August 12, 2008

Islam-Kristen bisa akur bila ‘imani’ sejarah

Berikut adalah tulisan seorang rekan asal Medan. Sebagaimana kebanyakan orang Batak yang terkenal "berani dan tegas", saya pun menganggumi tulisan bang Jarar disini. Dan di rumahku disini, ku coba "pajang" tulisan si abang. Mudah-mudahan pembacaku dapat menangkap "kerinduan" sekaligus "harapan" si penulis. Yang sungguh menginginkan adanya persatuan dan persaudaraan, khususnya dari mereka yang mengaku beragama Islam, Kristen, dan juga Yahudi.

Selamat membaca ! :)

Islam-Kristen bisa akur bila ‘imani’ sejarah

Oleh Kitri Dewi — Agama Islam, Kristen, dan Yahudi berasal dari “satu kubu: kubu Abraham”, tapi justru umatnya sering bertengkar.

Dua minggu lalu Blog Berita mendapat surat dari seorang pembaca — tidak kutulis namanya karena aku belum meminta izin padanya. Dia tinggal di Jerman bersama isterinya dalam rangka kuliah master. Dia Batak muslim seperti aku. Dia menulis: “Banyak sekali situs dan blog yang menceritakan tentang budaya Batak, namun kurasa tidak semua baik atau benar. Banyak tulisan yang sifatnya bukan menjalin tali persaudaraan tapi justru sebaliknya, bahkan banyak juga saya jumpai blog orang Batak yang sifatnya provokatif terhadap agama tertentu.”

Dia sepaham dengan aku bahwa orang Batak harus bersatu bukan semata-mata karena memeluk agama yang sama, tapi karena kebatakan. Kubalas suratnya: “Kau Batak, aku Batak, dia Batak, mereka Batak; maka kita harus bersatu supaya lebih kuat. Lebih jauh lagi: Kau orang Indonesia, aku manusia, dia keturunan Adam, mereka pun ciptaan Tuhan; maka semua orang tidak boleh saling menyakiti, dan harus saling mencintai.”

Prinsipku itu tidak berbeda dengan apa yang ditulis pembaca Blog Berita lainnya, Kitri Dewi, saat mengomentari artikel Mustahil orang Kristen bisa menjawab. Dewi menulis opininya dari perspektif sejarah agama. Sangat bagus, aku suka membacanya. Berikut ini adalah pendapat Kitri Dewi selengkapnya, kukutip secara utuh tanpa diedit, sementara judul di atas adalah bikinan Blog Berita.

Saudara-saudaraku,

Sebenarnya, baik pemeluk agama Islam maupun Kristen pada dasarnya ada 3 kelompok manusia berdasarkan pengalaman, pengertian, dan kedewasaan iman masing-masing sebagai individu maupun jemaat.

Kelompok 1 adalah mereka yang hanya beragama Islam atau Kristen tetapi hanya sebatas KTP nya saja karena di Indonesia orang HARUS punya agama. Titik. Kelompok ini tidak suka membicarakan agama, agama orang lain maupun agamanya sendiri. Begitu ada orang beragama lain yang datang dengan baik dan penuh kasih, sehingga menggerakkan hatinya, akan sangat mudah bagi kelompok ini untuk pindah agama. Bisa karena memang hati yang tergerak (dan kalau ini saya percaya ada camour tangan Tuhan sendiri) ada pula yang hanya melihat karena lebih menguntungkan.

Kelompok 2 adalah mereka yang mengaku setia kepada agama sebagai ideologi yang harus dibela, disakralkan (agamanya yang disakralkan dan dimuliakan), mengaplikasikan agama secara logika, sebatas ritual, dan emosional, tetapi sebenarnya tidak mengenal Allah dan kebenaranNya, sifat dan karakterNya, kehendakNya, melalui apa yang difirmankanNya di dalam kitab suci masing-masing.

Kelompok ke 3 adalah mereka hatinya benar-benar melekat kepada Allah, yang mencari Allah dengan segala kebenaranNya, kemuliaanNya, sifat-sifatNya, karakterNya, kehendakNya, melalui semua yang difirmankanNya di dalam kitab suci masing-masing. Kelompok ini lebih asyik mendengarkan apa kata Tuhan daripada apa kata manusia melalui pengalaman rohaninya menikmati kebaikan dan kemuliaan Tuhan di dalam perjalanan hidupnya.

Sama dengan ketika pemeluk agama Islam dilecehkan oleh kartunis Denmark, melalui film Fitna, dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa pelecehan agama Islam, reaksi pemeluk agama Islam inipun juga berbeda-beda. Orang Islam kelompok 1 reaksinya cuek, kelompok 2 demo besar besaran bahkan ada yang menghalalkan darah orang yang sudah melecehkan, tetapi kelompok 3 tetap asyik menjalankan ibadahnya kepada Tuhan karena percaya kemuliaan Allah tidak akan sedikitpun berkurang hanya karena ulah manusia, dan tetap menjaga hati masing-masing agar tetap bersih dan berkenan bagiNya.

Demikian pula ketika kekristenan dilecehkan atau diserang, 3 kelompok yang mengaku Kristen ini mengambil sikap berbeda-beda sesuai level kedewasaan iman mereka.

Saya mengatakan “kelompok” ini bukan dalam pengertian sebagai organisasi gereja tertentu, tetapi lebih pada pengalaman dan kedewasaan iman dan pengertian masing-masing orang Kristen sebagai individu, yang saya lihat memang ada 3 kelompok besar, terlepas dari gereja atau organisasi kekristenan manapun.

Orang Kristen kelompok 1 yang hanya sebatas Kristen KTP, akan cuek karena tidak tahu menahu, wis embuh, terserah orang mau ngomong apa, EGP, ATAU kemudian pindah agama lain ketika ada orang lain yang menawarkan agama lain yang dia lihat lebih menguntungkan.

Kelompok orang Kristen no 2, karena melihat kekristenan sebagai agama dan ideologi yang harus dibela tetapi sebenarnya tidak pernah mencoba mengerti apa yang benar dihadapan Allah, akan bereaksi keras, seolah-olah sudah didzolimi. Mereka akan ganti menjelek-jelekkan agama orang yang melecehkan, bersikap sama menjadi arogan dan seolah-olah dia dan agamanya yang paling benar dari konteks manusia.

Kelompok orang Kristen yang ke 3 memandang kekristenan bukan sebagai agama, tetapi lebih pada relationship with the Living God. Kelompok Kristen yang seperti ini (again, terlepas dari organisasi dan gereja kristen yang manapun) lebih tertarik mencari hadirat Allah, mendengarkan Tuhan mengatakan apa daripada apa yang dikatakan manusia dan dunia, sehingga pada saat hatinya tergoda untuk berontak tidak terima dengan pelecehan itu, mereka merefer kembali kepada bagaimana dan apa sikap Yesus pada saat dihina, dilecehkan, dipermalukan, disiksa, dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi dan Romawi.

Kelompok ini bukannya tidak merasa gusar dengan semua penyerangan dan pelecehan, bukannya takut membalas karena minoritas, tetapi mereka percaya bahwa Yesus sudah mengalami yang lebih dasyat, lebih sakit, lebih memalukan, tetapi Yesus setia sampai mati dan bangkit lagi, demi melepaskan mereka [yang percaya] dari cengkeraman kuasa dosa dan maut. Itu sebabnya secara rohani, walaupun mereka gusar dan sebenarnya bisa berbuat sesuatu, mereka bertahan untuk taat kepada kemimpinan Yesus, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi mengampuni orang-orang yang melecehkan karena orang-orang ini tidak mengerti, dan menjaga agar hati tetap bersih dari segala kepahitan. Kelompok orang Kristen yang ini, justru berkeyakinan bahwa bila mereka membalas dengan ganti melecehkan apalagi sampai menumpahkan darah, itu akan menyedihkan Tuhan, itu adalah pemberontakan terhadap perintah Allah Yang Maha Tinggi, bahwa hanya Allah saja yang berhak untuk membalas.

Ini pula sebabnya, di kalangan orang Kristen tidak ada ajaran untuk menganggap orang Yahudi sebagai musuh, walaupun secara perhitungan manusia, harusnya orang Kristen lah yang lebih benci kepada orang Yahudi karena orang Yahudi lah (selain orang Romawi) saat itu yang merendahkan, mempermalukan, menghina, melecehkan, dan membunuh Yesus dengan cara seperti orang terkutuk.

Selain karena ketaatan kepada keteladanan Yesus, orang Kristen kelompok ini memahami dan percaya bahwa secara rohani melalui Abraham (Ibrahim) sebagai bapa rohani mereka, orang Yahudi dan orang Islam adalah saudara. Orang Kristen yang membaca Alkitab akan tahu sejarah dan akan menghormati sesama pemeluk agama Allah sejak mulai Abraham. Kekristenan lahir justru setelah kematian Yesus, demikian pula Islam ada setelah ada Nabi Muhammad.

