June 3, 2008

RS Tebet, Contoh Rumah Sakit Berbasis Manajemen Uang !

Pada tanggal 26 Mei 2008 lalu ayah saya di rawat di RS Tebet dengan gejala mengalami pembengkakan pada perut yang kemudian didiagnose telah mengalami penyumbatan prostat. Sebelumnya ayah saya yang berusia 70 tahun telah menjalani perawatan selama lebih dari 2 tahun dengan beberapa kali dirawat di RS Tebet dibawah penanganan Prof. Dr. Sb dikarenakan komplikasi penyakit diabetes, paru, dan ginjal.

Pada tanggal 30 Mei 2008, assisten Dr. Sb, Dr. C memberitahukan pihak keluarga bahwa ayah saya akan dioperasi prostat pada tanggal 31 Mei 2008, jam 10 pagi. Ini artinya pemberitahuan operasi diberitahukan kepada pihak keluarga hanya dalam selang waktu 1 hari. Sebelumnya pihak keluarga hanya diberitahukan akan kemungkinan operasi, namun belum menyebutkan kepastiannya. Dokter ini juga mengatakan bahwa operasi harus dilakukan pada hari yang telah ditentukan pihak rumah sakit tersebut karena bila tidak kondisi prostat ayah saya dapat semakin parah. Setelah itu pihak rumah sakit memberikan bermacam2 resep obat yang dikatakan harus segera ditebus pada hari itu juga, termasuk 1 dus infus berisi 12 botol dan pasokan darah yang harus kami ambil di PMI. Terus terang pihak keluarga merasa sangat heran dengan kesan terburu-burunya pihak RS Tebet dalam merencanakan operasi prostat pada ayah saya. Bahkan seperti tidak memberi cukup kesempatan bagi kami untuk membicarakan antar keluarga terlebih dahulu, termasuk mengenai harga biaya operasi yang belakangan kami ketahui sangat mahal yaitu hingga mencapai nilai Rp. 20 juta untuk operasi prostat ! [Belakangan kami kemudian membandingkan dengan RS International Bintaro dan RS Mitra International yang ternyata untuk operasi prostat jauh lebih murah yaitu sekitar Rp. 12 juta.] Keheranan dan kebingungan semakin memuncak ketika pada malam harinya sekitar jam 20, artinya hanya beberapa jam sebelum akan dioperasi, tiba-tiba Dr. C mengatakan ayah saya harus di transfusi albumin untuk persiapan operasi esok pagi. Ketika kami tanyakan mengapa harus ditransfusi albumin, Dr C mengatakan karena kadar albumin ayah kami yang rendah yaitu sekitar 2,7 [normal diatas 3]. Saat itu kami berkonsultasi dengan seorang teman yang kebetulan juga seorang dokter dengan membacarakan hasil USG ayah saya, beliau kemudian menyarankan agar sebaiknya operasi prostat ayah saya ditunda karena sepertinya kondisi beliau belum siap untuk dioperasi dan juga dikarenakan hingga 1 hari menjelang operasi, pihak keluarga belum pernah bertemu dengan pihak dokter yang bertanggung jawab akan memimpin operasi ayah saya sedang kami sangat mengharap mendapat penjelasan sejelas-jelasnya dari pihak dokter terutama karena ayah kami juga menderita diabetes yang ini artinya memerlukan penanganan dan persiapan khusus untuk operasi.

Singkatnya, setelah berdiskusi dengan kenalan dokter kami tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk menunda operasi dan memberitahukan hal ini kepada pihak dokter di RS Tebet. Namun yang sangat mengherankan, dokter di RS Tebet menolak keras bahkan mengucapkan kata-kata yang menurut kami sangat tidak pantas bahwa kami tidak dapat seenaknya membatalkan operasi. Kami harus cukup lama bersitegang hanya untuk menegaskan kembali kesepakatan pihak keluarga yang seharusnya adalah hak pasien dan keluarga yang dapat diterima dan dihormati oleh pihak dokter dan rumah sakit dimanapun !

Singkat cerita karena mengalami berbagai kekecewaan yang tidak cuma terkait hal diatas tetapi juga buruknya pelayanan di rumah sakit yang sangat tidak professional [dalam 1 hari dapat memberikan lebih dari 5 lembar resep dengan obat yang berbeda dan sangat banyak sehingga kami sampai-sampai dibuat kagum dengan banyaknya jumlah obat yang harus dimakan oleh ayah kami, sikap para suster dan dokter yang sangat tidak bersahabat, dan buruknya system kebersihan rumah sakit dan didalam kamar, padahal kami sudah membayar harga kamar yang cukup mahal yaitu sebesar Rp. 600 ribu / malam], pada akhirnya kami memindahkan ayah kami ke RS Mitra International dan dirumah sakit ini tidak serta merta dokter memutuskan ayah kami harus dioperasi seperti halnya RS Tebet, tetapi harus melewati serangkaian observasi untuk mengetahui kelayakan kondisi jantung, paru, ginjal, dsb apakah memang harus dan layak dioperasi. Dari tim dokter di rumah sakit baru ini juga kami mengetahui bahwa ternyata selama dalam masa perawatan ayah kami di RS Tebet, beliau diberi obat pengencer darah yang dapat beresiko dan berbahaya bagi keselamatan ayah kami bila benar beliau jadi dioperasi pada hari Sabtu pagi, 31 Mei seperti yang diinstruksikan oleh RS Tebet. Karena telah mengkomsumsi obat pengencer darah tersebut, bahkan saat selesai diobservasi di RS Mitra International, beliau belum dapat dioperasi sebelum kadar obat pengencer darah tersebut hilang. Lebih lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan ulang, tim dokter juga berkesimpulan bahwa kondisi ginjal ayah kami semakin buruk oleh karena diberikannya begitu banyak macam obat selama masa perawatan dan rawat jalan beliau di RS Tebet selama 2 tahun terakhir hingga sebelum akhirnya kami memutuskan memindahkan beliau ke RS. Mitra International. 

Semakin besar kekecewaan kami pada RS Tebet, padahal selama ini ayah kami telah menjadi pasien dan "pelanggan tetap" rumah sakit tersebut. Dan semakin kami kecewa dikarenakan ulah dan perkataan para dokter dan suster yang sangat tidak ragu-ragu menunjukkan bahwa keramahan dan kualitas pelayanan mereka diutamakan pada nilai uang yang [mampu] dibayar pasien. Lupakah mereka pada sumpah dokter yang mengusung misi kemanusiaan ataukah memang ini kenyataan system pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini yang semua diukur berdasarkan nominal uang dan sangat materialistis.

Namun kami juga sangat bersyukur karena telah dapat mengambil keputusan tepat memindahkan ayah kami ke rumah sakit lain. Tidak dapat kami bayangkan bila operasi tersebut jadi dilaksanakan dengan kondisi ayah kami yang masih belum layak operasi dan telah diberi obat pengencer darah tersebut yang dapat berakibat buruk akan terjadinya komplikasi saat menjalani operasi dan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Kami hanya dapat berharap semoga tidak ada “korban” lain dan RS Tebet dapat segera memperbaiki kinerja berbasis uang menjadi berbasis pelayanan kesehatan yang professional dan bertanggung jawab. Satu hal yang perlu disadari oleh managemen RS Tebet, bahwa di era maraknya persaingan antar rumah sakit seperti sekarang ini, jangan hanya bisa mematok harga tinggi untuk suatu pelayanan kesehatan, tetapi sebaiknya juga didukung oleh kecakapan dan kemampuan dalam melayani. Bila tidak, maka tidak ada bedanya antara pelayanan rumah sakit yang dipimpin oleh para dokter yang seharusnya memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dengan pelayanan yang diberikan oleh para dukun ! 

10 comments:

goresan pena said...

kalimat terakhir yang seru! hehe, hm..beberapa pengalaman yang nyaris serupa jg pernah dialami. gitu deh, kalo' uda berurusan dengan rumah sakit, kita seperti dihadapkan dengan kondisi tidak punya pilihan sama sekali. padahal, pliss deh... kita ini bayar!

Lia Marpaung said...

sistem pelayanan publik termasuk dalam soal kesehatan di negeri ini memang masih buruk. Namun bukan bearti ga bisa diperbaiki, justru ini yang menjadi tantangan kita semua, termasuk rumah sakit, apalagi swasta seperti halnya RS Tebet. Kalau pelayanan buruk, mana ada yang mau kesana....yang ada juga pada kabur....contohnya yaa yang terjadi pada ayahku itu....sekarang ini no way deeh berhubungan lagi dengan RS Tebet....hehehe...

Anonymous said...

Waaaaahhh...terima kasih yaaa ka :)
Hampir saja saya mau berobat ke spesialis di RS Tebet nich..pas searching2 eehh ketemu blog kaka yg menceritakan hal di atas :( , jadinya aku pikir2 lagi nich eeehhmmm..kira2 untuk spesialis syaraf dimana yg bagus dan tidak mahal yaaa :? Thanks alot yaa kaaa
Sani

hamba Allah said...

