January 20, 2009

In Memoriam : Yupi Usyor

[ki-ka: mbak Rihana, Yupi, Lia, mbak Lilies]

Seorang lagi kawanku "pergi" dan menjadi korban keganasan virus HIV/AIDS. Sore ini aku menerima berita duka via SMS dari seorang kawan di Papua.

"Hari ini pukul 14.25 kita kehilangan seorang teman terkasih, Yupi Usyor, telah dipanggil kembali kepangkuan Tuhan YME di Surga."

Teringat siang hari dibulan Desember 2005. Perkenalan pertamaku dengan Yupi. Saat aku masih tinggal di Kota Jayapura. Hari itu aku dan Yupi menjadi "seksi repot" mengawal kegiatan pentas musik bertajuk "Dance for Life" yang disponsori oleh kantorku saat itu, UNICEF, guna mempromosikan bahaya HIV/AIDS di kalangan anak muda di Jayapura. Sejak itu pertemuan demi pertemuan kerap terjadi diantara kami.

Yupi adalah seorang anak muda asli Papua. Dia seorang waria sekaligus pengidap AIDS, tetapi sejak awal tidak malu mengakui keberadaannya sekaligus perduli akan bahaya dan penyebaran HIV/AIDS, serta kerap mempromosikan bahaya HIV/AIDS dikalangan teman-temannya. Disela-sela waktunya, Yupi juga bekerja paruh waktu sebagai volunteer di VCT RSUD Jayapura. VCT atau Voluntary Counselling and Testing adalah klinik yang memberikan test sekaligus konseling mengenai HIV/AIDS. Meski hanya sesaat pertemanan kami, tetapi aku juga belajar banyak hal dari Yupi. Cerita hidupnya sekaligus perjuangannya agar dapat diterima oleh masyarakat membuatku menjadi lebih dapat menerima sekaligus memahami keberadaan kelompok teman-teman seperti Yupi. Beberapa saat sebelum kepindahanku kembali ke Kota Jakarta, aku juga sempat membantu Yupi yang menjadi panitia saat mengadakan Lomba Waria se-Papua. Yupi bahkan sempat memintaku menjadi salah satu juri dalam kontes tersebut. Sayang, saat hari kontes tiba adalah hari terakhirku di Papua dimana ada banyak hal yang harus kukerjakan menjelang kepindahanku kembali ke ibukota. Setelah berada di Jakarta, kesibukan yang menyitaku membuatku hanya sesekali dapat berhubungan dengan Yupi. Itupun hanya via SMS. "Kaka Li", demikian aku mengingat Yupi saat memanggil namaku.

Too young to die, but that's life...never know when is your time to go away from this world ! Selamat jalan, Yupi. Hari ini kusempatkan mengenang dan berdoa untukmu. Semoga jalanmu dilapangkanNya menuju rumah abadiNya...

2 comments:

goresan pena said...

di 'sana' mungkin Tuhan sudah mempersiapkan tempat yang lebih indah...

Lia Marpaung said...

amin...demikian juga doaku, hesra....