Pada awalnya hanya ada 2 kelompok bangsa yaitu bangsa yang menyembah dan mengorbankan persembahan darah kepada banyak dewa (kafir), dan bangsa yang menyembah satu Tuhan, Yang Maha Kuasa Allah Abraham, Allah Ismael, Allah Iskak, Allah Yakub (Israel). Catatan: Israel tidak identik dengan Yahudi. Disebutkan di Alkitab maupun Al Quran, bahwa yang disebut sebagai Israel adalah Yakub (jadi berbeda dengan Negara Israel jaman sekarang ini), yang disebut bangsa Israel di Alkitab maupun AL Quran adalah Yakub, anak Iskak, cucu Ibrahim, dan bangsa keturunannya. Yakub (Israel) sendiri punya 12 keturunan dan dari 12 keturunan inilah ke 12 bani Israel ada, salah satunya Yehuda (Yahudi).

Ismael anak Abraham dari Ibu Hagar (Hajar) dan Iskak anak Abraham dari Ibu Sara. Iskak menurunkan Yakub (Israel) Yakub menurunkan Yusuf (selain 11 saudara lainnya, salah satunya Yehuda yang menurunkan bangsa Yahudi). Dari keturunan Yusuf ini setelah kesekian puluh lahir Daud AS, yang menurunkan Salomo (Sulaiman AS) dan pada keturunan ke 14 setelah Daud lahirlah Yesus melalui perawan Maria (Maryam).

Israel artinya “Pangerannya Elohim/Allah” (maksudnya yang disayang oleh Allah), Ismael artinya Yang didengarkan oleh Allah. Seperti keturunan Abraham yang lain, Ismael juga diberkati sebagai bapa dari bangsa yang besar, dan setelah sekian puluh keturunan, dari Ismael ini lahir Muhammad yang mengajarkan Islam.

Jadi menurut hemat saya, orang Kristen yang menjadi gusar termasuk yang menjadi pahit dan mengeluarkan kata-kata hujatan di forum ini, sebenarnya sudah mengingkari identitas kekristenannya.

Secara keimanan memang ada beberapa hal fundamental yang berbeda, tetapi orang Kristen dan Islam, (termasuk pemeluk agama Yahudi) bila berhadapan satu sama lain hendaknya mengingat sejarah bukan hanya sejak jaman Musa, Yesus atau jaman Muhammad, tetapi ditarik lagi jauh ke belakang pada jaman Ibrahim, dan ditarik lagi jauuuh ke depan bahwa kita sama-sama menantikan kedatangan Yesus (Isa al Masih) yang ke dua kalinya untuk memerintah dengan kasih dan damai sejahtera. Orang Islam maupun Kristen sama-sama mengimani bahwa kelak Setan (Dajjal) akan dikalahkan oleh Isa (Yesus).

Pada saat itulah semua kebenaran yang sejati akan terbuka dan menjembatani semua perbedaan selama ini, kita akan dikembalikan lagi seperti jaman Ibrahim, dipersatukan lagi sebagai satu jemaat umat Allah Yang Maha Kuasa. Dengan begitu kita akan melihat satu sama lain sebagai saudara, bukan saingan, bukan musuh, bukan untuk dijelekkan, bukan untuk direndahkan satu dari yang lainnya, tetapi untuk dikenal dan dipahami satu sama lain tanpa menghakimi. Allah sendiri yang akan menghakimi.

Demikian saudara-saudaraku. Terima kasih.

6 comments:

Djoko Wahjuadi said...

Oops, iman adalah komitmen seseorang yang paripurna terhadap agamanya...tidak akan lapuk oleh hujan dan tidak akan lekang oleh panas serta itu sangat personal. Sehingga keimanan menjadi hal yang tidak tepat untuk diangkat sebagai topik diskusi, pembicaraan bahkan sebagai topik dalam obrolan sekalipun...biasanya akan berakhir pada ketidak sepahaman...

JR said...

Memang topik yang agak sensitif. Tapi, kalau pembicaraan2 bisa menjembatani perbedaan2 yang ada, mengapa tidak? Daripada diam tapi memperlebar jurang. Mungkin justru melalui diskusi2, satu sama lain bisa saling melengkapi, saling menguatkan, saling membangun. Pendapatku, iman adalah komitmen seseorang terhadap Tuhan.. Agama adalah 'relasi'.

Just my thought :)

Multama Nazri said...

saya juga sependapat dengan mas djoko dan jr..
ada hal yang sangat prinsipil bila kita mengupas akan hal ini. keimanan itu tidak hanya ditentukan oleh sejarah atau hal duniawi lainnya...ayah dan anak sekalipun tidak akan sama keimanannya, walau dari satu keturunan. dan saya pikir 2 agama tidak bisa kita samakan. baik dari ibadahnya, tuhannya, atau budaya agama itu sendiri.
tapi yang harus kita pahami adalah satu hal. baik itu agama apapun hanya mempunyai satu tujuan yakni memberikan kedamaian, apakah itu untuk hati dan komunitas, dan memanusiakan manusia tentunya.
bila itu kita pahami maka kita akan tahu kenapa kita harus berbeda...bukan kita tahu kenapa kita harus bermusuhan. berbeda bukan berarti bermusuhan...
salam kenal ya...

