Maka kesuksesan kami, adalah juga kesuksesan bapak dan ibu guru kami. 

Sungguh aku sangat bersyukur diberiNya kesempatan untuk bertemu kembali dengan bapak dan ibu guruku, dan mengucapkan terimakasihku pada mereka. Semoga para guru, dimanapun mereka berada dan bertugas, senantiasa dikenang oleh para muridnya. Dan jikalau engkau pernah menjadi "murid", semoga engkaupun diberiNya kesempatan, untuk satu waktu nanti dapat bertemu gurumu dan menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaanmu bagi mereka. 

December 4, 2008

Ada Epidemi AIDS di Indonesia !!!

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa Epidemi AIDS di Indonesia tergolong sebagai epidemi yang tertunda. Saat kasus HIV dan AIDS di negara lain sudah mulai turun, di negeri ini justru mulai meningkat dengan cepat. [Tempo Edisi 1-7 Des 2008]

Tidak percaya ??? 

Sementara Thailand sudah mulai berhasil mencegah penularan baru HIV melalui berbagai upaya program pencegahan dan treatment [perawatan] yang dijalankan oleh pemerintah dengan segenap elemen masyarakatnya, Indonesia justru seperti tidak perduli dengan fakta semakin tingginya jumlah penderita baru kasus HIV dan AIDS dan bagaimana penanganan / perawatannya. Ketidakpedulian ini juga dapat terlihat beberapa waktu lalu pada saat pasokan obat-obatan antiretroviral [ARV] sebagai sandaran hidup mereka yang terinfeksi HIV/AIDS mengalami hambatan dan sempat "hilang" dari peredaran. Tampak hanya segelintir kelompok terutama para pemerhati masalah HIV/AIDS yang mencemaskan kondisi ini, sementara perhatian apalagi keseriusan pemerintah tidak secara jelas terekam apalagi "terasakan". Prosedur dan birokrasi pemerintah yang kompleks [dan lamban!] menjadi lebih penting, ketimbang menyelamatkan hidup para penderita HIV/AIDS [ini belum lagi bicara bagaimana pentingnya mendukung peningkatan kualitas hidup penderita HIV]. Pada tablet-tablet ARV tersebut sesungguhnya digantungkan harapan besar untuk dapat tetap hidup bagi para penderitanya. Namun kematian mengancam mereka hanya karena masalah urusan birokrasi dan ketidakseriusan pemerintah menangani kepastian ketersediaan dan kelancaraan distribusi obat-obatan tersebut. 

Data UNAIDS per Agustus 2008 mengatakan bahwa ada 270 ribu orang yang terinfeksi HIV di negeri ini. Hingga saat ini, Indonesia menempati urutan ke-5 dalam hal jumlah pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia, sesudah India, Cina, Thailand, dan Vietnam. Lebih lanjut dilaporkan juga bahwa kasus HIV/AIDS terbanyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatra Utara , Jawa Tengah, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat.  

Data Depkes RI memperkirakan bahwa pada 2010 akan ada 400 ribu orang terinfeksi HIV dan 100 ribu meninggal. Dan jikalau tidak ada penanganan memadai, akan ada sejuta pengidap HIV/AIDS pada 2015 nanti. Dari jumlah tersebut, 38,500 kasus terkena pada kelompok muda usia 15-29 tahun, dan 350 ribu orang diperkirakan akan meninggal akibat HIV. 

Yang sangat disayangkan tentunya bagaimana kita harus merelakan "kepergian" anak muda kita, generasi muda kita akibat HIV sekaligus akibat lambannya birokrasi pemerintah. Seharusnya anak-anak muda itu akan menjadi tumpuan dan harapan kita untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Lebih maju. Lebih mapan. Lebih makmur. Dan menjadikan Indonesia yang lebih "sehat". Namun kini kita terancam kehilangan mereka ! 

Sesungguhnya gejala inipun telah terlihat di masa sekarang ini. Di jaringan sekitarku saja misalnya, ternyata banyak teman seangkatanku semasa sekolah dulu yang telah meninggal dunia oleh karena virus ini, atau yang saat ini menjadi penderita HIV dan AIDS. Mengingat mereka, terpikir olehku bagaimana "asset" keluarga bahkan asset negara terampas seiring kepergian mereka. Mungkin saja diantara mereka yang telah pergi, ada yang seharusnya berpotensi menjadi tokoh-tokoh sentral negeri ini yang akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya...jika saja kehidupan tidak direngut dari mereka oleh karena virus ganas itu...belum lagi kerugian secara ekonomi yang harus ditanggung negeri ini oleh karena kehilangan pasokan tenaga kerja angkatan muda sekaligus pembayar pajak.

Jadi, masihkah kita harus "acuh" saja terhadap seriusnya epidemi AIDS di Indonesia ??? [hmmm, jadi bingung ini harusnya pertanyaan untuk pak pemerintah atau masyarakatnya yaa??? hehehe] 

December 1, 2008

Mimpiku Jadi Tentara Buatku Jadi Pecandu

Celebrating today World AIDS Day, below is a story from a man living with AIDS. He was a drug user for more than 14 years. He was twice close to death because of its drug over-dose, till one day...his life was changed....when he finally met his truly Healer....healed him from nobody to someone who have a purpose in life....He is now become an evangelist and dedicated his life to help and serve those who were abandon and rejected by their family and society, thru his Yayasan Pembaruan, located in Cisarua, West Java. 

Below is his story as I quoted from this website. His story was shown on Sept 10th, 2008 on Solusi Life at O'Channel TV Station, and will re-broadcast today at 00.30 a.m at SCTV, another story of his life and his Yayasan Pembaruan will be broadcast tomorrow at O'Channel at 8 p.m. 

Today, on this World AIDS celebration, together with his team he prefers to celebrate it by doing his evangelism work at a Ferry  sailing from Merak to Bangkauni, Lampung. 

I know his story very well. Because he is my older brother. His name is Hotmauli Marpaung, or Ully, as I used to call him since childhood. I am proud on him, and I love him ! 

*********
Mimpiku Jadi Tentara, Buatku Jadi Pecandu

Saya bernama Hotmauli Marpaung, dan saya telah divonis dokter mengidap HIV + dan AIDS.

Idola saya adalah ayah saya sendiri, dia seorang tentara yang sangat saya kagumi. Cita-cita saya semenjak kecil adalah menjadi seperti ayah saya, seorang tentara. Dulu setiap kali ayah membersihkan senjatanya, saya selalu memperhatikan, dan begitu ingin menjadi seperti dia. Namun semua harapan dan mimpi-mimpi saya tak pernah terwujud, hal itulah yang membawa saya kepada jerat narkoba.

Penglihatan saya mengalami gangguan, hal ini diketahui sewaktu saya SMA. Saya tidak pernah mau memakai kaca mata karena saya ingin sembuh. Namun harapan itu tidak pernah terjadi. Karena saya tahu, jika penglihatan saya tidak jelas sudah pasti saya tidak bisa menjadi tentara akhirnya saya melampiaskan kekecewaan dan rasa frustrasi dengan mengkonsumsi narkoba.

Namun setiap kali saya melihat sosok tentara dijalan, dalam imajinasi saya selalu terbayang tentang diri saya yang menjadi tentara yang pergi bertempur. Lalu bagaimana saya memenangkan pertempuran. Pada saat imajinasi seperti itu memenuhi pikiran saya, kemudian saya memakai putaw. Sudah berkali-kali saya ingin berhenti dari kecanduan ini, namun saya selalu gagal karena saya tak pernah bisa mengatasi rasa kecewa yang selalu muncul kembali.

Ketika ayah saya mengetahui bahwa anaknya memakai barang-barang haram itu, dia sangat sedih. Namun hal itupun tak bisa menghentikan kecanduan saya pada narkoba. Bahkan dengan jahatnya, saya mengelabuhi ayah untuk menuruti keinginan saya membeli putaw.

Saya bilang pada ayah, “saya benar-benar ingin berhenti pak. Tapi saya punya keinginan untuk membeli barang itu pak. Saya cuma ingin merasakan beli barang itu pak.”

“Kamu bohong sama bapak,”jawab ayah.

“Bener pak, kalau bapak ngga percaya, bapak yang anterin saya kesana. Dan begitu saya beli barang itu, saya langung kasih ke bapak.”

Karena keinginan ayah yang begitu besar supaya saya lepas dari kecanduan itu, ayah bersedia mengantarkan saya ke bandar narkoba untuk membeli barang haram itu. Saya meminta ayah untuk menunggu dimobil saat saya melakukan transaksi dengan bandar itu. Dan ketika saya kembali kemobil, saya berikan barang itu kepada ayah untuk meyakinkannya. Namun ada satu hal yang tidak diketahui oleh ayah saya, barang yang ada ditangannya itu adalah barang palsu yang sudah saya persiapkan sebelumnya di rumah. Sedangkan barang yang asli ada disaku celana saya, dan begitu pulang dan berada dikamar langsung saya pakai.

Saya berhasil mengelabuhi ayah dengan cara itu selama beberapa waktu. Namun akhirnya ayah saya tidak mau mengantarkan saya lagi membeli barang itu. Pada saat itu saya mengancam ayah saya, jika tidak mau menuruti keinginan saya maka mereka semua akan menderita, dengan maksud bahwa saya akan menjadi pencandu yang semakin parah.

Ayah saya sering saya sakiti, barang-barangnya sering saya jual untuk membeli narkoba. Selain itu juga saya sering menipu dan membohongi ayah saya. Tidak berhenti disana, adik saya pun harus menderita bahkan pernah saya pukul supaya saya bisa mendapatkan apa yang saya mau. Disana saya sadar saya telah gagal menjadi seorang abang yang harusnya melindungi dan mengasihi ayah saya, namun saya tak bisa lepas dari kecanduan ini.

Hingga suatu malam, saya merasa ada sesuatu yang aneh dirumah saya. Akhirnya saya memutuskan untuk menginap dirumah saya. Namun entah bagaimana, hal itu diketahui oleh ayah. Saya diambil paksa oleh ayah dengan dibantu beberapa orang pria.

Saat itu saya berteriak-teriak pada ayah,”Saya mau dibawa kemana ini pak? Tolonglah, saya jangan dibawa pak…!”

“Ya udahlah li.. kau ikut saja.. baik-baiklah kau disana…” kata ayah saya sambil menangis.

Itulah cerita bagaimana akhirnya saya bisa berada dipanti rehabilitasi. Saya ditaruh disebuah ruang isolasi, dan sebuah rasa takut muncul dalam pikiran saya,”Apakah ini cara keluarga saya untuk membuang diri saya?”

