May 4, 2008

Curhat !

Beberapa waktu lalu aku menerima sms dari seseorang yang mengirimkan ucapan terimakasih atas dukungan[ku ?] karena baru saja berhasil lulus ujian MA [Master of Art, atau sarjana S2]. Yang bikin aku heran, karena setahuku orang tersebut tidak sedang melanjutkan sekolahnya, bahkan sedang sibuk "berpartai ria" dan bahkan belakangan lebih sering menghabiskan waktu dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah guna meraih dukungan agar dapat, paling tidak meraih kursi DPR di pemilihan legislatif tahun 2009 mendatang. 

Yang membuat aku lebih heran, karena si orang ini adalah seseorang yang sudah cukup mempunyai kedudukan di salah satu partai terbesar yang ada di Indonesia saat ini, dan sepanjang yang aku tahu dan juga hampir kebanyakan teman lainnya, beliau ini tidak sedang melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, baik secara formal maupun "jarak jauh" atau via online course seperti yang sedang nge-trend belakangan ini. Hebatnya apa yang dilakukannya [meraih gelar instant], menurut cerita, nampaknya disetujui oleh pejabat tinggi dipartai tersebut. Rupanya orang ini adalah salah satu kader andalan partai tersebut. Punya uang. Cukup disukai dan dikenal [syukur2 dikenal luas seperti tokoh celebrity], namun sayangnya belum punya "cukup" gelar. Itu sebabnya beliau disarankan untuk segera meraih gelar sebelum tahun pemilihan 2009 nanti. Singkatnya buat partai, yang penting kader andalannya memiliki gelar sarjana tinggi. Sehingga dapat lebih mendongkrak image partai. Ga terlalu penting lagi "isi" kepalanya [kemampuan intelektualitas dsb], yang penting berani "cuap-cuap", disukai, punya koneksi, uang dan gelar dan [dianggap] loyal terhadap partai. 

Mudah-mudahan tidak banyak orang yang bercita-cita menjadi  pejabat, anggota legislatif, dsb ataupun yang sudah memiliki jabatan2 tersebut, yang memiliki mental dan integritas seperti beliau ini. Bagaimana negeri ini dapat maju bila dipimpin oleh orang-orang yang bahkan diragukan kejujuran dan integritasnya, dan cenderung menggampangkan "proses" dan mengutamakan "hasil" yang tanpa proses yang benar. Buatku sesuatu yang dicapai akan lebih abadi dan bermakna, setelah melalui serangkaian proses pembelajaran yang bermartabat. Bukan asal "nyamber". 

Menjadi seorang sarjana dan meraih gelar [tinggi] adalah suatu amanah. Tidak begitu saja turun dari langit. Semua ada proses, dan proses belajar adalah sesuatu yang tidak mudah. Ada pengorbanan. Entah waktu, pikiran, uang, dan terkadang keluarga. Dan yang lebih penting, adakah manfaat bagi orang lain saat kita meraih berbagai gelar tinggi tersebut, adakah ilmu yang dapat kita bagi, ataukah semua hanya untuk diri kita sendiri dan kepentingan kelompok kita saja ??? Hmm...jadi inget tulisan temanku Gita, are you using up all your energy to make other people happy ? 

Belakangan entah karena berusaha merangkul perempuan untuk berpolitik atau karena aku dianggap perempuan muda yang cukup punya "ilmu", beberapa partai bahkan salah satunya termasuk partai tiga besar di Indonesia, menawarkanku untuk menjadi anggota partai dan bahkan berjanji akan memberikan posisi yang menjanjikan padaku. Namun rasanya hati ini tidak bisa berkompromi....karena semua ini hanya akan diberikan padaku, bila aku juga dapat menjanjikan beberapa "janji politik" bila terpilih nanti....aah, semua memang ada harganya ! 

Belum waktunya dan belum saatnya aku berkiprah dalam dunia politik. Dan bilapun saatnya tiba nanti, aku harus meyakinkan diriku sendiri terlebih dahulu akan apa yang bisa kutawarkan, mampukah aku memberikan yang terbaik. Bukan buatku. Bukan buat kepentingan kelompokku. Tetapi buat spektrum yang lebih luas. Bekerja adalah suatu kebanggaan bagiku. Bila yang kukerjakan tidak dapat kubanggakan dan tidak memberi manfaat, maka tidak ada gunanya aku terlibat dalam pekerjaan tersebut. Satu hal yang memang kutanamkan dalam moral diriku, adalah kesadaran akan rasa malu. Malu bila memang kita tidak dapat melakukannya dan tahu kapan harus berhenti. Malu apabila yang kita lakukan itu tidak lebih dari menipu. 

Aaah, ini sekedar curahan perasaanku saja. Unek-unek dalam hati dan pikiranku yang ingin kubagi di sini. Melihat dan merasakan beberapa "keganjilan" menjelang tahun pemilihan 2009. Termasuk kasak-kusuk beberapa partai yang mulai gemar memasang artis-artis yang boro-boro tahu soal politik, apalagi soal "leadership".  Negeri ini butuh pemimpin yang benar-benar dapat memimpin ! Bukan hanya dapat menjual "suara" saat kampanye dengan berbagai janji, yang lebih sering hanya akan menjadi janji tanpa realisasi ! 


3 comments:

goresan pena said...

hiks..apa yah, baca tulisan ini bikin dada nyesek. seperti merefleksi diri sendiri, yang belum menyelesaikan kuliah S1, tertinggal diantara tmn2 lain.tapi semangat itu tdk pernah padam walau dg brbagai keterbatasan.beberapa menyarankan membeli ijasah saja, karena harga yg hrs dibayar sama saja dengan memulai lagi kuliah.
tapi, untuk apa jika harus menipu diri sendiri?
aduh, malunya jika suatu saat, anakku sudah besar dan dia bertanya ini itu ttg masa kuliahku..ah, kelaut aja deh..
hehe, maap ya, komen nya kebanyakan..
biasa bu, perempuan...

Lia Marpaung said...

lebih baik taking longer time to complete our study, daripada cepat...tapi diragukan kualitasnya :) ga papa commentnya panjang, blog ini memang terbuka juga untuk dialog dan curhat goresan pena yang panjang2 :)

goresan pena said...

hehehehe...:P
jadi malu...