December 4, 2008

Ada Epidemi AIDS di Indonesia !!!

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa Epidemi AIDS di Indonesia tergolong sebagai epidemi yang tertunda. Saat kasus HIV dan AIDS di negara lain sudah mulai turun, di negeri ini justru mulai meningkat dengan cepat. [Tempo Edisi 1-7 Des 2008]

Tidak percaya ??? 

Sementara Thailand sudah mulai berhasil mencegah penularan baru HIV melalui berbagai upaya program pencegahan dan treatment [perawatan] yang dijalankan oleh pemerintah dengan segenap elemen masyarakatnya, Indonesia justru seperti tidak perduli dengan fakta semakin tingginya jumlah penderita baru kasus HIV dan AIDS dan bagaimana penanganan / perawatannya. Ketidakpedulian ini juga dapat terlihat beberapa waktu lalu pada saat pasokan obat-obatan antiretroviral [ARV] sebagai sandaran hidup mereka yang terinfeksi HIV/AIDS mengalami hambatan dan sempat "hilang" dari peredaran. Tampak hanya segelintir kelompok terutama para pemerhati masalah HIV/AIDS yang mencemaskan kondisi ini, sementara perhatian apalagi keseriusan pemerintah tidak secara jelas terekam apalagi "terasakan". Prosedur dan birokrasi pemerintah yang kompleks [dan lamban!] menjadi lebih penting, ketimbang menyelamatkan hidup para penderita HIV/AIDS [ini belum lagi bicara bagaimana pentingnya mendukung peningkatan kualitas hidup penderita HIV]. Pada tablet-tablet ARV tersebut sesungguhnya digantungkan harapan besar untuk dapat tetap hidup bagi para penderitanya. Namun kematian mengancam mereka hanya karena masalah urusan birokrasi dan ketidakseriusan pemerintah menangani kepastian ketersediaan dan kelancaraan distribusi obat-obatan tersebut. 

Data UNAIDS per Agustus 2008 mengatakan bahwa ada 270 ribu orang yang terinfeksi HIV di negeri ini. Hingga saat ini, Indonesia menempati urutan ke-5 dalam hal jumlah pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia, sesudah India, Cina, Thailand, dan Vietnam. Lebih lanjut dilaporkan juga bahwa kasus HIV/AIDS terbanyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatra Utara , Jawa Tengah, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat.  

Data Depkes RI memperkirakan bahwa pada 2010 akan ada 400 ribu orang terinfeksi HIV dan 100 ribu meninggal. Dan jikalau tidak ada penanganan memadai, akan ada sejuta pengidap HIV/AIDS pada 2015 nanti. Dari jumlah tersebut, 38,500 kasus terkena pada kelompok muda usia 15-29 tahun, dan 350 ribu orang diperkirakan akan meninggal akibat HIV. 

Yang sangat disayangkan tentunya bagaimana kita harus merelakan "kepergian" anak muda kita, generasi muda kita akibat HIV sekaligus akibat lambannya birokrasi pemerintah. Seharusnya anak-anak muda itu akan menjadi tumpuan dan harapan kita untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Lebih maju. Lebih mapan. Lebih makmur. Dan menjadikan Indonesia yang lebih "sehat". Namun kini kita terancam kehilangan mereka ! 

Sesungguhnya gejala inipun telah terlihat di masa sekarang ini. Di jaringan sekitarku saja misalnya, ternyata banyak teman seangkatanku semasa sekolah dulu yang telah meninggal dunia oleh karena virus ini, atau yang saat ini menjadi penderita HIV dan AIDS. Mengingat mereka, terpikir olehku bagaimana "asset" keluarga bahkan asset negara terampas seiring kepergian mereka. Mungkin saja diantara mereka yang telah pergi, ada yang seharusnya berpotensi menjadi tokoh-tokoh sentral negeri ini yang akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya...jika saja kehidupan tidak direngut dari mereka oleh karena virus ganas itu...belum lagi kerugian secara ekonomi yang harus ditanggung negeri ini oleh karena kehilangan pasokan tenaga kerja angkatan muda sekaligus pembayar pajak.

Jadi, masihkah kita harus "acuh" saja terhadap seriusnya epidemi AIDS di Indonesia ??? [hmmm, jadi bingung ini harusnya pertanyaan untuk pak pemerintah atau masyarakatnya yaa??? hehehe] 

4 comments:

Arief Firhanusa said...

AIDS seolah burung gagak dengan sayap selebar angkasa. Ia terbang melayang di udara sepanjang masa, lantas menukik tajam ke bawah saat ia menemukan sasaran.

Saya bergidik ngeri setiap mendengar virus HIV.

Lia Marpaung said...

virus ini dapat menyerang siapa saja, dari kelompok kaya/miskin, berpendidikan ataupun tidak. but no need to worry, bung arief. Yang penting kita tahu bagaimana penularannya, dan menghindari perilaku beresiko...;)

Bambang Saswanda Harahap said...

AIDS
butuh kesadaran dalam penanganannya
kompleksitas masalahnya harus diselesaikan dengan bersamaan
ODA
penyadaran prilaku beresiko
informasi tentang vyrus ini
dan banyak lagi

Lia Marpaung said...

setuju bung timur matahari :)