Dari ruang isolasi saya dipindahkan keruang pembinaan, dan tidak ada kegiatan yang bisa saya lakukan selain membaca, jadi saya membaca Alkitab. Pada waktu pertama kali tidak ada sesuatu yang istimewa yang saya dapat dari firman Tuhan. Namun setelah beberapa hari, timbul dalam hati saya pertanyaan,”Apakah benar, fiman ini adalah firman yang hidup? Apakah benar segala perkara bisa saya tanggung didalam Dia? Pada waktu saya sakau, dan saya berteriak, apakah benar saya bisa mengandalkan Tuhan? Saya ingin mencoba itu, kalau memang benar kalau Dia adalah jawaban bagi hidup saya.”

Hal itulah akhirnya yang membuat saya memegang firman Tuhan yang saya baca dalam menghadapi saat-saat sakau. Hingga suatu kali saat rasa sakit karena sakau itu menyerang, saya hanya bisa menyanyikan lagu ini,”Ajaiblah Tuhan, penuh kuasa. Sangup pulihkan keadaaan ku.” Tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang hangat mengalir pada tubuh saya. Disitu kesadaran akan dosa muncul dalam hati saya. Saya berdoa meminta ampun kepada Tuhan atas apa yang telah saya buat, dan saya merasa Tuhan itu begitu baik, karena hingga saat ini saya masih hidup. Selesai saya berdoa, saya merasa rasa sakit pada tubuh saya hilang. Pada saat itu saya sadar bahwa Tuhan itu begitu nyata.

Mulai hari itu, saya mulai mencari Tuhan sungguh-sungguh. Saya mau makan firman Tuhan itu dan tetap mau tinggal didalam Kristus. Secara tidak sadar, melalui firman Tuhan yang masuk dalam hidup saya, saya dibebaskan dari keterikatan pada narkoba. Kehidupan saya yang hancur dipulihkan, demikian juga dengan hubungan saya dengan keluarga. Kini saya bebas dari ketergantungan pada narkoba yang telah mengikat saya selama 14 tahun.

Walaupun saya divonis mengidap HIV + bahkan AIDS, saya dapat menerimanya karena kasih Tuhan yang memampukan saya. Tuhan Yesus adalah segalanya bagi saya, karena Dia adalah jawaban bagi hidup saya. 

Pita Merah, Pantaskah Kita ?

Pita Merah (Red Ribbon) merupakan lambang internasional untuk kepedulian terhadap HIV/AIDS. Pita merah dicetuskan pada April 1991 oleh suatu kelompok dermawan kecil yang bernama Visual AIDS yang berpusat di New York. Mereka ingin menemukan suatu tanda peringatan abadi yang menjadi lambang untuk mempersatukan berbagai pihak di seluruh dunia yang peduli dengan meluasnya penyebaran AIDS. Di Inggris, Pita Merah pertama kali dipakai oleh 700.000 penggemar lagu pop saat konser musik memperingati Freddy Mercury yang diselenggarakan di stadion Wembley pada April 1992.

Putri Diana memakai Pita Merah pada World AIDS Day Concert of Hope (Konser Harapan Hari AIDS Sedunia). Saat ini, orang-orang di seluruh dunia memakai Pita Merah untuk menunjukkan perhatian dan kepedulian mereka terhadap HIV/AIDS. Peduli terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA), mereka yang telah meninggal dunia, dan mereka yang merawat serta mendukung Odha dengan penuh kasih sayang.

Pita Merah dimaksudkan agar menjadi lambang pengharapan agar pencarian vaksin dan obat untuk menghentikan penderitaan ODHA berhasil. Pita Merah juga menawarkan dukungan simbolis. Dukungan untuk ODHA, untuk terus mendidik mereka yang tidak terinfeksi, untuk upaya maksimal dalam menemukan pengobatan, serta untuk mereka yang telah kehilangan teman, anggota keluarga, atau orang yang dicintai karena AIDS.

Tetapi Pita Merah saja tidak cukup. Pita Merah hanya dapat menjadi lambang yang berguna jika diikuti dengan ucapan dan perbuatan yang betul-betul dapat membuatnya berbeda. Jik Anda ditawarkan Pita Merah, berarti Anda diminta untuk menerima dan memakainya sebagai sebuah penghargaan kepada jutaan orang yang hidup dengan atau tersentuh HIV-AIDS di seluruh dunia. Siapa saja dapat memakai Pita Merah untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki pengertian pada masalah seputar HIV/AIDS.

Semua ini merupakan upaya yang muncul dari masyarakat. Tidak ada Pita Merah yang resmi. Anda pun dapat membuatnya sendiri. Memakai Pita Merah merupakan langkah pertama dalam memerangi HIV/AIDS. Pita Merah dapat dipakai kapan saja sepanjang tahun, tetapi khususnya pada Hari AIDS Sedunia. Langkah berikutnya adalah mendukung ODHA dan mengingatkan yang tidak terinfeksi. 

[Sumber: Artikel ini di unduh seluruhnya dari http://omqm.blogspot.com/2

November 25, 2008

Class of 89, SMP Oel Reunion




Salah satu kehebatan jaringan pertemanan seperti www.facebook.com yaitu antaralain mempertemukan kita dengan teman dan sahabat yang mungkin telah bertahun lamanya tak pernah bertemu. Misalnya mempertemukanku kembali dengan teman-teman semasa bersekolah di SDK Ora et Labora [Blok M, Kebayoran Baru] dan SMPK Ora et Labora [Pondok Indah, Jakarta Selatan]. 

Seru, lucu, kocak, penuh tawa dan canda....beginilah suasana saat 25 orang diantara kami saling janjian bertemu di Cafe Hongkong, Jakarta-Pusat. Banyak juga yang sudah tidak saling mengenali sehingga harus kembali saling menyebutkan nama sekaligus mengungkapkan beberapa kejadian konyol yang mungkin sanggup membuka kembali ingatan dan kenangan yang telah terkubur lama. Yap ! Hampir 20 tahun lamanya sejak kami semua meninggalkan bangku SMP di sekolah yang bahkan kini telah berganti nama menjadi Raffless International School. [hmmm, jadi ketawan deeh usia sesungguhnya hehehe] 

Bukan hanya ukuran pinggang dan tinggi badan yang berubah pada diri kebanyakan kami [hehehe] tetapi juga penampilan dan isi dompet tentunya...[hehehe yang ini pastinya mempengaruhi kepercayaan diri deh kayaknya hihihi]. Ada yang dulu terlihat kurus, kecil dan culun, sekarang terlihat gagah dan keren. Ada juga yang dulu sempat dikagumi sebagai salah seorang cewek tercantik dan tergaya, sekarang ini hmmm....ternyata terlihat "biasa" saja [hehehe dasar sirik adja yaaack...!] 

Bagaimanapun perubahan itu terjadi diantara kami, senang rasanya masih diberi kesempatan untuk dapat bertemu dan menyambung kembali tali pertemanan yang sempat telah lama terputus. Oya, sekitar bulan July 2009 nanti, rencananya akan diadakan Reuni Akbar SD-SMP-SMA Ora et Labora [Oel] di Jakarta. Menyenangkan sekali bila kembali dapat bertemu bukan hanya dengan teman-teman semasa kecil, tetapi juga dengan bapak dan ibu guru semasa disekolah dulu. Bagaimana ya kabar guru-guru favoritku ??? Pak Edy yang guru sejarahku yang suka menggambar saban menerangkan cerita-cerita sejarah, Pak Yono guru olahragaku yang [lumayan] ganteng dan gagah....guru matematikaku yang baikk banget, Ibu Wira. Dan juga Ibu Sarce, guru matematikaku yang lain [yang ini yang galak hehehe]. Tidak sabar rasanya ingin dapat bertemu mereka kembali, dan mengucapkan terimakasih atas segala jerih payah mereka semasa menjadi guru-guruku dulu. 

Nach, buat yang pernah bersekolah di Oel, buruan deeh mendaftarkan diri di website Ikatan Alumni Oel dan bila sempat, jangan lupa hadir dipertemuan akbar alumni Oel tahun depan ! :) 

November 24, 2008

Wreck Diving at the U.S.A.T. Liberty

[got trapped into school of jack fish]

[do we look like a twin ?] 

[watching on a parade of sweet-lips fishes]

[entering the underwater cave]
Here are some pictures during my last week wreck diving in Tulamben, Bali. 

We dived at the U.S.A.T Liberty. She is a 120 meter long shipwreck, the remains of a US World War II freight, torpedoed on January 11, 1942 at 4.15 a.m. by a Japanese submarine while crossing the Lombok Strait carrying material [rubber and railway parts] from Australia to the Phillipines. Two US destroyers hitched up to the ship and tried to tow it to the port of Singaraja. 

For 21 years the Liberty was staying on the beach of Tulamben, 70 km away from the nearest safe harbor. Then on 1963, she was pushed from her location by the fatal eruption of the volcano Gunung Agung. During the process the hull broke into two pieces, and now she is laying only 30 meters away from the Tulamben beach on a sandy slope 90 degrees on her side parallel to the shore the deck side faces the ocean. 

Now the Liberty shipwreck is the most visited diving site of Bali at a perfect depth for scuba diving ranging from 2.5 meters down to 29 meters. An amazing growth of encrusting animal cover the wreck, marines biologists estimate that about 400 different species of reef fish live on the Liberty. And last week, I was so happy to met some of them :) 

November 23, 2008

Hukuman Mati Bukan Solusi

HUKUMAN MATI BUKAN SOLUSI
Pernyataan sikap LBH Masyarakat atas Eksekusi Amrozi dkk

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat mengutuk segala bentuk kekerasan dan kekejaman termasuk tindakan pengeboman di Kuta Bali 2002 lalu. Namun demikian, LBH Masyarakat menyayangkan putusan pemerintah Indonesia yang tetap melaksanakan eksekusi mati terhadap tiga orang terpidana Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudera dan Ali Ghufron karena justru pemerintah telah mempertontonkan suatu tindakan kekerasan yang dibalas oleh kekerasan pula.

LBH Masyarakat menentang keras penggunaan hukuman mati sebagai bentuk pemidanaan dan jawaban atas penyelesaian kasus-kasus hukum termasuk juga dalam hal tindak pidana terorisme. Kami memandang bahwa Pertama, hukuman mati adalah bentuk pelanggaran terhadap hak untuk hidup setiap manusia yang merupakan hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun juga.

Kedua, hukuman mati merupakan suatu bentuk penghukuman yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia. Hal tersebut tak lebih dari pembunuhan yang dilegalisasi yang dilakukan oleh negara atas nama keadilan.
Ketiga, setiap kejahatan berat harus dihukum berat. Namun hukuman terberat tidak boleh sampai merenggut hidup seseorang. Hukuman seumur hidup lebih layak sebagai hukuman terberat yang lebih banyak memberikan kesempatan bagi banyak pihak untuk memperbaiki keadaan.

Keempat, data dan fakta menunjukkan bahwa hukuman mati tidak banyak memberikan kontribusi dalam mengurangi angka kejahatan, sebaliknya, hal tersebut menunjukkan bahwa bukan seberapa kejam hukumanlah yang dapat menimbulkan efek jera; melainkan adanya kepastian bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana pasti dihukum setelah sebelumnya melalui proses peradilan yang adil dan transparan. Secara khusus dalam kasus ini, penggunaan hukuman mati justru menimbulkan inspirasi bagi beberapa kelompok untuk menempatkan Amrozi cs sebagai “pahlawan” dan seolah-olah memberikan legitimasi akan perbuatan Amrozi cs. Kenyataan menujukkan bahwa Amrozi cs tidak takut hukuman mati. Dan sebaliknya, pasca pelaksanaan eksekusi tersebut, justru muncul gelombang dukungan dari kalangan tertentu yang mendukung “perjuangan” Amrozi cs tersebut.

Penolakan kami terhadap penggunaan hukuman mati terhadap Amrozi cs bukan berarti kami mengesampingkan rasa kehilangan para korban yang ditinggalkan. Namun LBH Masyarakat lebih mendorong keadilan restoratif yakni memulihkan keadaan korban dan bukan melestarikan keadilan retributif yang didasarkan pada balas dendam. Ketika negara mempromosikan hukuman mati sebagai alasan keadilan berarti negara mendorong agar bangsa ini selalu mempergunakan alasan dendam untuk memperoleh keadilan.

Keadilan bukanlah berarti mengambil apa yang telah diambil oleh pelaku kejahatan. Keadilan bukan bicara mengenai kita melakukan hal yang sama dengan apa yang si pelaku telah lakukan terhadap kita. Selama ini kita muak dengan segala tindakan kejam dan meminta pemerintah untuk membalas tindakan kejam tersebut dengan menerapkan hukuman mati. Tanpa kita sadari, penerapan hukuman mati ternyata hanya memperpanjang rantai kekerasan.

Jakarta, 10 November 2008
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat

Taufik Basari, S.H., S.Hum, LL.M
Ketua Dewan Pengurus

Ricky Gunawan, S.H.
Direktur Program

November 9, 2008

The End of Amrozi CS

Malam ini kota Jakarta diguyur hujan deras. Dan dari TV malam ini aku mendengar berita bahwa eksekusi mati telah dilaksanakan terhadap Amrozi, Ali Gufron dan Imam Samudra. Setelah seminggu penuh berita di berbagai televisi nasional menayangkan berita seputar rencana eksekusi mereka, maka malam ini adalah puncak penantian dari mereka yang mengharapkan ditegakkannya keadilan melalui kematian trio pelaku bom bali ini. 

Namun apakah kematian mereka adalah jawaban dari peristiwa menyedihkan yang terjadi 6 tahun lalu itu ? Apakah dengan kematian mereka juga dapat menghentikan paham-paham dan keyakinan Amrozi dkk ? Apakah kematian mereka menjamin tidak akan ada lagi kekerasan dan terorisme? Ataukah kematian mereka justru akan semakin membuat subur gerakan-gerakan baru yang akan meneruskan perjuangan mereka? 

Enam tahun lalu Amrozi dkk telah mengambil nyawa dan kehidupan 202 orang. Sementara ratusan lainnya terluka dan barangkali masih mengalami trauma hingga hari ini. Dan mengakibatkan berbagai kerugian lainnya baik yang dialami oleh korban dan keluarganya, maupun negara dan Indonesia secara khusus. Enam tahun lalu Amrozi dkk telah mencuri hak Tuhan dan berperan sebagai tuhan. Mengambil nafas kehidupan seseorang adalah hak tunggal Tuhan, Sang Pemberi Kehidupan itu sendiri. Apapun alasannya tidak dapat dibenarkan, dan enam tahun lalu Amrozi dkk telah menjadi pembunuh. Namun haruskah kini kita, apalagi negara, mengambil nafas kehidupan mereka juga sebagai akibat perbuatan mereka enam tahun lalu? Lalu apakah bedanya kita, apakah bedanya negara dengan Amrozi dkk itu ? Kitapun telah menjadi pembunuh ! 

Sejatinya setiap manusia memiliki hati nurani dan kebutuhan untuk berbuat kebajikan. Itu sebabnya selagi nafas kehidupan masih kita miliki, sejahat apapun kita, masih ada kesempatan dan ruang untuk pertaubatan dan harapan akan perubahan. 

Jikalau benar malam ini adalah malam terakhir Amrozi dkk, semoga sebelum nafas kehidupan mereka diambil oleh "tuhan-tuhan dunia" ini, ada mujizat dan pertaubatan terjadi dalam diri ke3-nya. Semoga masih diberi kesempatan untuk memohon ampunan kepadaNya sebelum semua berhenti untuk selamanya.

Setidaknya semoga Amrozi dkk menyadari keberuntungan yang mereka miliki paling tidak sejak tertangkapnya mereka enam tahun lalu. Beruntung karena mengetahui kapan hari terakhir mereka didunia dan bagaimana mereka akan mengakhiri dan meninggalkan kehidupan. Karena bagi banyak orang, termasuk ke 202 orang korban mereka, tidak memiliki keberuntungan untuk mengetahui rahasia Tuhan ini, tidak pernah mengetahui saat hari kematian itu datang menjemput. Tidak sempat mengucapkan salam perpisahan apalagi menulis dan membacakan wasiat serta ditayangkan diberbagai televisi nasional sebagaimana halnya trio bom bali tersebut. Bagi Amrozi dkk cukuplah enam tahun ini menjadi tahun yang penuh sorotan dan liputan atas segala sepak terjang mereka. Cukuplah mereka melampiaskan mimpi mereka menjadi celebritis, bila memang pernah bermimpi menjadi seorang celebrity. 

Proses jelang kematian Amrozi dkk rasanya menjadi prosesi yang phenomenal yang pernah tercatat dalam sejarah jelang kematian seorang anak Indonesia. Semua dipersiapkan demi menyambut "gebyar" kematian mereka. Mereka yang terlibat sebagai panitia meliputi ratusan polisi dan aparat yang bersiaga bukan hanya di Lapas Nusakambangan, tetapi juga bersiaga di kampung halaman mereka, demikian juga ratusan journalis dan media yang meliput selaku seksi dokumentasi. Tidak putus-putus meliput berita jelang eksekusi dan menyiarkan secara khusus. Bahkan penyiaran berita kematian mantan Presiden Suharto pun tidak selengkap penyiaran berita eksekusi Amrozi dkk. Paling tidak dalam hal penayangan pembacaan surat wasiat yang disaksikan oleh jutaan pemirsa televisi nasional bahkan internasional. Seksi transportasi juga tidak kalah sigap mempersiapkan fasilitas khusus bagi para tokoh ini. Tiga helikopter bahkan exit strategy khusus direncanakan dan dipersiapkan bagi mereka. Hingga prosesi gladiresik juga khusus dirancang demi memastikan segala sesuatunya berjalan lancar. Singkatnya ada banyak kemewahan yang khusus dipersiapkan demi menyambut jelang kematian Amrozi dkk, termasuk penundaan dan lambannya prosesi eksekusi itu sendiri yang cukup membuat "gerah" pihak-pihak yang begitu bersemangat melihat kematian mereka. Bahkan seorang korban "eksekusi" lain seperti Tibo-pun tidak memiliki keistimewaan akan halnya Amrozi dkk ini. 

Sembari menikmati guyuran hujan kota Jakarta malam ini, terbersik pertanyaanku, apakah yang Amrozi dkk pikirkan dan rasakan malam ini, sebelum nafas kehidupan mereka dicabut selamanya ? Adakah kecemasan dan rasa takut, adakah penyesalan, ataukah justru semakin mereka merasa telah menjadi pahlawan demi apapun itu yang mereka yakini. Aku tetap berharap semoga Sang Pemberi Kehidupan memberikan mujizatNya, dan memberikan pada mereka pengampunanNya....

Life is beautiful, life is so precious ! 

Rock the World, Obama !!!





Here are some pictures during last Obama's celebration party held at Bellagio, Mega Kuningan. About 500 people were celebrating the victory of Obama and Hope. All walks of life gathered there. Not only American, but also Indonesian. 

On last June I wrote about Obama here, and now 'am glad that he is not only a candidate but today he is the new President for the new USA. Its a dream come true for him, and for the American. And for people of the world, a change has come to America, may it will bring peace and more stability to many other nations. 

Now that he is the elected President, as he promised during his campaign, its gone be excited to see how he will put his nation back into the RIGHT TRACK. How will he reserve the disastrous trickle down economics that takes from the poor and middle class and gives to the rich. And specially as this will be his priority things to do, how he will overcome this global crisis that suffered by many countries including Indonesia. 

No doubt that Obama has attracts many people with his charisma. And for Indonesian Politicians who will run for campaign on 2009, may can also learn from him. Specially on how he generally avoided negative attacks. Keep stay cool, calm while under pressure, and do not react rashly to any situation. From what I watched on him [on TV of course !], he tries to understand things first before reacting. He is not the kind of man who will "shoots first and asks questions later" :) When you watch "Debat Politik" at TV-One, then you will see and notice that many of our politician still need to sharpen their debate style. 

So the floor are yours, Mr. Obama. Go dancing, rock the world ! :) 

November 5, 2008

Change Has Come To America !


Change has come to America. Today.

Young and charismatic but with little experience on the national level, Obama smashed through racial barriers and easily defeated Republican John McCain to become the first African-American destined to sit in the Oval Office, America's 44th president. He was the first Democrat to receive more than 50 percent of the popular vote since Jimmy Carter in 1976.

Obama won California, Colorado, Connecticut, Delaware, the District of Columbia, Florida, Hawaii, Illinois, Indiana, Iowa, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Nevada, New Hampshire, New Jersey, New Mexico, New York, Ohio, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Virginia, Vermont, Washington and Wisconsin.

With most U.S. precincts tallied, the popular vote was 51.9 percent for Obama and 46.8 percent for McCain. But the count in the Electoral College was lopsided in Obama's favor over McCain — 349 to 147 as of early Wednesday, with four states still to be decided. Those were North Carolina, Georgia and Missouri.

The first America's black president, Barack Obama turned from the jubilation of victory to the sober challenge of leading a nation worried about economic crisis, two unfinished wars and global uncertainty. But as he said today, "The road ahead will be long. Our climb will be steep". He acknowledged that repairing the economy and dealing with problems at home and overseas will not happen quickly. "We may not get there in one year or even in one term," he said. "But, America, I have never been more hopeful than I am tonight that we will get there. I promise you, we as a people will get there."

Another 76 days before his inauguration, gonne be exciting to see what Obama plans to do for his country and for the world. But for today, I am sharing my happiness here to see him as the newly US President. Go Obama Go :) And definitely I will go for his celebration party tonight, here in Jakarta, at Bellagio Boutique Mall in Mega Kuningan. Wanne join ??? :)

October 26, 2008

I Miss U Tonight, Pap & Mom !!!!


It feels hurt. It feels pain. Still....

Kaki-Kakiku....


Hari ini kuberkata pada kaki-kakiku, 
Jangan pernah menyerah
Jangan pernah berhenti berjalan
Meski letih terkadang datang menghampiri
Teruslah berjalan, kaki-kakiku...
Kejarlah terus bintang dilangit
Raihlah impian dan harapanmu,
Jangan pernah bimbang, kaki-kakiku,
Ada DIA yang 'kan selalu menuntun langkahmu,
Yang tak pernah ragu bahkan 'tuk menopangmu saat smakin berat langkahmu...

Maka terus....teruslah berjalan, kaki-kakiku....ada pelangi indah menunggumu....

October 23, 2008

Dualitas Kehidupan

Berpelukannya sperma dan sel telur, inilah awal pertumbuhan manusia di bumi ini. Ia menjadi tanda-tanda awal makna kehidupan. Dan pertumbuhan hidup ini terjadi bila kita memeluk dualitas kehidupan. Baik terlihat karena ada buruk. Sukses terasa karena pernah gagal. Naik menjadi indah kalau pernah turun. Kesucian bergetar karena keluar dari kekotoran. Dan sukacita menjadi bermakna, bila pernah melalui suatu kesedihan.

Perhatikan anak-anak ! Mereka terlalu mudah bahagia. Terlalu gampang tertawa. Tidak mengalami kesulitan untuk berpelukan. Dalam kebebasan dari dualitas, sebagian besar anak-anak tidak punya hantu masa lalu. Dan tidak punya setan masa depan.

(taken from Gede Prama)

October 22, 2008

KISS [Keep It Simple Stupid]

Ini tulisan yang aku terima beberapa hari lalu di milis, dan nampaknya bagus untuk jadi renungan bagi kita. Mudah-mudahan suka :)
Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit. Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini :
  1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak kedepartemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semuakotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi iamuncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angina tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
  2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpentersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan- keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperature mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ??? ..... Mereka menggunakan pensil!
  3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve that problemo. Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi,semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya.

Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

October 11, 2008

Christie Learns To Be A Model...[and I Learn To Be A Photographer]





She is so adorable, isn't she ??? When I look at her pictures again, I just could not believe that she is 10 y.o now....it seems like yesterday when she was still my fatty chubby Christie....these pictures, as well as other bunch of collection from my "Today Christie" Photo Album,  were taken during our Lebaran holiday at our family house in Puncak, West Java. 

I specially remember this moment, as this was a good collaboration between the model, Christie, and the photographer, my self. We both were so excited, and purposely woke up so early just to make these pictures...oya, more about this day, we both then need to took an 1.5 hours shower together after this "itchy-bitchy" photo session :) 

September 26, 2008

Tembok Penghalang

[tembok penghalang itu ada untuk suatu alasan....]

Saat sedang meniti karir, mengejar cinta ataupun impian, apapun itu, seringkali kita dihadapkan dengan "tembok penghalang" yang berdiri kokoh didepan kita....menghadang kita...terkadang membuat kita berhenti dan tak dapat melanjutkan perjalanan kita....

Namun yakinlah....tembok penghalang itu berdiri disana karena suatu alasan tertentu, yakni memberi kita kesempatan untuk menunjukkan sekuat apa kita menginginkan sesuatu...

[As quoted from The Last Lecturer by Randy Pausch,.....its a nice book ! a must to read, pals!]

September 25, 2008

TAF Alumni Gathering


[TAF Alumni Gathering 2008]

Setelah cukup lama berpisah dan saling berpindah kantor, paling tidak sejak diriku sendiri hijrah ke Papua pada pertengahan 2004 lalu, maka Selasa sore kemarin adalah pertemuan pertama kami dalam jumlah besar. Dalam pertemuan kecil tentunya kami masih suka bertemu entah dalam moment makan siang bersama, ngopi bareng, curhat bareng, atau dalam moment khusus seperti pernikahan maupun duka-cita. 

Dipertemukan semasa bekerja di The Asia Foundation Indonesia [TAF], entah mengapa atmosphere pertemanan di kantor ini terasa begitu berbeda bila dibandingkan  saat bekerja di kantor-kantor lain, baik sebelum bahkan setelah masa bekerja di TAF. Paling tidak bagi mereka yang bekerja di kantor ini pada periode tahun 1999-2004 [hehehe]. Dan hal inipun diakui oleh kami semua, bahkan pihak lain yang melihat kekompakan kami termasuk oleh boss kami, hingga pernah menjadi kekhawatiran para boss melihat kekompakan kami [yang ini mungkin karena takut kami kompak bolos bareng, atau demo minta kenaikan gaji bareng..hehehe...]  