Bambang Saswanda Harahap said...

mudah-mudahan kita bisa memahami iman sebagai suatu prinsip untuk kebijaksanaan.. bijaksana dalam memandang orang lain dengan segala kompleksitasnya..
agama adalah solusi, terkadang manusia sendiri yang membuat agama sebagai sebuah mercusuar tinggi yang harus lebih tinggi dari segala sesuatunya.sehingga saat ini agama menjadi grand isu untuk membuat perpecahan. agama tidak sempit. setiap agama tentunya megajarkan untuk menghargai dan menghormati.. agama adalah sebuah kebebasan berdasar yang mengatur terjaminnya harmonisasi hidup...

goresan pena said...

hm... di jawa, lahir yang bernama kejawen...
sebenarnya untuk melunakkan dan menyatukan islam dan kristen....
tapi, haruskah itu dipertentangkan?
pluralisme.. atau multikultur?

KitriDewi said...

@Djoko Wahjuadi: Coba baca sekali lagi apa yang saya tulis dalam pendapat saya itu. Iman kalau yang anda maksud adalah "belief system" atau "yang diyakini sebagai kebenaran" dalam agama masing2, justru harus dikomunikasikan sehingga masing2 memahami ooo belief system Islam itu begini dan yang Kristen begitu, mana yang sama dan mana yang berbeda, masing2 tahu. Pemahaman terhadap persamaan dan perbedaan itu yang akan menjembatani hubungan antar pemeluk agama untuk saling menghormati.

Yang saya bahas dalam tulisan ini adalah dari sudut pandang kitab suci ke dua agama, yang sama2 diyakini sebagai kebenaran oleh pemeluknya masing2.

Kalau anda orang Islam, anda akan meyakini Al Quran dan Al Hadits sebagai dasar dari kebenaran agama. Ya kan?

Kalau saya orang Kristen maka saya memegang Alkitab sebagai referensi kebenaran agama saya.

Nah apa sih yang dikatakan Al Quran dan Alkitab yang sama dan yang berbeda, ini yang perlu dimengerti oleh masing-masing. Yang sama, fine, itu akan menjadi penguat kerukunan. Yang berbeda, tentu saja bukan untuk dipercayai karena kalau berbeda berarti bertentangan dengan keyakinan kita. Tetapi bila kita tahu mana yang beda, paling tidak kita mengerti di mana perbedaannya.

Saat ini begitu banyak kesalahpahaman dalam memandang. Orang Islam memandang Kristen dan Yahudi sebagai kafir, bahkan musuh, dan sebaliknya. Memang tidak semua, tetapi ada sebagian yang berpandangan demikian, karena tidak mengerti.

Padahal kalau masing-masing kita melihat ke dalam kitab suci yang kita pegang masing-masing, walaupun ada prinsip2 yang berbeda, tetapi ada pula yang sama. Yang saya kedepankan dalam tulisan saya itu adalah point yang sama, yaitu:

1) Kristen dan Islam, sama-sama menyembah Tuhan yang disembah Ibrahim (Abraham)

2) Kristen dan Islam sama-sama menanti kedatangan Isa/Yesus yang kedua kali di akhir jaman sebagai Hakim Terakhir.

3) Yang dimaksud dengan Israel adalah Yakub (anak Isak, cucu Abraham) sehingga yang dimaksud dengan bangsa Israel adalah bangsa keturunan Yakub.

Tiga hal itu adalah hal yang sama-sama di sebutkan dalam Al Quran maupun Alkitab.

Jadi hal yang memang sama, ya memang sama, tidak bisa ditolak kalau kita yakin atas kebenaran kitab suci masing-masing. Al Quran mengatakan demikian dan bila anda orang Islam maka apa yang tertulis di Al Quran adalah kebenaran kan? Demikian pula yang Kristen, Alkitab mengatakan 3 hal di atas sama persis, jadi juga tidak bisa ditolak kenyataan bahwa untuk ke 3 hal di atas, Kristen dan Islam mengimaninya sebagai kebenaran, karena tertulis di masing2 kitab suci.

Nah, kalau di lihat persamaan itu, dari awal jaman Abraham dan nanti di masa depan, bukankah lebih baik pemeluk Islam dan Kristen untuk bersaudara daripada bermusuhan. Itulah point saya dalam tulisan saya ini.

Terima kasih kepada pemilik blog yang sudah memuat tulisan saya.