April 28, 2008

Dari Sajak M.S. Hutagalung

Berikut adalah salah satu puisi dari kumpulan puisi amang M.S. Hutagalung, dari bukunya yang berjudul "Permata Kehidupan, Sajak-sajak Lansia".  Puisi ini lahir dari pengalaman individual beliau ketika berhadapan dengan berbagai peristiwa dalam kehidupannya. Puisi beliau memang cenderung sendu dan banyak bercerita tentang perenungannya terhadap kehidupan. Puisi inipun nampaknya lahir dari perenungan beliau setelah ditinggal pergi putra pertamanya pada hari natal 2004 lalu. Buatku, membaca puisi beliau ini bagaikan "memaksaku" untuk dapat belajar menjadi lebih bijaksana ....setiap hari....dalam menjalani hidup ini.... 

Melupakan Hari Yang Lalu 

Kadang-kadang aku ingin 
Agar melupakan masa lalu 
Sebab walau lebih banyak sukacita
Aku lebih banyak mengingat dukanya
Dan juga perbuatan-perbuatan bodoh
Duka lara belajar bahasa Arab dan Sanskerta di Fak. Sastra UI

Lebih banyak mencintai dari jauh
Aku berdagang "Langit",  tetapi bangkrut
Selalu tertipu berulang-ulang

Kematian anak tepat hari Natal
Padahal Ia selalu menolongku 
Memberi makan secara ajaib
Cinta keluarga dan teman-teman
Lepas dari hutang

Apakah hidup ini seperti cinta
Yang gagal, teringat seumur hidup
Yang berhasil, hanya gembira sebentar ?
Seperti kata lagu "Plasird Amour" 

Semoga tahun yang baru
Sudut pandangku berobah
Aku harus bijak kalau sudah lansia
Menghitung hari dan berkatNya.... 

 

1 comment:

Stella Aleida Hutagalung said...

Thanks Li udah mau meletakkan sajak papa di blogmu. Memang papa sangat terpukul dengan kepergian Bang Gum. Buat dia, kesulitannya di masa muda saat berjuang di sekolah, menghidupi keluarga dll tidak sebanding bebannya dengan kepergian anak sendiri... Papa masih sering menangis jika mengingat Bang Gum, kami pun begitu...