May 10, 2008

Internet untuk semua....

Ketika memberikan sambutan pada Presidential Lecture yang diselenggarakan di Plenary Hall, JCC hari ini, Presiden SBY menyampaikan tiga pertanyaan berkaitan dengan peran teknologi dan informasi [TI] di era globalisasi sekarang ini. Yaitu bagaimana dunia akan berubah, bagaimana kita akan menggunakan TI untuk mengatasi segala permasalahan, dan bagaimana TI dapat mengurangi kemiskinan. 

Lebih lanjut SBY mengatakan bahwa dengan adanya TI, melalui internet, seluruh hambatan dalam berkomunikasi akan hilang dan dunia akan mampu berhubungan satu sama lain tanpa gangguan apapun. SBY menyampaikan harapannya agar TI mampu memerangi kemiskinan dan dapat berperan serta dalam meningkatkan pendidikan. 

Masalahnya untuk di Indonesia, bagaimana orang miskin dapat mengakses internet dan segala fasilitas terkait TI, kalau listrik saja masih menjadi barang mewah di banyak tempat dimana orang miskin berada. Mayoritas orang miskin tidak memiliki akses terhadap ketersediaan [availability] serta keterjangkauan [affordability] akan sarana listrik tersebut. 

Belum lagi penggunaan TI memerlukan tingkat pengetahuan yang relatif tinggi dimana banyak orang miskin tidak memilikinya. Jangankan orang miskin, ayahku saja yang seorang [pensiunan] jenderal tidak tahu bagaimana menyalakan computer...upsss....sorry dad....hehehe....contoh lain, ada banyak juga temanku [seumuran lhoohhh....] yang bahkan terus menerus gatek terhadap internet dan komputer, sekalipun komputer adalah bagian dari kesehariannya....hehehe 

Tidak bermaksud skeptis, namun nampaknya saat ini TI baru hanya dapat dinikmati oleh "orang mampu", material dan intelektual. Memang sih ada beberapa program baik dari donor maupun LSM, yang memberikan pelatihan akan TI terhadap orang miskin, namun menurutku semua itu sifatnya sementara dan tidak memberi dampak significant. Kebanyakan pelatihan hanya bersifat sementara, tidak ada tindakan lanjutan, sehingga apa yang sudah dilatih, karena tidak dipraktekkan, akhirnya hanya bersifat pengenalan dan dilupakan. Sementara bila ada program yang memberikan bantuan pengadaan komputer, kebanyakan peralatan tersebut akhirnya cuma menjadi pajangan saja. Jangankan masyarakat miskin, kantor pemerintah dan sekolah saja belum tentu telah dapat mengakses internet. Sekedar contoh, ketika beberapa bulan lalu mengunjungi beberapa sekolah dan kantor pemda di kota Binjai dan beberapa kota/kabupaten lain di Sumatera Utara, masih banyak kulihat komputer yang hanya menjadi pajangan, bahkan rak buku. Ketika ditanya apakah mereka dapat mengakses internet, jawabannya tidak ada fasilitas telepon. Jadi tidak cukup hanya ada listrik saja. Selain masih ada masalah beban biaya yang harus dikeluarkan dan tidak sedikit jumlahnya saat kita "berhasil" mengakses internet. 

Pengennya sih di kemudian hari, pemerintah dan juga swasta, dapat memfasilitasi akses "Wi-fi" secara gratis di banyak tempat... kalau perlu ada fasilitas seperti ini di balai-balai desa, dan kalau perlu lagi ditaruh beberapa komputer disana, sehingga masyarakat desa bisa setiap saat mengaksesnya......hmmm, asyiikk juga kalau besok-besok aku bisa chatting via skype dengan mansar Rumabar yang tinggal di salah satu desa di pelosok Pulau Biak sana....hehehe....

No comments: