April 4, 2009

Say "NO" to Capres Penginjak HAM !

Kamis kemarin disela-sela hiruk pikuk calon legislatif dan partai politik berkampanye menebar janji-janji kepada pemilih, Komunitas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM menggelar konvoi "kamisan", menyampaikan seruan kepada khalayak untuk menolak dan tidak memilih calon presiden pelaku pelanggaran HAM.

Aksi ini sesungguhnya merupakan reaksi penolakan dan himbauan untuk tidak memilih tiga orang bekas jenderal yang kini mencalonkan diri menjadi presiden. Ketiga orang tersebut adalah Wiranto, Prabowo dan Sutiyoso. Ketiga-nya dianggap pelaku pelanggaran HAM yang kasusnya hingga kini masih belum terselesaikan.

Konvoi bertajuk "Seruan Pejuang Hak Asasi Manusia Respon Pemilu 2009" itu memulai rute pertamanya dari Tugu Proklamasi menuju kantor Komisi Pemilihan Umum atau KPU Pusat. Namun, sebelum tiba disana, iring-iringan berhenti sejenak di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura di jalan Diponegoro. Chris Biantoro, salah seorang orator pejuang HAM kembali menegaskan dan menyerukan untuk tidak memilih Wiranto, karena dia adalah salah satu pelaku pelanggaran HAM di Timor-Timur sebelum lepas dari Indonesia.

Tiba di kantor KPU Pusat, peserta konvoi menurunkan tiga kotak suara tiruan. Ketiga kotak itu kemudian diisi lembaran kertas bertuliskan berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi sejak masa Soeharto hingga SBY: Tragedi 1965, Tanjung Priok, Tragedi Semanggi I dan II, kasus Lampung, pembunuhan Munir hingga korban tragedi lumpur Lapindo.

Dalam kesempatan yang sama, peserta konvoi juga menggelar baliho bertuliskan "Seruan Pejuang HAM" dan membacakannya secara massal. Berikut adalah lima point seruan yang mereka sampaikan dan layak kita cermati. Seruan yang diperuntukkan bagi perubahan Indonesia yang beradab, berprikemanusiaan dan berkeadilan.

Pertama, jadikan penguatan dan konsolidasi gerakan rakyat termasuk korban pelanggaran HAM sebagai jalan keluar untuk memperkuat daya kristis, daya kontrol dan daya tawar politik yang bermakna.

Kedua, jangan pilih caleg / parpol dan capres / cawapres pelaku pelanggaran HAM, pelindung pelanggar HAM, atau yang tidak memiliki agenda HAM.

Ketiga, pilih caleg / parpol, capres / cawapres yang pro-HAM, pro-rakyat, serta jangan mudah percaya pada janji mereka yang tidak memiliki rekam jejak keberpihakan terhadap korban/rakyat. Nah, jelas kan...JANGAN pilih mereka yang pernah terlibat dalam melakukan aksi kekerasan, penculikan, apalagi pembunuhan. Termasuk mereka yang melindungi para pelaku...selain itu, malu doonk kita memiliki anggota legislatif bahkan Presiden/Wapres yang pernah menyandang gelar penculik, apalagi pembunuh ! Masih ada banyak putera-puteri Indonesia yang layak kita pilih. Kita hanya perlu memberi mereka kesempatan, yaitu dengan memilih mereka yang memang pantas dipilih karena memiliki integritas sebagai manusia.

Keempat, rakyat yang memilih GOLPUT, jadilah golput yang kritis dan aktif mengorganisir diri serta melakukan pendidikan politik. Kalau tidak tahu bagaimana melakukan pendidikan politik, paling tidak jadilah seorang golput yang giat menganjurkan orang lain untuk menggunakan hak pilihnya. Hubbyku bilang, ini baru namanya golput yang cerdas ! :)

Kelima, negara harus memenuhi kewajibannya untuk menuntaskan berbagai masalah pelanggaran HAM dan memenuhi hak-hak dasar rakyat pada sisa waktu pemerintahannya. Hmm...am just hoping that President SBY reads my blogs here, then i will say these, "hi mr P, I want you to know that I gave you my vote back on 2004. So please do your homework on this human rights issue, be the leader in defending your own people, then definitely I will vote for you again this year".....sengaja ditulis dalam bahasa inggris, soalnya khan Pak SBY suka sekali berbicara bahasa inggris tooh ??? :)

Usai membacakan seruan pejuang HAM, peserta konvoi melanjutkan perjalanannya menuju DPR RI dan menyampaikan orasinya. Mereka menyerukan agar rakyat tidak memilih caleg yang tidak mendukung upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM. [so for my elder brother and sister, titip yaaa kalau terpilih jadi anggota legislatif baik dari PDS maupun PDIP, untuk dapat memprakarsai penyelesaikan kasus pelanggaran HAM....ini baru namanya sayang adik dan yang terutama, sayang rakyat ! hehehe]

Buat teman-temanku. Enam hari lagi adalah hari pemilihan. Buat yang memutuskan untuk tidak menjadi golput, masih ada kesempatan untuk memikirkan, menimbang-nimbang [silahkan saja jika ingin menggunakan metode klasik dengan cara menghitung kancing...ini boleh-boleh saja kok !], siapa gerangan yang akan anda pilih. Siapapun orang itu, pilihlah seseorang yang memang memiliki kualitas untuk menempati posisi tersebut, bukan asal nge-top atau dikenal baik semata [sekedar "baik" saja tidak cukup untuk memimpin negeri ini, kita butuh seseorang yang memang mau bekerja untuk rakyat, untuk kita !]. Jangan kita sampai salah pilih dan dikemudian hari pilihan kita itu ternyata hanya ingin memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Ini namanya kita telah ditipu dan suka tidak suka, kita turut bertanggungjawab atas kesalahan orang ini, termasuk dalam partisipasi membuat negeri ini tidak menjadi lebih baik. Mudah-mudahan mereka yang dahulu memilih anggota legislatif pelaku korupsi seperti Alamin Nasution, tidak akan mengulangi kesalahan dalam memilih lagi !

Selain itu, jangan biarkan ada orang lain memilih atau menentukan pilihan anda. Karena ini adalah tanggung jawab kita sebagai pribadi, sebagai pemilih individual. Selamat memilih !

One [Wo] Man. One Vote. One Value.

No comments: