August 26, 2008

Days Without Our Precious Dad

Hari ini sudah 10 hari papi tidak ada lagi diantara kami. Dan sampai hari ini kami semua masih berkumpul dan tinggal di rumah papi. Rasanya masih berat meninggalkan rumah yang telah kami tinggali bersama bahkan dari sebelum aku lahir. Dan setiap kali memandang bagian-bagian rumah terutama kamar beliau, rasanya sedih sekaligus perih terasa di hati mengingat saat ini tak mungkin lagi kami melihat papi... dan beliau tidak ada lagi bersama-sama kami. Celotehan, tawa, rengekan manja dan tangisan dari ke dua keponakan kami, Christie dan Christo, yang menjadi penghibur kami sekaligus terkadang membuat kami menangis di dalam hati bila mendengar mereka berdua mengungkapkan perasaan kehilangan mereka terhadap"opung doli"nya. 

Terlebih saat mendengar doa si kecil manja Christo di pagi hari. Dengan keluguannya ia berdoa demikian: "Tuhan Yesus, opung kan udah meninggal. Sekarang opung sudah ada di surga. Tuhan Yesus tolong sembuhkan opung yaa....Tuhan Yesus kan dokter....nanti kalau sudah sembuh, tolong kembalikan opung lagi ke bumi yaaa....soalnya dokter di bumi tidak bisa menyembuhkan opung....terimakasih Tuhan Yesus" Kami semua tersenyum, tertawa namun juga sesungguhnya menangis didalam hati kami. Selain itu Christo juga selalu mengatakan berulang-ulang pada kami dengan yakinnya bahwa pada hari ke 40 nanti, opung-nya akan bangkit. Saat ditanya kenapa 40 hari, Christo dengan polosnya bilang karena opungnya sakit dan dirawat selama 40 hari [terakhir kali dirawat di RS Gatot Subroto].

Seperti saat mami pergi meninggalkan kami 5 tahun lalu, juga di bulan Agustus, kembali kami harus belajar menyesuaikan keseharian kami yang telah terbiasa bersama papi, belajar untuk menjalani hidup ini tanpa beliau....yach, sekarang ini, tanpa orangtua....Bukankah setiap hari adalah proses pembelajaran ? Belajar mengatasi kehilangan, belajar mengatasi rasa "sakit, belajar menghadapi kesedihan, dan belajar berbagai pelajaran kehidupan lainnya. 

Sudah 10 hari papi tidak bersama kami, dan masih akan ada hari-hari lain tanpa beliau bersama kami,....entah bagaimana kami menjalaninya, tapi satu hal yang kutahu pasti, DIA sang Yehovah Jireh Yehovah Rappa takkan pernah meninggalkan kami sendirian...

11 comments:

Multama Nazri said...

semoga beliau terima ya mbak...mbak baru 1o hari saya sudah lama sekali seperti yang saya tuliskan di blog saya "Dialog semu dalam sujudku",
sabar ya mbak

goresan pena said...

bu, kutipan doa ponakannya bikin hati saya miris...
aku teringat saat kakek meninggal dan bahkan aku tdk punya keberanian untuk melihat mayatnya...

Lia Marpaung said...

hi multama, terimakasih utk mengunjungi rumahku disini....aku baru saja jalan2 ke 'rumah'mu....:) dan merasa tidak "sendirian" membaca tulisanmu disana...makasih banyak yaaa....

hezra, setiap kali ponakanku mendengar ponakanku berdoa demikian aku [masih] merasa sedih juga tak berdaya....yach, one day at a time....mudah2an jadi lebih akan terbiasa di hari2 ke depan....hugs to you yaa....!

Multama Nazri said...

lia : ya udah mbak ya...beliaupun tidak menginginkan kita larut di dalamnya....aku percaya itu..

Bambang Saswanda Harahap said...

semoga beliau mendapatkan tempat terdekat disisiNya ya mbak... beberapa waktu lalu aku baru nulis puisi tentang rasa kehilangan sosok ayah..

JR said...

Deepest condolence ya Li.. maaf gue ga bisa dateng waktu pemakaman.

Time and God himself will heal all wounds. Bersandar aja selalu dan minta penghiburanNya. Mencoba bersyukur, sesulit apapun. Papi skrg udah senang di sana, ga ada lagi kesakitan, ga ada lagi kesedihan. Bisa ketemu lagi ama maminya Lia dan semua yg udah duluan. Tuhan ga mau membiarkan Papi sakit lebih lama karena Dia sayang papinya Lia.

Jalan Tuhan memang sulit dan ga dimengerti.. tapi Dia menjanjikan penyertaan dan pemeliharaan.

JBU..

Anonymous said...

Salam hangatku buat sikecil Christo, btw. brp tahun umur christo skng?

Lia Marpaung said...

timur matahari : terimakasih banyak untuk dukungannya dan berbagi pengalaman denganku menghadapi rasa kehilangan ini...

joyce: sungguh, tak ada yg pernah tahu rencana dan jalan Tuhan....tapi benar, DIA sendiri akan memampukan kita melalui jalan yg sulit itu...kapan ketemuan lagi, joyce ? miss u ya !

jo sitohang:terimakasih untuk mengunjungi rumahku disini ya....salam hangat kembali dari si kecil Christo...umurnya baru 5 tahun, tapi terkadang suka sok tua....termasuk kalau dalam menasehati tantenya supaya tidak sedih berkepanjangan....GBU.

Bambang Saswanda Harahap said...

mbak kmana aja?
jadi kangen postingan mbak?

Unknown said...

BErbahagialah dikau Ito, sempat menikmati kasih sayang sang ayah sampai dikau berkeluarga. Meskipun sebagai manusia biasa kita pasti sedih, kehilangan ayah yg sangat mengasihi kita.

Lia Marpaung said...

hi timur matahari: ini sudah nongol lagi...hehehe...makasih yaaa udah dikangenin :)

monang sirait:benar ito, sekalipun sedih, seharusnya aku tetap bersyukur pernah diberi kesempatan untuk menikmati kasih sayang papah...kali ini aku belajar bukan saja bagaimana menghadapi cobaan dan kesedihan, tapi juga belajar untuk "merelakan" kepergiaan papah sekaligus tetap dapat mengucap syukur...terimakasih untuk mengingatkan kelemahanku ya ito...God bless you !