Menyesaal br baca blog ini stlh kecewa ayah sy d rawat mengalami hal serupa..
Over diagnose..skit biasa tp d suruh icu..dikatakan stroke pdhl sadar total gak ada lumpuh..
D rawat 4 hri sj sdh kena 20jt lebiih

Unknown said...

tante sy jg, waktu d rawat d rumah sakit tebet, tidak di tangani dengan baik dan profesional...saran saya dan keluarga besar saya untuk tidak merekomendasikan RS. Tebet selamanya.walaupun kesehatan dan kematian itu, hakikatnya datang dr Allah. SWT. demi kebaikan dan kesehatan kita semua. terima kasih semoga bermanfaat. wassalam

BAGUS KITCHEN said...

Saya baru saja operasi usus buntu beberapa hari lalu di rs tebet, penanganan bagus dan cepat, susternya baik2, saya dan keluarga pasien lama disini, recovery nya juga cepat, memang pada awalnya dr blm bisa memastikan penyakit saya, itu wajar, krn harus dilakukan beberapa test, setelah pasti penyakitnya apa saya segera dilakukan operasi usus buntu dengan metode laparastomi, yg saya senang dari rumah sakit ini adalah rs tebet tidak komersil, kalo rs lain psti sy disuruh laparaskopi yg biayanya lebih mahal apalagi sumber biaya asuransi yg limitnya lumayan besar, metodanya disesuaikan dgn keadaan, harga roomnya kelas executive sangat murah sekitar 850rb/malam, dibanding rs lain,, saya sangat puas dengan pelayanan disini dan saya adalah pasien langganan prof sb, sy kurang percaya dgn rumah sakit lain, pernah saya coba ke mitra, masa bersihin karang gigi aja 900rb, sakit batuk pilek ke poli umum 650rb, mentang2 sy pasien asuransi, ibu saya pernah sakit kaki bengkak di fatmawati dibilangnya kelianan tulang kaki, disini ketawan ternyata krn kolesterol dan sembuh di rs tebet

BAGUS KITCHEN said...

Menurut saya, kalo pasien tidak punya uang untuk berobat, jujur saja dengan dokter, jgn sok2an punya uang atau marah2, tetangga tmn saya kesini, jujur mau operasi tidak punya uang, tp punya bpjs, akhirnya dr rs tebet menyarankan ke rscm supaya bisa pake bpjs, dan surat pengantar semuanya DIBANTU,

Unknown said...

Saya pernah rogsen gigi untu bedah mulut dengan dokter samy
Karena saya menggunakan in health gold infonya akan di konfirmasi dulu ke pihak in health kurang lebih 1 minggu dan baru akan di konfirmasi ke pasien....sudah 1 bulan lebih tidak ada kabar dan konfirmasi dan kemaren saya meminta rogsen gigi saya yg di tinggal ternyata ngak ada...jadi ruwet

Bila ada piha Rs yg bisa bantu
Hub saya di nomer 085723777710
Terima kasih

kumahaaing said...

Pengalaman yg sama.. belum lama ini terjadi kepada ayah saya. 1minggu dirumah sakit 43jt++ ( ct-scan 2x,usg 2x,rontgen,3hari di ICU+ 3-4hari di ruang perawatan kls 3 ). Intinya banyak kejanggalan seperti yg mbak lia bilang...

Marlyn said...

Kami sekeluarga adalah pasien yang selalu menggunakan RS Tebet dikarenakan rumah kami di area Tebet dimana sangat dekat lokasinya.
Dokter nya sangat berkualitas, tapi sayang tidak di dukung oleh keramahtamahan dari para suster (yang standby selain di kamar VIP) dan pelayanan yang lama dari staff nya.
Jika anda sebagai pasien dengan menggunakan jaminan asuransi, sebaiknya sebelum melakukan tindakan medis apapun, anda cross check terlebih dahulu dengan pihak asuransinya, walaupun staff RS sudah meng-informasikan kepada anda.
Kami mengalami kejadian mis-communication antara pihak RS Tebet dengan Asuransi Mandiri Inhealth yang menyebabkan pasien dirawat di kelas 3, padahal seharusnya di kelas 1. Dan tidaK ada yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, mreka saling menyalahkan antara pihak RS dengan asuransi.
Sangat disayangkan atas kejadian ini, semoga bisa di lakukan perbaikan ke depannya.
*Marlyn*