Kekompakan tidak cuma terjadi diantara rekan kerja dalam unit yang sama dan level yang sama, tapi bahkan hingga ke unit lain dan level berbeda. Adalah hal yang biasa antara Programme Officer, Program Assistant, para Secretary / team admin termasuk finance untuk ngumpul dan hangout bareng dalam berbagai kesempatan baik di dalam kota maupun di luar kota. Bahkan dengan para driver dan satpam pun kami terbiasa melibatkan mereka dalam moment-moment ngumpul bareng atau jalan bareng. Ketemu jodoh dan pernikahan pun terjadi baik pada unit yang berbeda, apalagi dalam unit yang sama. Berpacaran dan kemudian putus juga acap terjadi diantara kami...hehehe...aku sendiri dari unit Economic & SMEs juga bertemu jodohku dari unit IRDA/Governance yang kemudian menjadi suamiku. Temanku, Sari, yang juga bekerja untuk unit Economic & SMEs juga kemudian menikah dengan Bido, yang juga dari unit yang sama. Ada juga pernikahan yang terjadi dengan counterpart kami, misalnya Icha dari unit Islam & Civil Society yang kemudian menikah dengan mas Ian yang sebelumnya adalah partner dari unitku dan IRDA. Temanku, Stella, juga bertemu suaminya saat menghadiri seminar yang diadakan oleh kantor kami. Yang pacaran sesama rekan sekerja juga banyak terjadi, tetapi sebaiknya tidak kusebutkan disini :) Singkatnya, pernah ada joke yang bilang, kalau belum punya pacar dan mencari pacar/ jodoh, silahkan melamar ke kantor ini dan biasanya akan segera mendapatkan....hehehe...oya, bahkan pak satpam di kantor kami pun, pak Broto, juga menikah dengan office girl kantor kami, mbak Suki. Seru kan....??? :) 

Pertemanan semasa bekerja di TAF memang berbeda. Berbagai hal baik suka dan duka kami lalui bersama. Dan bersama kami juga saling membagi suka dan duka. Ulang tahun, promosi, pindah kantor, pindah rumah, dapat pacar, dapat rejeki alias naik gaji, putus pacar, pernikahan hingga peristiwa duka-cita baik kematian orangtua/saudara ataupun sekedar diomelin boss, adalah moment-moment dimana kami dapat saling berbagi, saling menghibur, saling mentertawakan alias saling mencela, juga saling menangis :) Oya, curhat dengan boss juga menjadi kenangan tak terlupakan bagiku ...pernah, saat teman satu teamku sedang curhat dan menangis karena baru putus dengan pacarnya, tiba-tiba boss kami, Roderick Brazier, masuk ke ruangan kami, melihat temanku menangis dan aku sedang memeluknya, Rod langsung menghampiri kami berdua, memeluk kami berdua dan menghibur temanku itu.....duuh, terharu kalau ingat ini....:) 

Pertemanan alumni TAF ini juga terus berlanjut hingga kami semua telah berpencar dan bekerja di tempat yang berbeda, berbeda daerah bahkan negara. Jaringan TAF alumni bahkan telah meluas hingga ke ujung barat dan timur Indonesia hingga Australia, America, Sweden dan Norway. Juga menyebar diberbagai organisasi baik lokal maupun international, hingga kantor lembaga profit. World Bank, lembaga-lembaga PBB [seperti UNICEF, UNIFEM UNDP], NDI, RTI, Partnership, USAID, AUSAID, bahkan ada yang telah menjadi pengusaha florist  hingga pengusaha penyewaan DVD di Canberra, Australia :) Dan tentunya alumni TAF juga semakin meningkatkan karir dan keahliannya hingga ke berbagai bidang. Ada yang sekarang telah menjadi peneliti masalah sosial, top-notch lawyer, konsultan DPR dan ahli per-UUan, aktivis perempuan, aktivis HAM, ahli media, bahkan anggota DPR RI dan saat ini ada juga yang sedang berjuang menjadi caleg 2009 :) TAF Alumni memang ga ada matinya....saling memotivasi dan berlomba-lomba untuk dapat menjadi lebih baik juga biasa terjadi dalam persahabatan kami. Walhasil banyak diantara kami yang kemudian ramai-ramai menjadi mahasiswa pasca sarjana bahkan hingga doktor, baik didalam maupun luar negeri...yang jelas, ga ada diantara kami yang membeli gelar....yang satu ini, haram hukumnya....kebanyakan kami mendedikasikan diri dan waktu untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik, maka kecurangan selalu kami usahakan untuk tidak pernah ada dalam kehidupan kami. 

Maka pertemuan kemarin menjadi saat yang membahagiakan bagi kami. Semua yang hadir dalam acara semalam saling berbagi tawa dan kegembiraan, walaupun juga tetap dihiasi dengan saling mencela....hehehe....Kenangan semasa bekerja dibawah bendera yang sama telah menyatukan kami, dan semalam kami semua pun sepakat untuk tetap saling menjaga tali silahturahmi diantara kami. 

Sungguh indah persahabatan ! Semoga senantiasa terjaga hingga kami tua nanti....

September 23, 2008

Christie Learns About Tolerance



[Christie and her uncle Adi during their Buka Puasa]

This evening my niece, Christie, was made her self busy preparing break-fasting meals for her uncle Adi. She purposely asked me to let her prepare it by her own. From cleaning and preparing the dining table, heating the meals from microwave, placing it into the selected dishes by her choice, to lighting candles. Kolak pisang, rendang, mie-goreng, cap-cay including a cup of green tea are well prepared by her. She also accompanied her uncle Adi by eating together her Kolak pisang during this Buka Puasa. Only the two of them !

I was very proud with her! She has grown up in Christian-way, her parents and extended family are Christian except her uncle Adi, but still she has a heart to give her best to her non-Christian's uncle Adi.

I will remember especially this day, as she learns more about tolerance.